Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Setelah "Korupsi" Lalu Minta Maaf, Apa Maknanya?

16 Agustus 2021   22:33 Diperbarui: 16 Agustus 2021   22:33 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi benarkah memalukan?

Sejujurnya kalau manusia masih memiliki moralitas yang baik. Perbuatan korupsi itu memang memalukan. Rasanya tak pantas dilakukan oleh orang-orang yang telah diberi amanah.

Juliari Batubara yang konon dari partai PDIP dengan slogan partai wong cilik, masa makan bantuan wong cilik pula. Sangat tidak pantas dan memalukan sekali.

Dan sekarang ketika menjadi warga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Juliari Batubara dihadapkan didepan hakim pengadilan Tipikor untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya yang tidak bermoral tersebut.

Juliari Batubara pun memohon maaf, terutama kepada Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai PDIP.

Mengapa perlu minta maaf ke Megawati?

Bukankah harusnya dan wajib hukumnya meminta maaf pada setiap warga negara Indonesia?

Nah inilah fakta bahwa antara urusan negara dengan urusan partai sudah tidak ada batas. Idealnya tidak hanya Juliari tetapi seluruh maling yang mengkorupsi uang rakyat wajib minta maafnya pada seluruh WNI.

Logika seperti ini sejalan dengan konstitusi bahwa negara ini milik rakyat, kedaulatan adalah ditangan rakyat bukan ditangan partai apalagi milik ketua partai.

Justru partai-partai di negara ini telah menjadi parasit yang merongrong kedaulatan rakyat yang sesungguhnya.

Maka ketika Juliari Batubara lebih memprioritaskan permintaan maaf kepada seorang Megawati berarti intervensi partai dalam pekerjaan atau tugas-tugas menteri sangat kuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun