Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Adnan Ganto, Revolusi Industri 4.0 dan Implikasinya bagi Perekonomian dan Dunia Kerja di Aceh

27 November 2018   20:21 Diperbarui: 27 November 2018   20:30 1998
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Upaya solutif yang dapat dilakukan antara lain, dan syukurnya saat ini pemerintah Indonesia sudah mulai mengarahkan untuk kompetensi peningkatan keahlian tenaga kerja melalui program pendidikan vokasi link and match.

Artinya pendidikan dirancang sedemikian rupa untuk meningkatkan relevansi sekolah kejuruan sesuai dengan kebutuhan dunia kerja, dunia usaha, dan dunia industri.

Pemerintah Aceh mengadopsi pola ini untuk mengurangi pengangguran dari lulusan program pendidikan kejuruan dan akademi.

Upaya lainnya, bagi perusahaan yang bekerja sama dengan perguruan tinggi dalam pendidikan vokasi, pemerintah sedang menyiapkan insentif berupa superdeductible tax (yang diakui oleh kantor pajak untuk mengurangi penghasilan bruto).

Menurut Prof Krugman, sebagaimana Revolusi Industri pertama, kedua, dan ketiga, revolusi industri 4.0 ini pun diyakini bakal bermanfaat signifikan untuk menaikkan produktivitas.

Memang terdapat beberapa keraguan terhadap masa depan revolusi industri 4.0 yang ditulis oleh Prof Paul Krugman pada tahun 2013 (A New Industrial Revolution; the rise of the Robot), bahwa penggunaan mesin pintar memang dapat meningkatkan PDB.

Namun pada saat yang sama hal tersebut akan dapat mengurangi permintaan terhadap tenaga kerja, termasuk orang-orang yang pintar sekalipun.

Tetapi, semua itu tidak terjadi seketika, pasti ada tahapan-tahapannya. Selama proses yang panjang itu terjadi, maka perdebatan tentang Revolusi Industri 4.0 akan terus berlangsung. Kombinasi antara pertumbuhan ekonomi yang tidak bertambah dengan cepat dan menurunnya peran manufaktur, menyisakan pertanyaan tentang kehebatan Revolusi Industri 4.0. Belum lagi, misalnya, Revolusi Industri 4.0 ini masih menyisakan sisi gelapnya, yakni dampak negatif terhadap penciptaan lapangan kerja.

Pemerintah Aceh harus mengadopsi pola link and match ini untuk mengurangi angka pengangguran terdidik, terutama dari lulusan pendidikan vokasi dan akademi.

***

Menjelang akhir presentasi Dr Adnan Ganto, beliau mengatakan, menarik juga kita renungkan apa yang disajikan majalah mingguan "The Economist" pada 6 April 2018. Majalah USA ini menulis laporan utamanya dengan judul "Prihatin" karena era Revolusi Industri 4.0 menyebabkan; hilangnya privasi seseorang akibat penyebaran data digital secara mudah, tiada lagi tempat bagi data untuk disembunyikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun