Pengangguran merupakan salah satu persoalan kompleks dalam lingkup sosial dan ekonomi yang menjadi tantangan signifikan bagi suatu negara, pengangguran sering menjadi indikator kesehatan ekonomi karena mencerminkan sejauh mana negara mampu dalam menciptakan lapangan kerja dan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya manusia. Tingkat pengangguran yang tinggi tentu akan memberikan dampak buruk terhadap stabilitas ekonomi.
Indonesia merupakan negara dengan sumber daya yang melimpah, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia, kekayaan ini seharusnya dapat dimanfaatkan dan dikelola secara maksimal oleh pemerintah dan seluruh masyarakat Indonesia, pengelolaan sumber daya alam dan manusia secara efektif dapat membantu terbentuknya ekonomi yang lebih baik dan seimbang.
Dalam data Badan Pusat Statistik (BPS) tercatat bahwa jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,47 juta jiwa pada Agustus 2024 dimana angka tersebut menunjukkan penurunan dibanding pada Agustus 2023 yaitu sebanyak 7,99 juta jiwa. Hal ini sebanding dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 4,91 persen pada Agustus 2024 dengan angka penurunan sebesar 0,41 persen pada Agustus 2023. Meskipun tingkat pengangguran mengalami penurunan, pemerintah harus tetap waspada karena menurut data Dana Moneter Internasional (IMF) Indonesia masih menempati posisi pertama sebagai negara yang memiliki tingkat pengangguran paling tinggi se-Asia Tenggara dengan angka 5,2 persen.
Penurunan ini memberikan indikasi bahwa kebijakan ekonomi yang telah diterapkan menunjukan hasil yang positif dan mendukung perbaikan kondisi perekomian di berbagai sektor. Pengangguran dan stabilitas ekonomi memiliki keterkaitan yang sangat erat. Stabilitas ekonomi merupakan landasan tercapainya peningkatan kesejahteraan masyarakat yaitu melalui pertumbuhan ekonomi yang tinggi (TICOALU, 2021). Pengangguran memiliki dampak langsung terhadap kestabilan ekonomi di suatu negara.
Faktor Yang Memengaruhi Tingkat Pengangguran
Faktor utama yang menyebabkan angka pengangguran sering kali naik yaitu pertumbuhan ekonomi yang lambat, ketika perekonomian mengalami stagnasi atau pertumbuhan yang rendah, sektor-sektor yang menyerap tenaga kerja tidak dapat berkembang dengan optimal. Menurut teori klasik Adam Smith pengangguran dapat berkurang apabila suatu wilayah mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat dan tinggi (Diniyah, 2023).
Selain pertumbuhan ekonomi, faktor lainnya yang juga memengaruhi Tingkat Pengangguran di Indonesia adalah ketidaksesuaian keterampilan dengan kebutuhan pasar kerja, banyaknya tenaga kerja yang tidak memiliki keterampilan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan industri menyebabkan mereka kesulitan untuk memasuki pasar kerja dan mengakibatkan angka pengangguran meningkat. Faktor lain yaitu upah minimum, upah yang tinggi akan memengaruhi harga produk dan membuat perusahaan berusaha membatasi kenaikan harga, hal ini akan mendorong perusahaan untuk melakukan efisiensi termasuk pemutusan hubungan kerja.
Dampak Pengangguran Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Setiap negara berupaya semaksimal mungkin untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya dan memastikan perekonomian tumbuh secara stabil dan berkelanjutan. Tingkat pengangguran yang tinggi dapat memperlambat laju pertumbuhan ekonomi jika tidak ditangani dengan baik. Dampaknya sebagai berikut:
- Pengangguran terjadi ketika sebagian tenaga kerja yang tersedia tidak dimanfaatkan secara optimal, akibatnya terjadi penurunan kapasitas produksi suatu negara, yang pada akhirnya akan mengurangi nilai Produk Domestik Bruto (PDB). Tingginya tingkat pengangguran akan memberikan dampak langsung pada penurunan output ekonomi.
- Tingkat daya beli dan konsumsi menurun, dikarenakan masyarakat yang menganggur kehilangan sumber pendapatannya. Hal ini menyebabkan penurunan permintaan terhadap barang dan jasa serta menghambat laju pertumbuhan ekonomi.
- Pengangguran tidak akan mendorong perusahaaan untuk melakukan investasi, dan Investor cenderung ragu untuk menanamkan modalnya di negara dengan tingkat pengangguran yang tinggi karena potensi permintaan yang rendah dan risiko bisnis yang lebih besar.
Lalu apa upaya pemerintah untuk mengatasi/mengurangi pengangguran dan mencapai stabilitas ekonomi di Indonesia? perlu diingat bahwa pengangguran merupakan salah satu tantangan ekonomi yang memerlukan campur tangan pemerintah baik melalui berbagai kebijakan maupun peran strategi. Kebijakan pemerintah yang memengaruhi tingkat pengangguran diantaranya yaitu kebijakan fiskal dan kebijakan moneter yang bertujuan untuk mengendalikan pertumbuhan ekonomi. Menurut saya laju pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali juga dapat memicu meningkatnya angka pengangguran, dibandingkan dengan upaya membatasi populasi, solusi yang lebih efektif adalah dengan menciptakan keseimbangan antara pertumbuhan penduduk dengan ketersediaan sumber daya dan peluang ekonomi. Apabila peran pemerintah difungsikan secara maksimal hal itu akan memberikan dampak positif terhadap stabilitas ekonomi.
