Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Melejitkan Daya Saing Bisnis Perikanan Berbasis Cluster

26 Oktober 2021   08:31 Diperbarui: 26 Oktober 2021   08:34 631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu fungsi manajemen stratejik adalah membangun dan mengembangkan daya saing bisnis. Sebuah perusahaan baik skala UMKM maupun korporasi perlu memperhatikan kemampuan daya saing mereka di pasar.

Michael E. Porter telah mencetuskan teori keunggulan bersaing yang memungkinkan sebuah perusahaan di suatu negara dapat meningkatkan daya saing mereka di tingkat global. Dalam ruang lingkup yang lebih mikro yakni usaha UMKM mampu bersaing di pasar bebas.

Ilmuwan tersebut menjelaskan bahwa suatu negara akan memperoleh keunggulan daya saing/competitive advantage (CA) jika perusahaan yang ada di negara tersebut bersifat kompetitif. Daya saing suatu negara ditentukan oleh kemampuan industri melakukan inovasi dalam meningkatkan kemampuannya.

Indonesia adalah negara yang memiliki keunggulan kompetitif di berbagai sektor yang dapat memposisikan daya saingnya pada pasar yang dimasuki. Sebutkan saja misalnya sektor kelautan dan perikanan. Sektor ini terdapat potensi yang luar biasa, baik laut, perikanan darat, maupun perairan atau danau.

Saya melihat di daerah-daerah yang sangat kaya akan hasil laut justru termarjinalkan. Masyarakatnya hidup dibawah garis kemiskinan. Sejatinya sektor tersebut menjadi leading of economy sector, bukan malah terpuruk dan kalah bersaing. 

Nah, pertanyaannya mengapa tidak mampu berdaya saing? Kalau dikaji-kaji penyebabnya memang bukan karena satu faktor saja, mungkin beberapa faktor turut mempengaruhi.

Diantara faktor yang paling dominan atau yang paling besar pengaruhnya adalah soal keterbatasan akses. Masyarakat pesisir memiliki aksesibilitas yang sangat rendah. Memang hal ini tidak terjadi disetiap daerah. Tetapi secara umum tipologi wilayah hampir sama.

Rendahnya akses komunitas pesisir khususnya pelaku usaha perikanan terhadap sumberdaya yang dibutuhkan untuk meningkatkan daya saing telah lama dibicarakan. Ini pula menjadi perhatian utama pemerintah untuk mengatasi kesenjangan.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong agar model peningkatan daya saing usaha dapat dilakukan dengan pendekatan cluster. Model ini dinilai lebih efektif dan efesien dalam melakukan pembinaan dan layanan.

Kelebihan model ini dapat menekan biaya pendampingan atau layanan, tepat sasaran, dan berdaya guna dalam distribusi sumberdaya yang dibutuhkan. Cara ini menjadi strategi mempercepat peningkatan daya saing.

Model cluster yang dipilih pun bisa lebih spesifik sesuai dengan karakteristik wilayah dan demografis. Kita dapat menciptakan cluster berbasis produk ataupun berbasis lokus (geografis).

Kedua model tersebut masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Untuk daerah yang produknya beragam sangat cocok menerapkan based area cluster (cluster berbasis wilayah), sedang daerah dengan produk homogen cocok berbasis komoditas.

Menurut KKP dengan menerapkan model kluster, produktivitas bisa ditingkatkan serta mengedepankan pengelolaan teknis yang lebih terintegrasi dan ramah lingkungan, disamping manajemen pengelolaan yang dilakukan secara kolektif.

Saya sependapat dengan gagasan Dirjen PDSPKP yang juga akan menerapkan pembinaan pelaku usaha berbasis cluster. Ini akan sangat memudahkan Tenaga Pendamping Usaha (TPU) untuk melayani UMKM binaan agar lebih berdaya saing.

Selama ini di sektor perikanan telah berjalan beberapa konsep klaster pada masing-masing industri seperti industri perikanan tangkap, perikanan budidaya, klaster garam,dan kawasan perikanan terpadu.

Embrio pembentukan cluster yang lebih besar dapat dimulai dengan membuat kelompok usaha bersama dengan jumlah anggota hingga 10 orang yang menghasilkan produk yang sama terlebih dahulu. Kemudian berkembang menjadi kelompok yang lebih besar.

Namun sebelum itu, petugas pendamping usaha harus memastikan bahwa mereka yang dilibatkan adalah yang benar-benar serius membangun usahanya. Sebab isu yang berkembang ditengah masyarakat saat ini, kelompok usaha bersama dibuat hanya untuk mendapatkan bantuan pemerintah saja.

Sehingga tidak heran jika kita lihat dilapangan, banyak kelompok usaha bersama yang gagal membangun usaha mereka. Hal ini disebabkan karena memang visinya sejak awal hanya untuk cari bantuan gratis dari pemerintah. Bukan untuk membangun usaha.

Nah, apabila Tenaga Pendamping Usaha sudah memverifikasi setiap pelaku usaha, langkah selanjutnya adalah merencanakan musyawarah untuk manajemen kelompok sebagai cluster. Akan sangat bagus jika kelompok terbentuk atas dasar kesadaran bersama dari mereka, bukan karena keinginan TPU.

Siapkanlah administrasi kelompok dengan lengkap dan teratur agar memudahkan dalam pengambilan keputusan. Pada aspek organisasi kelompok yang paling penting yakni adanya pengurus kelompok yang terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara atau sesuai kebutuhan.

Setelah kelompok terbentuk dari hasil rapat ataupun musyawarah, kemudian kelompok sudah dapat menyusun program kerja dan rencana kerja tahunan untuk mencapai visi dan misinya. Disini TPU hanya berperan sebagai fasilitator yang membantu kelompok dalam menjalankan fungsi manajemennya.

Lebih lanjut, keterbatasan akses dapat diatasi dengan mengoptimalkan peran kelompok bersama dengan TPU untuk mendapatkan sumberdaya eksternal yang dibutuhkan. Misalnya sumberdaya modal, pemasaran, perizinan, pelatihan, kemitraan, teknologi, dan lainnya sebagainya.

Oleh TPU akan menghubungkan kebutuhan kelompok (cluster) dengan penyedia layanan atau sumberdaya. Dengan demikian kemampuan bersaing dapat meningkat. Karena kelompok sudah memiliki kekuatan dan posisi tawar.

Sementara kelompok secara manajerial sudah berjalan. Pengembangan inovasi juga harus terus dikembangkan, baik dalam hal pengembangan produk, model bisnis, maupun sumber daya manusia. Kreativitas harus semakin meningkat dengan menciptakan ide-ide baru dalam bisnisnya. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun