Itulah filosofi yang ia pegang kuat-kuat dalam menjalankan roda pemerintahan Kota Banda Aceh kala itu. Dan ia bersyukur, karena selama ia menjabat tingkat kejahatan sosial dan kriminal cenderung menurun dari tahun ke tahun. Dengan menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif, maka warga kota Banda Aceh dapat menikmati kenyamanan.
Illiza Sa'aduddin Djamal dimata saya tergolong salah seorang perempuan tangguh dan inspiratif yang diberikan Tuhan untuk masyarakat Aceh. Bagaimana tidak? Ia tidak gentar menghadapi apapun sepanjang melakukan hal yang benar. Tekadnya hanya satu bagaimana menciptakan masyarakat Kota Banda Aceh dapat menikmati hak-hak mereka dengan baik.
Bahkan untuk mewujudkan visinya itu Illiza Sa'aduddin Djamal sudah siap mewakafkan nyawanya sekalipun bagi kemaslahatan ummat. Illiza memandang bahwa hidup ini hanyalah pengabdian kepada Allah Swt, bukan yang lain. Barangkali hanya caranya saja yang mungkin berbeda-beda antara satu orang dengan yang lain.
Oleh karena itu konsep pembangunan yang ia tawarkan bagi kemajuan Kota Banda Aceh bukan hanya membangun secara fisik saja seperti pembangunan jalan raya, membangun pelabuhan, gedung-gedung besar, jembatan, dan berbagai infrastruktur lain yang bersifat wujud. Tetapi pembangunan non fisik juga jauh lebih penting.
Pembangunan non fisik yang ia maksud adalah soal pendidikan, moralitas, akhlak, karakter, dan nilai-nilai sosial yang mengajarkan toleransi dan hormat pada sesama meskipun beda aqidah atau keyakinan. Hal itu penting sekali sebagai modal sosial bagi pembangunan secara keseluruhan untuk menciptakan kota yang bersih, indah, nyaman, dan kota Islami.
Melalui strategi pembangunan seperti itu maka akan tercipta keseimbangan. "Percuma jika kita hanya fokus pada pembangunan fisik dan mengabaikan pembangunan non fisik. Sebab infrastruktur hanya sebagai alat sedangkan sumber daya manusia merupakan kunci. Jadi idealnya memang harus berjalan kedua-duanya." Ulas Illiza.
Tak terasa sudah hampir dua jam kami berbicara dan ngobrol. Ada banyak success story yang ia sampaikan bagi inspirasi anak-anak muda. Pesan utama yang ia katakan bahwa dalam memimpin, hal yang paling penting dijaga adalah soal kepercayaan (trust) semua pihak. Dan itu tidak lahir dengan sendirinya, kita membutuhkan leadership yang bagus, komitmen, dan amamah untuk menghasilkan kepercayaan tersebut.
Pada akhir pertemuan Illiza mengatakan agar kita selalu berikhtiar dengan sungguh-sungguh pada apapun yang kita kerjakan. Karena tugas kita adalah berupaya, sedangkan hasil kita serahkan pada Maha Pemberi hasil itu sendiri yaitu Allah Swt. So, sekarang bagaimana pendapat kamu? Namun bagi saya nasehat beliau sangatlah tepat. Terima kasih bunda sudah membangun kota dengan ikhlas. (*)
Ilustrasi Foto
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H