Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Setelah "Korupsi" Lalu Minta Maaf, Apa Maknanya?

16 Agustus 2021   22:33 Diperbarui: 16 Agustus 2021   22:33 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Permintaan maaf lazim dilakukan oleh manusia manapun di belahan bumi ini. Seperti yang dilakukan mantan Menteri Sosial Juliari Batubara, pelaku korupsi yang sedang menjalani proses persidangan di pengadilan Tipikor.

Tapi apa makna dibalik permintaan maaf pelaku korupsi itu?

Tengok ke belakang sejenak, ketika Covid-19 menerjang Indonesia pada awal tahun lalu, pemerintah Jokowi meluncurkan beberapa program-program strategis nasional untuk mengantisipasi chaos.

Meskipun tetap membuka bandara internasional bagi pintu keluar-masuk warga asing terutama untuk mengakomodir TKA (tenaga kerja asing) asal Tiongkok (China).

Jokowi juga membuka kran bantuan sosial bagi rakyat kecil.

Bantuan sosial yang diluncurkan pemerintah melalui Kementerian Sosial belakangan ternyata menuai masalah. Paket bantuan tersebut diduga dikorupsi oleh Bapak Menteri (kronologis nya cari informasi sendiri)

Jumlah yang dikorup pun lumayan besar jika dibandingkan ukuran dompet saya. Angkanya fantastis, capai belasan milyar rupiah.

Padahal program bantuan sosial (bansos) tersebut benar-benar sedang dibutuhkan oleh rakyat Indonesia saat itu karena terdampak pandemi Covid-19.

Namun seolah menggunakan jurus aji mumpung. Juliari Batubara memanfaatkan kesempatan mencuri paket-paket bantuan rakyat demi mengumpulkan duit segepok milyaran rupiah.

Entah kemana dibawa uang sebanyak itu dan siapa yang menyuruh, hal ini masih misteri. Walaupun ada yang menduga keterlibatan partainya didalam kasus memalukan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun