Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Pilih Mana, Mendorong Atau Menekan?

28 Maret 2020   13:27 Diperbarui: 28 Maret 2020   13:46 916
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka para bawahan atau kolega sering menerima perlakuan menekan sebagai sebuah sikap "mengintimidasi". Artinya seperti tutup botol yang digunakan untuk menyumbat.

Akibatnya, orang-orang yang berada di bawah tekanan cenderung melakukan sikap melawan, menentang, hingga membuat semuanya jadi berubah menjadi lebih buruk.

Dalam perilaku menekan selalu dibarengi dengan sikap pemaksaan. Orang dipaksa untuk bisa seperti yang diinginkan. Namun cara seperti biasanya selalu berakhir dengan kegagalan.

Konsep menekan terjadi dari atas ke bawah. Bila di dunia perkantoran. Konsep menekan ini sering digunakan dalam sistim kepemimpinan struktural. Bos-bos dengan senang hati menekan anak buahnya.

Terlepas para staf menyukai atau tidak, namun mereka harus siap menerima apapun bentuk perlakuan pimpinan beserta dengan strategi yang dijalankan organisasi.

Namun ketika memilih strategi ofensif, maka cara menekan mungkin lebih tepat digunakan. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun