Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Tahan Marahmu Karena Engkau Sedang Berpuasa

12 Mei 2019   17:16 Diperbarui: 12 Mei 2019   17:53 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Syaitan lalu menyerupai Ular dimana ketika ia sedang shalat ular palsu itu melilit pada kedua kaki dan badannya sampai kepalanya, dan bila ia hendak meletakkan kepala untuk bersujud, ular palsu itu membuka mulut seolah-olah akan mencaplok kepala orang itu namun ia tidak takut, ia menyingkirkan ular palsu itu dengan tangannya sehingga ia bisa sujud.

Setelah shalat orang itu selesai, syaitan itu menemuinya seraya berkata: "aku telah berbuat begini dan begitu tetapi sedikit pun aku tidak mampu menggoda kamu; dan kini aku ingin bersahabat dengan kamu dan tidak akan lagi-lagi menggoda kamu".

Orang itupun berkata kepada syaitan: "sewaktu kamu menakut-nakuti aku, alhamdulillah aku tidak takut dan kini tidak perlu bagiku untuk bersahabat dengan kamu".

Syaitan berkata kepadanya: "apakah kamu tidak ingin menanyakan tentang nasib keluargamu nanti setelah kamu mati?". Ia menjawab: "tidak ada urusan, aku telah mati sebelum mereka".

Syaitan berkata kepadanya: "apakah kamu tidak ingin bertanya kepadaku tentang bagaimana cara aku menyesatkan manusia?" Lalu orang itupun menjawab: "ya, beritahukanlah kepadaku tentang sesuatu yang dengannya kamu berhasil menyesatkan manusia".

Syaitan itu berkata: "aku menyesatkan manusia dengan tiga hal yaitu; kikir, marah, dan mabuk. Seseorang itu bila kikir, ia selalu menganggap sedikit apa yang dimilikinya sehingga ia tidak mau mengeluarkannya kewajiban-kewajibannya dan ingin memiliki apa yang dimiliki oleh orang lain.

Sedang bila seseorang itu sedang marah, kami mempermainkan orang itu sebagaimana anak-anak mempermainkan bola; meskipun ia dapat menghidupkan orang mati dengan doanya, kami tidak putus asa untuk dapat menggodanya karena ia membangun dan kami yang merobohkannya dengan satu kata saja.

Dan seseorang itu bila sudah mabuk, kami menuntunnya ke segala perbuatan jahat yang kami kehendaki sebagaimana kambing yang ikut saja bila dituntun" kata syaitan.

Maka dengan berpuasa diharapkan kita dapat mengendalikan diri dari segala upaya sesat syaitan yang membisiki manusia. Puasa juga menjadi benteng kita dari bentuk amarah yang datangnya dari syaitan laknatullah.

"Puasa adalah membentengi diri, maka bila salah seorang kamu di hari ia berpuasa janganlah berkata kotor dan jangan teriak-teriak, dan jika seseorang memakinya atau mengajaknya bertengkar hendaklah ia mengatakan "Sesungguhnya aku sedang berpuasa." (HR. Bukhari 1904 & Muslim 1151)

Dalam hadis di atas, Rasulullah saw mengajarkan, apabila kita dihina, dimaki orang lain atau diajak berkelahi, agar kita tetap bersabar, menahan diri dan menyampaikan kepada lawan bicara: 'Saya sedang puasa.' Sehingga lawan biacara tahu bahwa kita tidak membalas kedzalimannya bukan karena lemah atau tidak mampu, tapi karena sikap wara' dan taqwa kepada Allah. (Fatwa Dr. Sholeh al-Fauzan -- kitab ad-Da'wah, 1/158)*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun