Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Babak Baru Perseteruan Yusril Ihza Mahendra dan Rizieq

4 April 2019   20:49 Diperbarui: 4 April 2019   20:54 1300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yusril Ihza Mahendra dan Habib Rezieq Shihab (repelita.com)

Ajiiib... Mungkin itulah kata yang cocok saya sematkan untuk menggambarkan bagaimana hehohnya perselingkuhan politik antara Yusril Ihza Mahendra dengan Habib Rezieq Shihab yang kini mulai terbuka ke publik. Komunikasi mereka via WhatSapp pun dibocorkan ke rakyat Indonesia.

Fenomena ini persis seperti sepasang anak muda yang telah putus cinta lalu saling membongkar kisah-kasih mereka ke orang lain. Jika tidak mau kita bilang aib, tapi perilaku macam ini sangat memalukan. Anda sepakat bukan?

Dalam ilustrasi yang lain, kasus sindikat pencuri atau perampok. Mana kala pembagian harta curian tidak menguntungkan salah satu pihak, maka pihak tersebut membocorkan informasi tersebut ke pemilik harta yang mereka curi atau bahkan ke Polisi.

Apa tujuannya? Tentu saja untuk menghabisi teman selingkuhannya atau jaringan pencurinya. Walaupun beda kasus namun ilustrasinya kira-kira seperti itu.

Secara pribadi saya termasuk orang yang tidak membuka aib siapapun apalagi mempermalukan diri sendiri. Mungkin YIM tidak mengira bahwa bocoran WA nya dapat membuat pihak lain merasa dipermalukan, dan itu termasuk membuka aib orang lain.

Namun bagaimana jika yang dibagi ke publik itu adalah benar adanya? Itulah yang disebut ghibah. Karena apabila yang diomongkan itu tidak ada faktanya maka itulah kebohongan bahkan dapat digolongkan ke dalam kategori fitnah.

Jadi sekarang yang berbohong itu siapa? Menurut Yusril Rizieq lah yang berbohong. Itu tulisan Rizieq sendiri dalam WA yang jejak digitalnya bisa dijadikan bukti yang sangat sulit untuk dibantah.

Pembicaraan telepon Yusril dan Rizieq tidak ada rekamannya, tetapi komunikasi via WA di atas telah cukup menunjukkan bahwa Habib Rizieq yang menuding Yusril berbohong, ternyata dirinya adalah si raja bohong yang sesungguhnya. Sebagaimana disiarkan detiknews.

Kelihatannya menjelang injury time pilpres 2019 atau menjelang hari pencoblosan berbagai kejutan akan terjadi. Bahkan intrik-intrik politik dan perselingkuhan politik akan terbuka satu per satu. Publik siap-siap saja menanti gosip politik teranyar.

Sekali lagi, bocornya percakapan dua tokoh yang kini berbeda pendapat itu termasuk hal yang tidak perlu disajikan ke publik. Meskipun tujuannya untuk politik, atau memang disengaja sebagai bagian dari desain pembunuhan karakter lawan politik.

Sebagaimana informasi yang ada sejak November 2018, Yusril berada dalam gerbong yang berbeda dengan Habib Rizieq dengan menerima tawaran sebagai pengacara capres Jokowi. Sedangkan dukungan secara politik kepada Jokowi disampaikan pada Januari 2019. Apakah ada kaitanya dengan bocoran WA? Hanya mereka yang tahu.

Namun Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah yang ikut menanggapi chat YIM dan HRS mengatakan hal itu merupakan masalah pribadi antara Yusril dan Rizieq, jadi jangan dibawa-bawa ke ranah publik. Fahri berpendapat jika Yusril kecewa dengan Prabowo Subianto.

"Saya mohon maaf, ya, karena saya tahu ini sebenarnya masalah pribadi, masalah ketersinggungan gitu antara Pak Yusril dengan Pak Prabowo. Jadi sebaiknya tidak diteruskan. Jangan dibawa-bawa sebagai persoalan publik, ini persoalan pribadi aja gitu," kata Fahri di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (detiknews, 4/4/2019).

Lalu etiskah pembicaraan bersifat personal (jika itu ada) kemudian menjadi konsumsi publik? Seperti halnya seorang pacar membocorkan gambar bugil mantan pacar yang telah meninggalkannya itu ke publik? Anda jawab sendiri saja ya.

Atau Anda sepakat dengan Kompasianer Pebrianov? Katanya "pembicaraan WA antara kedua orang teman merupakan etika antar personal. Masing-masing percaya bahwa apa yang dibicarakan "hanya untuk dan jadi milik berdua saja". Disitulah etika terbangun antar kedua orang tersebut. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun