Rohani (ruh/nafs/jiwa) manusia merupakan unsur pembentuk kemanusiaan, bila dikaitkan dengan puasa, maka akan terbagi pada puasa subtansial dan esensial. Puasa yang dihubungkan dengan subtansial manusia adalah puasa yang menjadikan manusia secara materi (jasmani) latihan tidak makan dan minum, karena secara subtansi manusia merupakan unsur-unsur materi atom dan molekul yang dapat hancur. Jadi disini puasa secara materi.
Tetapi jika kita mau menggunakan logika berpikir yang benar, apa yang diharapkan oleh puasa terhadap manusia adalah puasa yang dikaitkan dengan esensial manusia yaitu berkaitan dengan jiwa, ruh, atau nafs. Artinya bagaimana melatih jiwa kita untuk bertaqwa. Sehingga ketika kita berada pada lingkungan yang bagaimana pun, maka tidak akan kembali pada "fujuraha", karena buruknya lingkungan tersebut tidak dapat memengaruhinya.
Itulah esensi manusia dalam konteks berpuasa. Dengan upaya memerdekakan akalnya sehingga manusia mampu mengendalikan dan memimpin nafsu mereka menuju kepada taqwa, kapan dan dimanapun mereka berada.
Berarti dapat kita simpulkan bahwa puasa yang esensial adalah bagaimana puasa yang melahirkan kemampuan manusia untuk memerdekakan akalnya untuk menunggangi nafsu dan bukan sebaliknya. Kemudian kita akan menjadi orang-orang yang bertaqwa sebagaimana harapan puasa itu sendiri. Wallahua'alam.(*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H