Pada situasi yang bergejolak seperti itu peran komunikasi karyawan yang tepat sangat dibutuhkan untuk mengatasi kecurigaan para karyawan dan serikat karyawan. Sedangkan pada sisi lain pihak manajemen harus lebih tanggap dan bersikap terbuka. Tujuan adalah untuk membina komunikasi karyawan dengan efektif.
Apalagi dewasa ini sudah terdapat begitu banyak teknik baru komunikasi karyawan yang bersifat langsung dan personal. Namun menurut Frank Jefkins (1998:203) mengatakan sebenarnya teknik-teknik tersebut juga tidak bisa dikatakan baru karena akar-akar gagasannya sudah bersemi pada abad pertengahan.
Di mana pada saat itu  para perajin di Benua Eropa sudah mengembangkan teknik-teknik tertentu untuk menghadapi tekanan pihak majikan. Dan sejak itulah diketahui secara luas bahwa salah satu cara yang sangat ampuh untuk menciptakan hubungan yang lebih baik antara kedua belah pihak adalah komunikasi tatap muka.
Komunikasi Pimpinan-Karyawan
Pemikiran yang menganggap bahwa komunikasi karyawan hanya mencakup upaya menjelaskan kebijakan perusahaan atau organisasi atau membuka forum penampungan keluhan merupakan pemikiran yang kelewat sederhana dan gegabah, karena terlalu menyederhanakan atau mengampangkan kondisi yang sebenarnya.
Memang benar bahwa tujuan komunikasi karyawan adalah menghilangkan kesalahpahaman antara pihak manajemen dan para karyawan yang seringkali menjadi pangkal tolak pemogokan dan penolakan.
Namun dari catatan di atas sudah tampak jelas bahwa posisi komunikasi karyawan harus ditempatkan pada posisi ideal dan saling menguntungkan. Sehingga pihak manajemen harus mengembangkan berbagai macam pola komunikasi karyawan dan teknik-teknik baru.
Karena tugas-tugas dan tujuan komunikasi karyawan tidaklah sesederhana dan segampang itu, melainkan sangat banyak dan bervariasi.
Selain itu, semua karyawan juga berhak untuk mengetahui apakah perusahaannya atau organisasinya masih layak dan bernilai untuk dijadikan sebagai tempat sandaran hidup sekaligus harapan masa depannya, baik berupa jumlah penghasilan atau prospek karir jabatan.
Pertimbangan inilah yang merupakan intisari kepuasan kerja dari setiap orang. Kepuasan kerja itu sangat erat kaitannya dengan pengetahuan dan pemahaman pimpinan dalam menjaga komunikasi karyawan.(*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H