Model cluster yang dipilih pun bisa lebih spesifik sesuai dengan karakteristik wilayah dan demografis. Kita dapat menciptakan cluster berbasis produk ataupun berbasis lokus (geografis).
Kedua model tersebut masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Untuk daerah yang produknya beragam sangat cocok menerapkan based area cluster (cluster berbasis wilayah), sedang daerah dengan produk homogen cocok berbasis komoditas.
Menurut KKP dengan menerapkan model kluster, produktivitas bisa ditingkatkan serta mengedepankan pengelolaan teknis yang lebih terintegrasi dan ramah lingkungan, disamping manajemen pengelolaan yang dilakukan secara kolektif.
Saya sependapat dengan gagasan Dirjen PDSPKP yang juga akan menerapkan pembinaan pelaku usaha berbasis cluster. Ini akan sangat memudahkan Tenaga Pendamping Usaha (TPU) untuk melayani UMKM binaan agar lebih berdaya saing.
Selama ini di sektor perikanan telah berjalan beberapa konsep klaster pada masing-masing industri seperti industri perikanan tangkap, perikanan budidaya, klaster garam,dan kawasan perikanan terpadu.
Embrio pembentukan cluster yang lebih besar dapat dimulai dengan membuat kelompok usaha bersama dengan jumlah anggota hingga 10 orang yang menghasilkan produk yang sama terlebih dahulu. Kemudian berkembang menjadi kelompok yang lebih besar.
Namun sebelum itu, petugas pendamping usaha harus memastikan bahwa mereka yang dilibatkan adalah yang benar-benar serius membangun usahanya. Sebab isu yang berkembang ditengah masyarakat saat ini, kelompok usaha bersama dibuat hanya untuk mendapatkan bantuan pemerintah saja.
Sehingga tidak heran jika kita lihat dilapangan, banyak kelompok usaha bersama yang gagal membangun usaha mereka. Hal ini disebabkan karena memang visinya sejak awal hanya untuk cari bantuan gratis dari pemerintah. Bukan untuk membangun usaha.
Nah, apabila Tenaga Pendamping Usaha sudah memverifikasi setiap pelaku usaha, langkah selanjutnya adalah merencanakan musyawarah untuk manajemen kelompok sebagai cluster. Akan sangat bagus jika kelompok terbentuk atas dasar kesadaran bersama dari mereka, bukan karena keinginan TPU.
Siapkanlah administrasi kelompok dengan lengkap dan teratur agar memudahkan dalam pengambilan keputusan. Pada aspek organisasi kelompok yang paling penting yakni adanya pengurus kelompok yang terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara atau sesuai kebutuhan.
Setelah kelompok terbentuk dari hasil rapat ataupun musyawarah, kemudian kelompok sudah dapat menyusun program kerja dan rencana kerja tahunan untuk mencapai visi dan misinya. Disini TPU hanya berperan sebagai fasilitator yang membantu kelompok dalam menjalankan fungsi manajemennya.