Kecuali ada yang diundang makan khusus pada acara kenduri yang diawali dengan doa bersama.
Karena orang Aceh biasanya makan dengan tidak memakai sendok seperti yang banyak berlaku pada zaman sekarang, maka sebelum makan mencuci tangan terlebih dahulu. Biasanya tempat cuci tangan selalu disediakan oleh tuan rumah. Kalau makan dengan sendok dan garpu jangan berbunyi keras bila beradu dengan piring.
Tidak menjulur tangan ke tempat hidangan yang jauh dari tempat duduk kita. Hanya diambil yang ada di depan kita saja. Biasanya hidangan diatur sedemikian rupa sehingga apa yang dihidangkan ada di depan dan dapat dijangkau oleh setiap orang.
Jangan memegang sendok gulai dengan tangan kanan yang sedang dipakai untuk makan, lebih baik dipegang dengan tangan kiri yang masih bersih.
Pakai tangan kanan kalau memberi atau meneruskan piring gulai dan menu makanan lainnya kepada orang lain disebelah kanan atau kiri dan depan kita.
Lalu, ambil gelas minum dengan tangan kanan setelah tangan dicuci dan di lap sampai kering menggunakan tissu atau kain lap tangan yang telah disediakan. Air yang telah diambil tersebut jangan diminum habis sekali teguk, karena itu tidak sopan termasuk tidak bersuara saat meminumnya.
Mengunyah makanan tidak terdengar suaranya kepada orang lain, dan kunyahlah secara pelan-pelan sampai semua makanan yang ditaruh dipiring dapat dihabiskan.
Tidak berbicara sedang makan, dan jangan meniup makanan yang panas, tapi cukup menunggu beberapa saat kemudian makanan tersebut dingin sendirinya sampai nyaman untuk disantap.
Jangan makan dengan suap yang terlalu besar yang menyebabkan sukar mengunyah, atau mulut kelihatan sangat penuh.
Kalau makan kenduri, sebelum selesai makan sebaiknya disisakan kira-kira satu suap nasi dalam piring, tetapi kalau makan biasa dalam keluarga maka nasi dalam piring harus dihabiskan, karena dipandang mubazir dan itu berdosa atau tidak baik menurut pandangan agama.
Kalau makan buah-buahan, kulit dan bijinya harus ditaruh dalam tempat tersendiri.