Kebahagiaan dalam menjalani hidup adalah impian setiap orang. Setiap kita pasti menginginkan hidup yang lurus-lurus saja dan selalu berakhir dengan kebahagiaan setiap harinya.
Namun meraih kebahagiaan ternyata tidak semudah membalikkan telapak tangan, meski ada yang berkata, "bahagia itu ada dalam dirimu sendiri," arti kebahagiaan itu sangat dekat.
Dikatakannya lagi, "bahagia itu sederhana," dan sederetan kata-kata mutiara lainnya yang sangat mudah dan indah untuk diucapkan.
Dengan tidak bermaksud untuk membantah apa yang telah orang-orang ucapkan tersebut. Akan tetapi untuk menjadi pribadi yang selalu bahagia setiap harinya memerlukan sebuah usaha dan tips.
Hindari Rasa Kuatir hal yang Tidak Perlu
Kekuatiran dapat kecemasan, dan kecemasan memicu efek negatif dalam diri seseorang. Bahkan menimbulkan rasa takut tanpa alasan.
Kecemasan adalah kebalikan dari ketenangan. Hidup dengan kondisi cemas membuat pikiran pun jadi agak kacau.
Menghindari rasa cemas yang tidak perlu, penting untuk dilakukan oleh seseorang agar dirinya tenang dan damai.
Caranya bisa dengan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan, suka bersosialisasi dan silaturrahmi pada kebaikan dan bermanfaat.
Hindari Rasa Ingin Dipuji
Pujian dalam konteks memotivasi mungkin masih dibutuhkan. Tetapi gila untuk dipuji justru akan melahirkan kemunafikan.
Ucapkan terima kasih bila ada seseorang yang dengan ikhlas memberikan pujian kepada Anda karena memang pantas mendapatkannya.
Tetapi jangan sekali kali mengharapkan pujian dari sebuah pekerjaan yang Anda lakukan, padahal itu adalah sebuah kewajiban.
Menurut sebuah artikel yang dipublikasikan salah satu jurnal nasional, "pujian bisa berdampak baik bisa pula berdampak tidak baik terhadap orang yang dipuji."
Katanya sebuah pujian ibarat pisau bermata dua. Artinya ada dampak menjadi sebuah pukulan bagi yang dipuji.
Situasi tersebut tentu saja akan berpengaruh terhadap kebahagiaan yang sedang Anda jalani. So tidak berharap banyak atas sebuah pujian.
Jika ia datang dengan sendirinya, maka ucapkanlah terima.
Hindari Terlalu Banyak Mikir
Seperti dilansir sebuah situs dari Resources  to Recover otak manusia cenderung berpikir 24 jam selama seminggu penuh.
Kebiasaan ini dilakukan untuk mencari berbagai informasi secara terus-menerus untuk memperbaharui pengetahuan mereka.
Apalagi jika tingkat intelegensi seseorang pada level cerdas. Maka semakin cerdas seseorang semakin ia banyak mikir.
Akibatnya yang mereka ketahui akan dianalisis dan direnungi, dari sini sehingga menimbulkan kecemasan dan kekuatiran.
Ini sejalan dengan teori hedonis, yaitu semakin seseorang mencintai apa yang ia agungkan, maka semakin membuat seseorang takut kehilangan.
Tidak hanya memikirkan hal-hal yang berat. Bahkan pada kegiatan rutinitas saja bila banyak mikir, maka dapat menimbulkan kecemasan.
Hindari Sikap Mudah Tersinggung
Perilaku negatif yang datangnya dari luar memang tidak dapat ditolak. Misalnya sikap buruk orang lain terhadap diri kita.
Sehingga kita tidak perlu dengan sangat mudah tersinggung apalagi sampai menimbulkan amarah yang luar biasa.
Selain kita tidak mampu mengendalikan perilaku orang lain, mengurusi tingkah laku orang tersebut bukan kewajiban kita juga.
Maka yang penting untuk dilakukan adalah kita memproteksi diri dari potensi gangguan luar atau orang lain.
Jika terlanjur terjadi, maka respons terbaik adalah dengan memaafkan sikap mereka.
Hindari Sikap Menutup Diri
Dalam banyak kasus bunuh diri, hasil investigasi oleh penyidik, ditemukan gejala awal selalu dimulai dengan sikap menutup diri oleh korban.
Hasil investigasi ini terungkap saat mereka meminta informasi sejumlah saksi mata dari orang-orang terdekat.
Ini merupakan indikasi buruk atau ciri-ciri kuat orang yang sedang mengalami masalah atau bahkan sudah menuju depresi.
Kondisi seperti diatas tentu saja bisa menjadi penyebab utama pemicu ketidakbahagiaan.
Hal pertama yang perlu dilakukan oleh seseorang yaitu perlu memahami terlebih dahulu bahwa hidup selalu dihadapkan pada berbagai masalah.
Tidak ada kehidupan siapapun di dunia ini yang tidak dirundung oleh persoalan-persoalan hidup.
Maka sikap yang patut dilakukan adalah berbagi masalah-masalah tersebut dengan orang lain, orang-orang dekat, diskusi dengan orang ahli, dan mengadu lah kepada Allah SWT melalui doa-doa.
Dengan begitu beban masalah akan terbagi kepada orang lain. Dan yang lebih penting yaitu perasaan negatif, imperior, dan memandang diri buruk dapat dihilangkan.
Ketika jiwa kita terlepas dengan hal-hal negatif, penderitaan, dan tidak bahagia, maka sejurus itu pula akan masuk perasaan-perasaan senang, ceria, tanpa beban, dan kebahagiaan akan tercipta dengan sendirinya. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H