Tak sadar tiba-tiba tangannya yang dijunjung menghormati sang saka Merah Putih perlahan mulai terkulai, jatuh seiring tubuhnya yang mulai kelelahan.
Dalam hatinya bergumam, ini hanyalah sebuah seremonial belaka. Upacara ini bukan untuk dirinya tetapi bagi mereka yang mabuk kuasa. Pekikan lagu kebangsaan tak lebih hanya sebuah nyanyian tanpa makna.
Lelaki paruh baya itu pun kembali ke rumah nya dengan linangan air mata. Ia memanjat doa agar anak cucunya tidak dimurka karena keangkuhan dan kesombongan dalam berkuasa.
Dirgahayu Republik Indonesia, Jadilah negeri yang sebagaimana diharapkan oleh pendiri bangsa. Lantunkan lagu Indonesia Raya dengan segenap aksi nyata dalam bekerja, bijaksana dalam berkuasa, dan kekayaan hanyalah untuk kemakmuran rakyat semata. Semoga...! (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H