Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cara Mudah Menjadi Orang yang Sabar

21 Oktober 2018   12:14 Diperbarui: 21 Oktober 2018   13:10 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sering kali kita membaca berita di media tentang berbagai peristiwa yang kadang-kadang sepele namun berujung tragis. Misalnya kisah "pembunuh" jalanan dengan cara menabrakkan mobil mewahnya ke pengendara sepeda motor hingga pengenderanya terjungkal dan digilas bersama velg mahal BMW-nya.  

Atau kisah lain, seorang serdadu liar yang sengaja menarik pelatuk berkaliber ditengah keramaian lalu lintas, dorrr... Sekali saja, lalu sasarannya pun tewas seketika. Atau kejadian lainnya, seorang suami dengan relanya menyiramkan bensin ke tubuh mungil istrinya, kemudian mendadak jadi "sate" manusia karena disulut api rokok suami tercinta.

Dan ada banyak kisah memilukan lainnya yang berawal dari ketidakmampuan seseorang untuk menahan diri. Mereka terbakar emosinya karena disebabkan kurang bersabar. Akibatnya seseorang menjadi tak terkendali dalam mengekpresikan sebuah perilaku. Dan pada gilirannya amarah tersebut memakan korban yang bukan hanya merugikan dirinya sendiri namun juga orang lain.

Harus diakui bahwa memang menjadi orang yang sabar bukanlah perkara mudah. Tidak semua orang mampu menguasai dirinya sendiri. Bahkan orang yang sudah berpendidikan tinggi sekalipun tidak dapat menjadi jaminan bahwa mereka bisa menjadi orang yang sabar.

Sabar adalah sebuah softskill, dia tidak terlihat dan sangat abstrak. Namun sabar itu dapat dirasa, kehadirannya dalam diri seseorang dapat dilihat pada perilaku yang ditampilkan. Sabar sebagai sebuah perasaan yang mengikuti tindakan dan cara berpikir seseorang.

Ketika seseorang berhasil menampilkan perilaku sabar dalam kehidupan sehari-hari, maka ia sudah tergolong sebagai orang yang memiliki ilmu tingkat tinggi. Kenapa? Karena "sekolah" sabar membutuhkan proses belajar yang terus menerus dan latihan yang tiada henti, dan dengan ujian yang sangat berat.

Meskipun begitu bukan berarti bahwa keinginan untuk menjadikan diri kita sebagai orang yang sabar tidak bisa diwujudkan. Kata pepatah "jika ada kemauan pasti ada jalan". Nah berikut ini beberapa saran agar kita menjadi orang yang sabar:

Miliki niat
Saya sependapat dengan penggalan kalimat, "sesungguhnya setiap perbuatan diawali dengan niat," artinya jika kita hendak menjadi orang yang sabar, pada fase awal yang harus kita siapkan adalah niat. Miliki dulu niat (sesuatu yang datang dari dalam diri secara tulus).

Niat itu ibarat sebuah hasrat terhadap sesuatu. Semakin dalam niat yang ada, maka semakin kuat hasrat yang muncul didalam alam bawah sadar kit. Oleh karena itu niat yang ada haruslah benar-benar kuat. Tidak bisa niatnya setengah-setengah, apalagi ragu-ragu.

Bagaimana cara menumbuhkan niat? Kita hanya perlu mencari motivasi awal kita yang ada dalam batin masing-masing sambil bertanya pada diri sendiri. Mengapa ingin menjadi orang yang sabar? Sehingga kita bisa menilai apakah kita melakukan itu karena dorongan dalam diri kita atau kenapa.

Memiliki ilmu
Orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu jelas perbedaan diantara keduanya. Jika diumpamakan seperti siang dan malam, atau seperti bercahaya dan dalam kegelapan. Nah, orang berilmu itu ibarat bintang ditengah gelapnya malam. Mereka tampak sinarnya.

Untuk menjadi orang yang sabar. Pada step kedua tentu juga sangat mudah. Kita hanya perlu mencari ilmu terutama tentang kesabaran itu sendiri. Belajarlah pada seorang guru yang kita yakini memilki ilmu tentang sabar tersebut. Dan ikuti arahan dan bimbingan beliau.

Guru dalam konteks ini boleh siapa saja, tidak harus seorang kiyai, profesor, atau orang pintar. Bahkan mereka yang tidak memiliki kedudukan sosial sekalipun barangkali memiliki kedalaman ilmu sabar. Maka pilihlah ia menjadi guru kita. Kriteria guru yang baik untuk kita ikuti adalah mereka yang dapat dijadikan sebagai contoh dan suri tauladan yang baik dan benar. Bukan terletak pada gelar, titel, atau lulusan dalam negeri atau luar negeri.

Kenali diri dan sifat manusia
Dengan modal niat yang kuat, dan ditambah dengan ilmu tentang sabar yang mantap dapat membantu kita untuk melakukan asessment awal. Ibarat kata, pelajari medan sebelum terjun dalam peperangan. Salah satu strategi penting yang harus dilakukan adalah menilai kekuatan dan kelemahan diri dan musuh.

