Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menghalangi Pintu Masjid Demi Duit Receh, Sangat Menyedihkan

31 Desember 2018   22:55 Diperbarui: 31 Desember 2018   22:57 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sejumlah pedagang kaki lima disekitaran Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh yang menggelar dagangannya tampak menutupi jalan masuk menuju pekarangan masjid, Senin (31/12/2018)/dokpri

Dengan gaya baru setelah pembangunan semasa Gubernur Aceh, dr Zaini Abdullah, Masjid Raya Baiturrahman kini dilengkapi dengan payung besar seperti masjid di Mekkah dan Madinah. Mengunjungi Masjid Raya Baiturrahman saat ini serasa berada di Arab Saudi. Ini juga menjadi daya tarik tersendiri dalam konteks wisata.

Namun dibalik kemegahan dan keagungan Masjid Raya yang menjadi magnit tamu berdatangan, ada satu kekurangan yang terlihat oleh pikiran saya. Yang semestinya menjadi perhatian semua pihak. Bukan hanya pengelola masjid, pemerintah, dan bahkan juga masyarakat setempat serta pengunjung.apa itu? Ya, soal ketertiban pedagang di sekitar masjid.

Seperti suasana yang hari ini saya lihat (Senin, 31/12/2018), pukul 17.00 WiB ketika itu posisi saya berada tepat didepan pintu masuk sebelah kiri masjid. Dan saya memperhatikan para pedagang kaki lima yang serentak berjejer menggelar dagangan dan gerobaknya menutupi pintu masuk. Pemandangan ini tentu tidak elok dan sangat mengganggu kenyamanan pengunjung yang ingin memasuki Masjid Raya Baiturrahman.

Dokpri
Dokpri
Tentu tujuan dari puluhan pedagang kaki lima tersebut yang terdiri dari penjual minuman dan makanan ringan, souvenir, gelang manik manik menggelar dagangan mereka yang hingga menutupi jalan masuk ke masjid adalah agar jualan mereka cepat terlihat oleh calon pembeli yang hendak masuk kepekarangan Masjid Raya.

Tidak ada maksud sama sekali untuk menghalang-halangi para tamu. Akan tetapi para pedagang tersebut tidak menyadari bahwa tindakan mereka itu justru telah menyulitkan pengunjung yang mau masuk ke dalam kompleks masjid.

Inilah yang tadi saya katakan, persoalan penataan pedagang kaki lima disekitaran Masjid Raya Baiturrahman harus ditata dan diatur sedemikian rupa sehingga dalam berjualan mencari nafkah bagi kebutuhan keluarganya, para pedagang tersebut bisa lebih tertib lagi. Dan yang pasti jangan sampai menutupi jalan masuk ke masjid. Sebab hal itu sangat mengganggu kenyamanan pengunjung dan tamu Allah yang hendak beribadah ke rumah Allah.(*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun