"Kami percaya kedua moderator figur yang netral, berkompetensi untuk memimpin debat. Keputusan tadi kan diambil sesuai dengan kesepakatan bersama TKN-BPN juga," Kata Andre.
Memang benar, yang paling penting harus dimiliki oleh moderator adalah bukan hanya penampilan fisik. Namun juga harus sosok yang cerdas, tegas, dan berpengalaman memimpin debat atau diskusi politik yang bersifat formal.
Selain itu moderator tidak boleh sedikit pun terlihat memihak kepada salah satu peserta. Karena hal itu sangat berpengaruh terhadap kredibilitas debat yang berlangsung. Walaupun secara pribadi, para moderator menjagokan salah satu kubu, namun subjektivitas tersebut tidak boleh terkontaminasi saat ia memimpin debat.
Semoga saja harapan publik terhadap kualitas debat kedua ini benar-benar terpenuhi, sehingga dapat memperlihatkan debat yang mencerdaskan, penuh wawasan, dan berkualitas. Bukan sekadar mencari aman untuk menjaga citra. Kita berharap kedua kubu yang tampil dapat lebih bebas dalam memaparkan pemikiran-pemikiran terbaik mereka bagi Indonesia Jaya satu atau dua dekade yang akan datang.
Sebab tahapan pemilu yang saat ini sedang berlangsung menggunakan uang rakyat triliunan atau lebih kurang 25 triliun rupiah, yang salah satu penggunaannya adalah untuk membiayai acara debat tersebut. Jadi sangat rugi besar jika KPU tidak mampu menyelenggarakan pemilu yang berkualitas dan berintegritas dengan dana yang cukup besar tersebut.(*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H