Menilai diri adalah pra evaluasi yang wajib dilakukan oleh seseorang yang ingin melatih kesabaran. Kita tidak akan mampu menguasai diri sendiri jika kita tidak mengenali diri dengan baik. Bagaimanapun setiap orang pasti berbeda satu sama lain. Sehingga karakter, kepribadian, pola pikir pun memilki corak dan ragam yang variasi.

Ketika kita sudah memahami tentang siapa diri kita, maka dengan mudah kita dapat membimbing diri ini ke jalan sabar. Kemampuan mengendalikan diri menjadi lebih efektif. Contohnya, jika kita termasuk orang yang emosional atau tempramental, maka kita bisa mengawasinya dengan baik.

Setelah itu kita pun perlu belajar dan mengetahui sifat dasar manusia pada umumnya. Karena dalam kenyataannya kita akan selalu berhubungan dengan manusia dan justru tantangan datang dari beragam corak manusia. Dengan kita memahami tentang manusia, maka semakin bijak kita menilai orang lain. Dan itu membantu kita untuk lebih sabar dalam menghadapi sikap mereka yang bertolak belakang.

Melatih diri
Setelah secara konsep dan persiapan secara mental kita lakukan. Maka tiba saatnya kita mengaplikasikan dilapangan. Pada tahap awal, kita harus rajin melatih diri. Lakukan banyak latihan sabar. Karena dengan banyak latihan, kesabaran akan terbentuk secara perlahan-lahan.

Agar lebih mudah dan tidak terasa berat. Mulailah dengan hal-hal yang kecil lebih dulu. Misalnya sabar untuk tidak banyak bicara. Yang biasanya mungkin kita paling cerewet, maka mulai sekarang coba latihan mengurangi pembicaraan yang tidak perlu.

Atau bisa juga latihan dimulai dengan sabar di jalan raya. Apalagi saat lalu lintas sedang padat-padatnya dan macet, itu adalah kesempatan yang baik untuk melatih kesabaran kita. Termasuk jika ada pengendara yang lampu sen-nya ke kiri dan dia belok kanan. Sabar!

Intinya, setiap hari kita harus mempraktekkan sikap sabar dalam berbagai kesempatan. Sabar menjaga diri dari perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan hukum, menahan diri dari perbuatan maksiat, diam dan tidak suka telibat gosip, ghibah, dan sebagainya.

Jadikan kebiasaan
Setiap perbuatan baik harus menjadi kebiasaan sehari-hari (habitual action). Begitu pula sikap sabar, jadikan sebagai budaya pribadi yang selalu menjadi standar perilaku dalam kehidupan. Ada orang marah kepada kita, sabar dan tidak perlu membalas dengan cara yang sama. Atau ada keinginan yang belum tercapai, sabar sambil terus berusaha. Contohnya dalam mencari kerja, mungkin belum ada satupun perusahaan yang memanggil, sabarlah.

Manakala kesabaran ini sudah menjadi kebiasaan sehari-hari, maka usaha kita untuk menjadi orang yang sabar sudah mendekati keberhasilan. Kuncinya adalah kita mulai dengan hal-hal yang kecil, membiasakannya setiap hari sambil terus berupaya meningkatkan skala sabar kita sampai level tertentu.

Bertemanlah dengan orang-orang sabar
Tidak dapat dipungkiri bahwa manusia tergolong mahkluk yang sangat dipengaruhi oleh lingkungannya. Perilaku, budaya, emosi, cara berpikir, dan gaya hidup, kerap dipengaruhi oleh lingkungan dimana mereka hidup. Maka ada nasehat bagus yang mengatakan "jika berteman dengan penjual minyak wangi, maka kita akan kecipratan harumnya, begitu pula jika berteman dengan pandai besi, maka kita akan terkena percikan apinya." Nasehat ini seperti dapat menjelaskan bahwa jika kita ingin sukses menjadi orang yang sabar, memilih teman yang tepat menjadi salah satu faktor keberhasilan.

Mintalah bantuan Allah
Terakhir, selalu berpikir positif terhadap diri sendiri, orang lain dan jangan lupa selalu meminta bantuan Tuhan. Karena kekuatanNya-lah yang dapat menjadikan diri kita mampu untuk menajdi lebih sabar.

Dekatkan diri pada Nya melalui ibadah-ibadah yang kita lakukan. Berdoa sambil berusaha adalah semboyan orang yang beriman dan yakin pada kekuasaan Nya. Manusia itu diciptakan dalam keadaan lemah, karena kemurahan Nya kemudian manusia menjadi terlihat kuat. Padahal sesungguhnya manusia tidak mampu berbuat apa-apa tanpa bantuan Nya.

Demikian semoga tips sederhana ini kiranya bermanfaat dan yang lebih penting adalah kita mau dan mampu melakukannya. Tidak ada ruginya menajdi orang yang sabar bahkan sangat beruntung karena imbalannya adalah surga dan kebaikan dunia/akhirat.

Salam***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun