"Hidup harus dinikmati dan dunia ini tempat paling indah, sayang kalau dilewatkan begitu saja,"
Ucapan itu keluar dari mulut seorang teman saya yang baru saja keluar dari sebuah klab malam. Kalimat tersebut diucapnya dua tahun silam, sebelum pandemi menerjang.
Apa yang tergambarkan dari kalimat teman saya itu? Apakah itu bentuk sikap syukur?
Secara konsep syukur berarti berterima kasih. Maksudnya berterima kasih kepada Allah yang telah menganugerahkan nikmat dan karunia-Nya dengan cara mengagungkan dan menyebut nikmat tersebut.
Ditinjau dari segi syara (syariat Islam) bermakna pengakuan terhadap nikmat yang dikaruniakan oleh Allah yang disertai dengan ketundukan kepada Nya dan mempergunakan nikmat tersebut sesuai dengan tuntunan dan kehendak Nya semata.
Banyak sekali nikmat yang telah diterima oleh manusia sebagai pemberian tanpa diminta balasan dari Allah.
Semua nikmat yang telah dianugerahkan itu semata-mata karena sifat kasih sayang Allah kepada seluruh makhluk dan alam semesta.
Dengan nama Nya yang bersifat Ar-rahman, Allah memberikan kasih Nya meliputi seluruh kebaikan bagi siapa saja tanpa memandang apakah mereka golongan beriman atau bukan.
Bahkan kepada golongan yang menentang diri Nya sekalipun, Allah masih tetap mencurahkan kepada mereka berjuta nikmat dan kebaikan yang tak akan pernah mereka dapatkan dari selain Dia.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
wa ing ta'udduu ni'matallohi laa tuhshuuhaa, innalloha laghofuurur rohiim
"Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, Allah benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang."
(QS. An-Nahl 16: Ayat 18).
Ayat di atas secara jelas menunjukkan bahwa Allah lah yang telah memberikan manusia begitu banyak nikmat.
Lihatlah bagaimana Allah menciptakan laut lalu laut tersebut ditundukkan kepada manusia agar mereka bisa mengambil ikan dan lainnya untuk kebutuhan hidup.
Begitu pula Dia jadikan bumi dengan tanah yang subur, Dia turunkan air hujan agar tumbuh-tumbuhan bisa tumbuh, kemudian manusia mengambil berbagai hasil pertanian untuk dikonsumsi dan sebagainya.
Tidak hanya itu, Allah yang juga menciptakan udara yang didalamnya terdapat oksigen untuk pernafasan.
Masih banyak lagi nikmat lainnya yang tidak akan mampu kita jabarkan satu demi satu.
Tetapi sayang, di jaman sekarang banyak sekali orang-orang yang mengira bahwa nikmat Tuhan itu tidak ada!
Yang ada adalah hasil kerja, karena kepandaian mereka, dan beribu argumentasi lain yang sebenarnya bentuk pengingkaran terhadap nikmat Allah.
Di dalam tafsir Alquran Ibnu Katsir dijelaskan, Allah SWT berfirman:
"Dan Dialah Allah yang menundukkan lautan (untuk kalian), agar kalian dapat memakan darinya daging yang segar (ikan), dan kalian mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kalian pakai; dan kalian melihat bahtera berlayar padanya dan supaya kalian mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kalian bersyukur. Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak guncang bersama kalian, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kalian mendapat petunjuk, dan (Dia ciptakan) tanda-tanda (petunjuk jalan). Dan dengan bintang-bintang itulah mereka mendapat petunjuk. Maka apakah (Allah) yang menciptakan itu sama dengan yang tidak dapat menciptakan (apa-apa)? Maka mengapa kalian tidak mempelajari. Dan jika kalian menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kalian tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS 16: 14-18).
Lantas mengapa manusia masih menyombongkan diri?
Ya, orang yang enggan mengakui bahwa dirinya merupakan ciptaan Tuhan dan segala apa yang diperolehnya juga dari Tuhan, maka itulah sebenarnya yang dikatakan orang sombong.
Padahal manusia ini sangat kecil dihadapan bumi, langit dan seisinya. Manusia hanya deburan kecil di muka bumi.
Karena rahmat Tuhan lah sehingga dia diciptakan, dari tiada menjadi menjadi ada, lalu dilahirkan melalui rahim ibu mereka.
Tidakkah kita berpikir dari manakah kita berasal?
Oleh karena itu agar manusia terhindar dari stempel "manusia tidak bersyukur", maka ucapkanlah terima kasih kepada Allah atas segala nikmat yang diberikan, serta akui dan agungkan nikmat tersebut.
Aplikasi kesyukuran banyak sekali caranya yang dapat kita jalankan dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satunya adalah sebagimana ajaran Rasulullah Saw untuk selalu membaca doa berikut ini;
Artinya:
" Ya Allah, tolong aku untuk menyebut nama-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan beribadah yang baik untuk-Mu."
Itulah doa singkat namun dahysat yang diajarkan Nabi Muhammad Saw kepada sahabat nya Mu'adz bin Jabal yang tentunya untuk seluruh umatnya agar kita selalu memohon untuk menjadi hamba yang bersyukur.
Demikian semoga tulisan ini ada manfaatnya! (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H