Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Beda Pola Komunikasi Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno

5 November 2018   15:09 Diperbarui: 5 November 2018   17:10 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: pexels.com

Jadi kita harus pandai mencermati sebuah pernyataan, jika kemudian muncul sebagai sebuah kontroversi, itulah yang disebut dengan istilah gagal paham. Artinya kita tidak boleh terjebak pada visualnya saja namun harus masuk pada subtansialnya. Dengan begitu subtansi pernyataan Prabowo Subianto menurut hemat saya adalah ia tidak bermaksud merendahkan 'tampang Boyolali' namun warga Boyolali harus menjadi pemilik bagi daerahnya sendiri.

Pola Komunikasi Prabowo Subianto

Harus diakui oleh tim Prabowo-Sandi bahwa calon presiden mereka memiliki banyak kelemahan dalam komunikasi publik. Meskipun saya bukan seorang pakar komunikasi, namun saya menilai pola komunikasi yang dilakukan oleh Prabowo Subianto hanya tepat digunakan dalam kondisi peperangan.

Bahkan kekalahan Prabowo Subianto saat pilpres 2014 lalu saya menduga salah satunya disebabkan oleh komunikasinya yang cenderung tidak disukai masyarakat. Namun salahkah Prabowo Subianto? Tentu tidak, karena apapun merupakan pilihan. Saat tim Prabowo-Sandi tidak berusaha mengubah cara komunikasi capresnya berarti sudah diamini.

Atas pengalaman pada kekalahan di pilpres sebelumnya, seyogyanya Prabowo dapat memperbaiki dan menyempurnakan narasi dalam komunikasinya. Pada umumnya orang Indonesia menyukai bentuk komunikasi yang teduh, damai, dan jujur. Tidak zamannya lagi orasi politik selalu diwarnai dengan kalimat-kalimat provokatif, tendensius, dan emosional.

Nah, Prabowo Subianto masih nyaman menggunakan cara komunikasi publik yang demikian. Kata-kata yang dipilih kadang sangat tajam dan tidak sama frekuensinya dengan kapasitas masyarakat umum. Bahkan apa yang disampaikan oleh Prabowo Subianto menjadi sesuatu yang bertolak belakang dengan pemikiran masyarakat.

Memang itulah faktanya, calon presiden nomor urut 02 memiliki gaya bicara sendiri sebagai sesuatu yang khas. Sebagai mantan militer, lalu bicara keras, tegas, dan sedikit menohok lawan itu hal biasa. Dan justru yang terjadi perlu diwaspadai adalah politisi yang bicaranya lembut, pelan, memakai mimik wajah tanpa dosa. Seakan-akan sangat santun, berwibawa, dan sangat penyayang.

Karena biasanya yang model bicaranya 3 L (lemah, lembut, lunglai) justru sering mengkhianati, pendusta, dan suka menikung dari belakang. Sebaliknya yang bicaranya keras, tegas, mungkin sedikit kasar, terkadang merekalah orang jujur, amanah, dan setia. Meskipun kadang kata-katanya bikin sakit hati.

Komunikasi Sandiaga Uno

Beda Probowo Subianto beda pula cara komunikasi Sandiaga Uno. Meskipun usianya tergolong muda dan tidak terlalu banyak pengalaman di dunia politik. Akan tetapi teknik komunikasi politiknya terbilang bagus. Sandiaga Uno mampu mengelaborasi sebuah fakta menjadi narasi politik yang komunikatif, mengadu argumentasi, dan mengajak publik untuk berpikir kritis.

Penempatan kata-kata dalam kalimat komunikasi publiknya sangat tepat dan mengena pada sasaran pesan yang ingin disampaikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun