Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Dalam Hal Konten, Kampanye Pemilu Kali Ini Mengalami Kemunduran

7 Desember 2018   06:50 Diperbarui: 7 Desember 2018   08:45 1020
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ilustrasi | pexels.com

Padahal baik Soekarno, Soerharto, Habibie, Gus Dur, Megawati, SBY, semua mereka adalah pemimpin nasional yang pernah berjasa bagi negeri ini. Oleh sebab itu tidak elok kalau politisi generasi sekarang justru mengatakan hal-hal buruk tentang mereka.

Bukan karena mereka orang-orang yang sempurna, namun kita perlu menghargai atas segala upaya yang telah diberikan. Adapun masalah hukum, korupsi, penyelewengan kekuasaan, penjualan aset-aset negara secara ilegal, silakan diproses dipengadilan. 

Dan hal itu sudah dilakukan. Maka tidak sepantasnya kita mengungkit-ngungkit lagi masa lalu yang membuat bangsa Indonesia tersandera.

Inilah yang saya maksud bahwa secara konten, kalempanye pilpres 2019 mengalami kemunduran. Wajah mereka dihadapkan kebelakang atau melihat masa lalu. 

Mereka membandingkan dirinya dengan masa lalu bukan dengan apa yang harus dicapai dimasa akan datang. Seyogyanya tim kempanye yang cerdas, ia akan mengukur posisi hari ini dalam melihat target-target masa depan sesuai dengan cita-cita proklamasi.

Saya sangat berharap disisa waktu masa kempanye ini, kedua tim dan seluruh pengusung dan pendukung dapat mengubah pola ini menjadi lebih berkualitas, mencerdaskan, dan memiliki kelas. 

Tidak harus bahan kempanye itu dalam bentuk narasi yang sangat ilmiah, hingga masyarakat awam pun jadi tidak mengerti. Namun cobalah menyampaikannya dengan santun, beretika, beradab, jujur, jangan licik, apalagi berpura-pura.

Rakyat sangat mengapresiasi seperti kempanye yang dilakukan oleh Sandiaga Uno, yang kerap menyampaikan dengan santun, tenang, dan mengajak masyarakat untuk berpikir jernih. 

Model seperti itu menurut saya perlu ditiru oleh Prabowo Subianto dan Jokowi sekalipun. Saya rasa sudah waktunya juga kita menghapus istilah cebong dan kampret dalam arus komunikasi antar kubu pendukung karena sebutan itu sangat tidak bijaksana dan mencoreng wajah bangsa ini.(*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun