Kemeriahan masyarakat Aceh menyambut tradisi meugang selalu menarik untuk diperhatikan. Padahal meugang itu selalu ada setiap tahunnnya atau sudah rutin dan terbiasa. Meskipun begitu tetap saja selalu meriah.
Masyarakat Aceh yang perantauan pun pasti pulang ke kampung untuk merayakan hari meugang bersama keluarga mereka. Saat hari meugang itulah anak-anak muda dan yang pulang dari merantau bertemu dan saling silaturrahim di kampung.
Suasana keakraban dan saling melepaskan rindu sesama teman dan keluarga yang lama tidak bertemu karena di tempat rantau masing-masing tumpah di hari meugang. Mereka berjumpa dan saling mengisahkan pengalaman ditempat kerja atau usaha (bisnis) yang mereka jalani.
Setelah bertemu dengan teman, sahabat, dan keluarga serta saling memaafkan satu sama lain agar saat masuk bulan puasa tidak ada lagi dosa dengan manusia, mereka pun kembali berangkat ke daerah perantauan masing-masing, dan akan berjumpa kembali pada saat lebaran Idul Fitri. (*)