Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Darurat Sampah Plastik, Laut Bukan Tempat Sampah

22 November 2018   10:07 Diperbarui: 24 November 2018   11:53 2057
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: en.netralnews.com

Pemerintah terutama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), yang memiliki akses secara langsung terhadap masyarakat pesisir dan nelayan untuk menciptakan program-program edukasi terhadap sampah plastik. Bagaimanapun garda terdepan penyelamatan laut dari polusi sampah plastik berada ditangan masyarakat pesisir.

Masyarakat perlu mendukung kebijakan Menteri KKP yang melarang nelayan bahkan pegawai KKP untuk menggunakan air mineral botol yang sekali pakai. Kebijakan Menteri KKP Susi Pudjiastuti sebagai bentuk kempanye melawan sampah plastik yang bertebaran ditengah lautan lepas.

Marilah mulai sekarang sebelum sangat terlambat, kita membangkitkan kesadaran diri sendiri dan masyarakat. Kembali pada perilaku, pengetahuan sebagai konsumen dan sebenarnya plastik ini bisa didaur ulang. Sebab itu kita saling berpesan agar plastik tidak dibuang sembarangan karena justru dapat merusak lingkungan

Alangkah lebih baik lagi jika kita dapat menghindari penggunaan plastik secara berlebihan, apalagi plastik kresek sekali pakai lalu dibuang. Sangat bijak jika menggunakan tas belanja yang bisa dipakai terus menerus. Inilah beberapa cara yang bisa kita tempuh secara pribadi sebagai manusia yang diberikan tanggung jawab oleh Tuhan untuk menjaga bumi ini agar tetap lestari. 

Ingatlah bahwa tempat yang ditinggali sekarang pada saatnya harus kita wariskan kepada anak cucu kita. Lalu manusia seperti apa kita jika yang kita warisi adalah bumi yang rusak, lingkungan yang buruk. Pikirkanlah. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun