Dinamika pilpres semakin berwarna. Beragam penggiringan opini dilakukan untuk mempengaruhi persepsi publik. Bahkan semakin ke ujung semakin mengerucut pada opini jumlah perolehan suara. Walaupun masih berupa target yang direncanakan namun masing-masing kubu sudah berani dan pede untuk klaim besaran angka suara bagi kemenangan kubunya.
Misalnya Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo atau lebih dikenal dengan panggilan Jokowi saat kempanye di Probolinggo Jawa Timur. Ia mempunyai feeling jika di Jatim akan ada kejutan besar. Ia meyakini raihan suaranya bersama Ma'ruf Amin bisa mencapai 70%.
Sebelumnya Jokowi juga pernah mengatakan hal serupa saat kampanye di Medan Sumatera Utara. Kata Jokowi pada pemilu 2014 kubunya memperoleh suara di Sumut mencapai 55 persen. Maka pilpres 2019 Jokowi-Ma'ruf harus mendapatkan suara 65 persen. Sambil mengancam "awas jika tidak sampai 65 persen".
Pada pemilihan presiden 2014, Jokowi, yang berpasangan bersama Jusuf Kalla, meraih 53% suara di Jawa Timur. Namun, pada pilpres kali ini, ia meyakini raihan suaranya bersama Ma'ruf Amin bisa mencapai 70%. Atas dasar tersebut Jatim telah menjadi lumbung suara pasangan 01. Itulah kejutan besar yang dimaksudkan.
Lantas apakah Jokowi salah? Tentu saja tidak. Justru dengan klaim Jokowi yang demikian besar akan menggerakkan pendukungnya untuk bekerja lebih keras lagi merealisasikan target paslon yang mereka usung.
Namun begitu yang namanya target, ia bisa tercapai juga bisa gagal. Karena itu perlu kehati-hatian agar klaim kita itu tidak dinilai sebagai omong besar yang menjurus pada pernyataan bombastis alias mengada-ngada.
Walaupun perkiraan Jokowi raihan suara di Jatim akan mencapai 70 persen. Namun pilpres 2014 di Probolinggo sendiri pasangan Jokowi-Jk kalah.
"Dulu, di Probolinggo kita kalah. Tapi 2019 saya, sebentar, tadi saya salaman dengan wali kota Probolinggo, salaman udah kenceng seperti ini. Saat ini, saya yakin Probolinggo kota dan Kabupaten kita akan dapatkan angka paling baik. Saya yakin," tutur Jokowi.
Keyakinan petahana dapat meraih "angka penuh" di Probolinggo pada pilpres 2019 antara lain ia merasa sudah mendapatkan dukungan penuh wali kota setempat. Hal itu tersirat pada pernyataan Jokowi yang mengatakan jika dirinya sudah bersalaman erat sesaat sebelum berkampanye dengan sang walikota.
Menanggapi kepercayaan diri Jokowi yang cukup tinggi dapat memperoleh 70 persen suara di Jatim. Ketua harian BPP Prabowo Subianto-Sandiaga Jawa Timur, Anwar Sadad menilai hal itu sebagai bentuk tindakan menyenangkan diri sendiri, boleh punya opini seperti itu tapi menurut Sadad nggak realistis.