Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

PSI: Megawati Soekarnoputri Tidak Bijak Sikapi Pemilih Golput

5 April 2019   21:28 Diperbarui: 5 April 2019   21:43 719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kolase Grace Natalie dan Megawati Soekarnoputri | pinterpolitik.com

Entah apa yang merasuki pikiran para kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) terutama mereka yang duduk di DPP tiba-tiba bersuara sangat keras merespon pidato politik Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PIDP) Megawati Soekarnoputri terkait pemilih yang tidak menggunakan hak pilih mereka atau golput pada pemilu serentak 2019.

Dalam pidato politiknya itu Megawati Soekarnoputri mempertanyakan alasan para pemilih yang lebih memilih golput daripada menggunakan haknya pada 17 April 2019 nanti. Megawati bahkan meminta mereka untuk tidak golput dan mengingatkan warga untuk menyalurkan hak pilihnya saat hari pencoblosan.

"Jadi saudara-saudara, saya minta coba pikir yang baik-baik kalau ada yang mengatakan, katanya mau golput. Saya sampai bilang sama mereka yang mau golput (yang katanya) mau libur saja. Saya bilang kamu orang Indonesia bukan sih, makan dari mana, apa tidak dari air Indonesia, bahan makanan Indonesia. Sekarang hanya sekali untuk lima tahun ke depan, untuk nyoblos memilih," kata Megawati dalam orasinya di acara panen raya di Desa Majakerta, Balongan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Kamis (detiknews, 4/4/2019).

Rupanya pernyataan mantan Presiden Republik Indonesia tersebut membuat juru bicara PSI bersuara lantang dan lebih keras mengkritisi pernyataan yang menurut PSI tidak bijak, apalagi Megawati sebagai tokoh politik dan figur publik.

"Jangan masyarakat disalahkan, saya berharap selaku publik figur Bu Megawati seharusnya lebih bijak. Mengajak untuk tidak golput boleh, tapi jangan ada ungkapan lain seperti pengecut dan kamu makan dari mana, mereka ini golput karena kecewa dan sakit hati oleh wakil atau parpol yang mereka pilih," ucap Frans Meroga Panggabean juru bicara Partai PSI.

Sebagai masyarakat awam saya pun dibuat bingung dengan komunikasi politik yang dijadikan konsumsi publik antara dua partai nasionalis. Apalagi PSI sebagai partai baru yang masih seumur jagung namun dengan sangat berani dan secara terbuka menantang Megawati Soekarnoputri yang sudah banyak pengalaman politik.

Bahkan dalam sebuah acara talkshow yang disiarkan oleh satu televisi swasta nasional yang dipandu Rosiana Silalahi, kader PSI yang hadir sebagai narasumber dengan gambla mengatakan jika PSI akan menjadi pengganggu partai-partai politik lama yang terbukti gagal berprestasi terutama di parlemen.

Lebih konkrit Ketua Umum PSI Grace Natalie dalam orasi politiknya secara terbuka mengatakan PSI akan menempatkan diri sebagai pengganggu kenyamanan partai politik yang selama ini terlelap dalam tidur panjang mereka. PSI senantiasa akan mengkritik partai politik yang menempatkan kader mereka di DPR RI namun miskin prestasi.

Mungkin suara keras juru bicara PSI menantang partai besar PDIP merupakan bagian dari apa yang dikatakan oleh ketua umum mereka. Bahkan bukan hanya menantang PDIP termasuk juga partai-partai lain yang kadernya kini duduk di parlemen.

Menurut Frans, konstestasi Pileg dan Pilpres yang kembali diikuti oleh incumbent (petahana) harusnya diisi dengan menunjukan dan memamerkan kerja selama mereka menjabat. Bagi calon yang baru, bisa memamerkan rencana - rencana yang cerdas dan mendidik untuk para pemilihnya. Bukan justru sebaliknya.

Apakah ini sebagai bagian dari strategi PSI untuk mendapatkan suara rakyat? Karena jika kita melihat platform PSI dan PDIP sebenarnya tidak ada bedanya. Kedua partai ini sama-sama berhaluan nasionalis atau ada yang mengistilahkan partai kiri.

Kedua partai ini juga sama-sama menentang faktor agama sebagai alat berpolitik, termasuk sangat keras menolak ajaran Islam menjadi hukum positif dalam menentukan kebijakan negara.

Hal ini menandakan bahwa secara ideologi partai kedua partai itu tidak mungkin terjadi silang pendapat apalagi secara terbuka beda pandangan dihadapan publik. Namun faktanya PSI berani meluruskan "titah" Megawati Soekarnoputri yang dikalangan pengikutnya sangat sakral. Tidak adakah deal-deal politik antara partai senior dan junior itu?

Karena sebelumnya Fadli Zon dari Gerindra pernah menyentil PSI yang menurut dia sedang mencari sensasi. Fadli berpendapat bahwa PSI yang belum memahami politik praktis yang sesungguhnya berlaku di Indonesia lalu membuat pernyataan-pernyataan naif.

Termasuk politisi Partai Golkar Misbakhun dalam acara Rosiana Silalahi tadi malam (Kamis, 4/4) mengatakan PSI belum memahami politik Indonesia karenanya mereka harus banyak belajar. Pernyataan Misbakhun tersebut merespon narasumber PSI yang mengatakan anggota legislatif yang saat ini duduk di DPR RI hanya makan gaji buta alias tidak bekerja.

Barangkali kalau dicermati berbagai statement kader PSI banyak menimbulkan kontroversi. Mereka mengkritik semua partai termasuk partai-partai koalisi yang menjadi pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin, padahal PSI bersama PDIP, Golkar, Nasdem sebagai penyokong utama capres petahana. Bagaimana pendapat Anda? (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun