Mereka para bawahan atau kolega sering menerima perlakuan menekan sebagai sebuah sikap "mengintimidasi". Artinya seperti tutup botol yang digunakan untuk menyumbat.
Akibatnya, orang-orang yang berada di bawah tekanan cenderung melakukan sikap melawan, menentang, hingga membuat semuanya jadi berubah menjadi lebih buruk.
Dalam perilaku menekan selalu dibarengi dengan sikap pemaksaan. Orang dipaksa untuk bisa seperti yang diinginkan. Namun cara seperti biasanya selalu berakhir dengan kegagalan.
Konsep menekan terjadi dari atas ke bawah. Bila di dunia perkantoran. Konsep menekan ini sering digunakan dalam sistim kepemimpinan struktural. Bos-bos dengan senang hati menekan anak buahnya.
Terlepas para staf menyukai atau tidak, namun mereka harus siap menerima apapun bentuk perlakuan pimpinan beserta dengan strategi yang dijalankan organisasi.
Namun ketika memilih strategi ofensif, maka cara menekan mungkin lebih tepat digunakan. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H