Peran Kebijakan Pemerintah
- Kebijakan Fiskal, salah satu instrumen penting dalam kebijakan fiskal yang digunakan pemerintah untuk mendorong penciptaan tenaga kerja dan menurunkan angka pengangguran dan kemiskinan adalah subsidi dan insentif. Subsidi tenaga kerja adalah bantuan finansial yang diberikan kepada pemerintah kepada perusahaan atau lembaga untuk meningkatkan intensitas tenaga kerja, selain itu ada insentif pajak yang merujuk pada ketentuan khusus dalam regulasi perpajakan yang menghasilkan pengurangan jumlah pajak yang wajib disalurkan kepada negara. Lebih jelasnya, insentif pajak membantu perusahaan membayar pajak dalam jumlah yang lebih sedikit, sehingga perusahaan memiliki lebih banyak modal untuk digunakan dalam operasional. Biaya yang lebih rendah memungkinkan perusahaan untuk mempekerjakan lebih banyak karyawan tanpa harus menaikkan harga produk atau jasa.
- Kebijakan Moneter, kebijakan moneter (ekspansif) mengatur pengeluaran masyarakat melalui penawaran uang dan suku bunga. Untuk mengatasi dan mengurangi pengangguran bank sentral menerapkan kebijakan ini dengan cara menurunkan suka bunga untuk mendorong sektor swasta dan meningkatkan jumlah uang beredar, bank sentral dapat mencetak uang tambahan atau melakukan pembelian aset seperti obligasi pemerintah. Selain itu kebijakan moneter dapat meningkatkan likuiditas pasar melalui operasi pasar terbuka (OPT) untuk mempermudah akses bagi bank untuk memberikan pinjaman kepada sektor riil.
Selain dua kebijakan diatas pemerintah juga menerapkan beberapa kebijakan dan strategi lainnya seperti memberikan dukungan terhadap usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), reformasi Pendidikan, pembangunan dan pembaharuan wilayah-wilayah khususnya di wilayah terpencil, menyederhanakan perizinan agar tidak menghambat investasi, program magang, program Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) dan program transmigrasi.
Lalu apakah masyarakat juga ikut berkontribusi dalam mengurangi tingkat pengangguran dan menjaga kestabilan ekonomi di Indonesia? jawabannya ya, masyarakat berperan aktif dalam menciptakan peluang ekonomi melalui kegiatan kewirausahaan, tidak hanya membuka lapangan kerja secara individu tetapi juga untuk orang lain yang membutuhkan pekerjaan, masyarakat juga dapat meningkatkan keterampilan melalui pelatihan atau pendidikan vokasi agar lebih siap bersaing di pasar kerja. Selain itu, Masyarakat dapat berpartisipasi dalam membangun jaringan kerja yang saling menguntungkan, seperti melalui komunitas profesional atau usaha kolektif.
Stabilitas ekonomi mengacu pada kondisi dimana perekonomian suatu negara dalam keadaan seimbang yang relatif stabil dalam kurun waktu tertentu (Mutmainnah, 2024). Menurut penilaian sejumlah rating Lembaga Internasional, ketahanan ekonomi Indonesia masih tetap terjaga dan didukung oleh ekonomi yang stabil, yang artinya penilaian tersebut positif. Sektor riil juga menunjukkan potensi pertumbuhan ekonomi yang menjanjikan.
Tidak hanya tingkat pengangguran yang memengaruhi stabilitas ekonomi tetapi juga banyak faktor lainnya. Dalam skala ekonomi makro diantaranya adalah inflasi, Tingkat inflasi yang stabil dan terkendali akan meciptakan stabilitas harga dan kepercayaan pasar, sebaliknya apabila tingkat inflasi ekstrem, baik terlalu tinggi atau terlalu rendah akan berpotensi mengganggu kestabilan ekonomi. Faktor lainnya adalah pertumbuhan ekonomi yang seimbang, tidak terlalu cepat maupun tidak terlalu lambat. Kekuatan nilai tukar mata uang domestik terhadap mata uang asing (Valuta) merupakan salah satu indeks stabilitas ekonomi, fluktuasi yang signifikan dalam nilai tukar dapat mempengaruhi kinerja sektor ekspor dan impor, serta menciptakan kondisi perekonomian yang stabil secara menyeluruh. Â Keseimbangan antara nilai ekspor dan impor sebagaimana yang termuat dalam neraca pembayaran juga dapat dijadikan sebagai alat ukur stabilitas ekonomi, ekspor yang lebih tinggi daripada impor menciptakan surplus yang positif dan menguntungkan perekonomian.
Pengangguran merupakan permasalahan yang terus menumpuk dan membutuhkan solusi yang berkelanjutan. Tingkat pengangguran yang tinggi tidak memungkinkan masyarakat mencapai penggunaan tenaga kerja yang terindikasi penuh, hal ini dapat diamati dari konsekuensi buruk karakteristik ekonomi yang disebabkan oleh masalah ketenagakerjaan dan pengangguran. Permasalahan pengangguran bukan hanya tanggung jawab pemerintah, namun juga menjadi tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat. Pengangguran telah menyebabkan dampak negatif terhadap perekonomian khususnya kestabilan ekonomi, mengingat pentingnya masalah ini, pemerintah dan masyarakat harus secara aktif terlibat dalam upaya mengatasi masalah pengangguran dan menjaga ekonomi tetap stabil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H