Jika target itu berhasil dicapai, maka falsafah hukum menjadi dikesampingkan. Sebagai contoh, money politic disepakati sebagai pelanggaran hukum. Tetapi membantu orang miskin dan memberikan anggaran hibah justru dianggap baik, padahal konteksnya adalah politik.
Contoh lain seperti halnya kampanye hitam, itu dibolehkan. Padahal dalam paradigma hukum sesuatu yang bersifat tidak menyenangkan orang lain dapat dikategorikan sebagai pelanggaran terhadap norma-norma. Dan karenanya dapat diajukan ke pengadilan. Jadi kasus apapun yang muncul karena politik dan ditarik ke ranah hukum, maka akan memunculkan kerancuan hukum.
Pandangan ini bukan berarti menafikan delik hukum dalam berpolitik. Justru saya ingin katakan bahwa hukum di Indonesia masih sangat lemah dalam mengkatrol cara kerja politik yang cenderung menggunakan pendekatan kekuasaan. Sehingga kita harus mengakui bahwa sebagian pendapat yang mengatakan kasus Ahmad Dhani memang tidak murni persoalan pelanggaran hukum yang dakwakan pada dirinya. Sebab dibalik itu ada kekuatan politik yang bekerja melalui tangan kekuasaan kehakiman.
Namun demikian pada sudut pandang yang lain. Justru saya senang melihat sikap Ahmad Dhani yang sangat tenang dan lunak ketika mendengarkan vonis dibacakan. Bahkan setelah usai sidang, Dhani masih mampu mengelola emosinya dengan baik. Tidak terlihat pada dia perilaku agresif dan meledak-ledak dalam men-counter keputusan pengadilan. Ini sebuah pelajaran baik yang telah mampu ia ambil.
Self management yang terlihat cukup baik yang ditampilkan oleh Ahmad Dhani menjadi awal yang sangat bagus bagi terciptanya kepribadian politisi andal di masa yang akan datang. Ketenangan emosi dalam menerima tekanan adalah modal besar yang harus dimiliki politisi hebat.
Sejarah pun telah membuktikan jika penjara bukanlah tempat yang mematikan jiwa seseorang. Walaupun secara fisik mereka terkurung, namun jiwa mereka tetap merdeka, pemikiran mereka justru semakin cemerlang, menjadi lebih matang dan bijak dalam bertindak, sehingga sejarah telah mencatat banyak orang-orang besar terlahir di dalam penjara.
Jadi penjara itu akan menjadikan sebagai apa bagi seorang narapidana, sangat tergantung pada bagaimana seseorang tersebut memandangnya. Apabila dipandang sebagai tempat "bunuh diri", maka hal itu pula yang terjadi. Tetapi apabila dipandang sebagai tempat memperbaiki diri, bertaubat atas dosa dan kesalahan, bahkan sebagai tempat melakukan pembelajaran untuk menjadi seseorang yang lebih baik.
Itulah alasan mengapa saya mengatakan bahwa penjara akan menjadi "sekolah" yang tepat bagi Ahmad Dhani. Karena saya berpikir bagi seorang Dhani perlu melewati proses ini sebagai pendidikan bagi kebesaran jiwanya. Sehingga kedepan ia menjadi seorang politisi yang cerdas, berani, dan tidak takut dengan jeruji besi dalam membela kebenaran dan keadilan bagi segenap bangsa. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H