Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mengapa Politikus PDIP Eva Sundari Protes Perumahan Kampung Islami?

13 Juni 2019   13:40 Diperbarui: 13 Juni 2019   13:47 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Eva mengusulkan masyarakat setempat dan tokoh-tokohnya perlu workshop kesadaran hukum, kesalehan sosial/kewarganegaraan | FOTO: gesuri.id

Lalu kita pun jadi berpikir, logika macam apa yang digunakan oleh Eva Sundari sehingga terlihat pernyataannya sangat tendensius dan mempertentangkan ajaran Islam dengan 4 pilar berbangsa dan bernegara yang didalamnya mengandung nilai-nilai Pancasila. Ataukah dia ingin mengatakan konsep Perumahan Kampung Islami bertentangan dengan Pancasila?

Sebagaimana diketahui Perumahan Kampung Islami mengusung konsep islami dengan membuat Tata Tertib Kampung Islami Thoiyibah. Diantaranya; 1. Wajib berpegang pada Al Quran dan Assunah, 2. Laki-laki wajib shalat lima waktu di masjid, 3. Dilarang merokok, 4. perempuan wajib berhijab (Disediakan hijab di pos satpam), 5. Kawasan bebas dari musik.

Kalau melihat bentuk sederhana dari konsep islami yang ditawarkan, sebetulnya Eva Sundari tidak perlu terlalu kuatir. Sebab tata tertib itu dibuat bertujuan untuk menciptakan keamanan dan kenyamanan warga penghuni dan pengunjung atau tamu. Jadi tidak ada yang salah dari tata tertib yang dipersoalkan oleh Eva.

Jika hal baik itu diprotes berarti politisi PDIP termasuk pihak yang menentang aturan tidak boleh merokok di tempat umum. Artinya PDIP tidak setuju pemberlakuan peraturan daerah di berbagai provinsi dan kab/kota yang menerapkan pelarangan merokok bagi warganya.

Kembali pada harmonisasi ajaran Islam dan Pancasila. Menurut Nurcholis Madjid (1994: 1) agama dan negara dalam Islam, meskipun tidak terpisahkan, namun tetap dibedakan. Dan pancasila telah berhasil mendamaikan---untuk tidak menyebut menyatukan---keduanya dalam hubungan yang harmonis-sinergis. Hasilnya, heteregonitas budaya, suku, dan agama dapat rukun terjaga.

Dengan demikian cuitan tersebut dapat dikatakan sebagai bentuk ujaran kebencian dan sejatinya rakyat Indonesia melakukan protes terhadapa Eva Sundari, sebab perbuatannya dapat menciptakan kegaduhan di tengah-tengah umat Islam yang ingin mengamalkan ajaran agamanya secara konstitusional. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun