Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Jokowi Optimistis Menang Pilpres 2019 dengan Perolehan Suara 70 Persen

11 April 2019   06:22 Diperbarui: 11 April 2019   07:02 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jokowi saat kampanye di Probolinggo Jawa Timur | tribunnews.com

Dinamika pilpres semakin berwarna. Beragam penggiringan opini dilakukan untuk mempengaruhi persepsi publik. Bahkan semakin ke ujung semakin mengerucut pada opini jumlah perolehan suara. Walaupun masih berupa target yang direncanakan namun masing-masing kubu sudah berani dan pede untuk klaim besaran angka suara bagi kemenangan kubunya.

Misalnya Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo atau lebih dikenal dengan panggilan Jokowi saat kempanye di Probolinggo Jawa Timur. Ia mempunyai feeling jika di Jatim akan ada kejutan besar. Ia meyakini raihan suaranya bersama Ma'ruf Amin bisa mencapai 70%.

Sebelumnya Jokowi juga pernah mengatakan hal serupa saat kampanye di Medan Sumatera Utara. Kata Jokowi pada pemilu 2014 kubunya memperoleh suara di Sumut mencapai 55 persen. Maka pilpres 2019 Jokowi-Ma'ruf harus mendapatkan suara 65 persen. Sambil mengancam "awas jika tidak sampai 65 persen".

Pada pemilihan presiden 2014, Jokowi, yang berpasangan bersama Jusuf Kalla, meraih 53% suara di Jawa Timur. Namun, pada pilpres kali ini, ia meyakini raihan suaranya bersama Ma'ruf Amin bisa mencapai 70%. Atas dasar tersebut Jatim telah menjadi lumbung suara pasangan 01. Itulah kejutan besar yang dimaksudkan.

Lantas apakah Jokowi salah? Tentu saja tidak. Justru dengan klaim Jokowi yang demikian besar akan menggerakkan pendukungnya untuk bekerja lebih keras lagi merealisasikan target paslon yang mereka usung.

Namun begitu yang namanya target, ia bisa tercapai juga bisa gagal. Karena itu perlu kehati-hatian agar klaim kita itu tidak dinilai sebagai omong besar yang menjurus pada pernyataan bombastis alias mengada-ngada.

Walaupun perkiraan Jokowi raihan suara di Jatim akan mencapai 70 persen. Namun pilpres 2014 di Probolinggo sendiri pasangan Jokowi-Jk kalah.

"Dulu, di Probolinggo kita kalah. Tapi 2019 saya, sebentar, tadi saya salaman dengan wali kota Probolinggo, salaman udah kenceng seperti ini. Saat ini, saya yakin Probolinggo kota dan Kabupaten kita akan dapatkan angka paling baik. Saya yakin," tutur Jokowi.

Keyakinan petahana dapat meraih "angka penuh" di Probolinggo pada pilpres 2019 antara lain ia merasa sudah mendapatkan dukungan penuh wali kota setempat. Hal itu tersirat pada pernyataan Jokowi yang mengatakan jika dirinya sudah bersalaman erat sesaat sebelum berkampanye dengan sang walikota.

Menanggapi kepercayaan diri Jokowi yang cukup tinggi dapat memperoleh 70 persen suara di Jatim. Ketua harian BPP Prabowo Subianto-Sandiaga Jawa Timur, Anwar Sadad menilai hal itu sebagai bentuk tindakan menyenangkan diri sendiri, boleh punya opini seperti itu tapi menurut Sadad nggak realistis.

Sadad pun memberi contoh, kampanye Jokowi di Solo beberapa waktu lalu tak mampu mendulang banyaknya antusiasme masyarakat. Namun sebaliknya, kampanye Prabowo di kota yang sama justru mendapat sambutan yang baik dari masyarakat.

Jadi kalau di Solo saja yang merupakan basis suara Jokowi tahun 2014 karena ia berasal dari kota tersebut tidak bisa mengamankan suaranya bagaimana dengan kota lain yang justru keinginan untuk berubah dari rezim saat lebih tinggi? Tentu sangat mustahil dan tidak masuk akal. Bahkan mengklaim sampai 70 persen suara secara nasional.

Dan sebaliknya justru dukungan untuk Prabowo-Sandi terus berdatangan. Bahkan Ketua BPP Jatim mengatakan banyak masyarakat yang tak hanya mendukung, namun ikut berpartisipasi menyumbang dana kampanye. Hal ini pun sempat membuat Prabowo terenyuh.

Namun "perang" opini dan persepsi yang dibangun oleh kedua kubu untuk meraih suara rakyat. Hal yang pasti adalah kedaulatan ada ditangan rakyat. Artinya tepat pukul 13:00 wib 17 April 2019 salah satu dari paslon tersebut akan diberikan mandat oleh rakyat melalui bilik-bilik suara dan tenda-tenda TPS. Dan rakyat pasti tahu paslon mana yang terbaik untuk dipilih. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun