Untuk menjadi orang yang sabar. Pada step kedua tentu juga sangat mudah. Kita hanya perlu mencari ilmu terutama tentang kesabaran itu sendiri. Belajarlah pada seorang guru yang kita yakini memilki ilmu tentang sabar tersebut. Dan ikuti arahan dan bimbingan beliau.
Guru dalam konteks ini boleh siapa saja, tidak harus seorang kiyai, profesor, atau orang pintar. Bahkan mereka yang tidak memiliki kedudukan sosial sekalipun barangkali memiliki kedalaman ilmu sabar. Maka pilihlah ia menjadi guru kita. Kriteria guru yang baik untuk kita ikuti adalah mereka yang dapat dijadikan sebagai contoh dan suri tauladan yang baik dan benar. Bukan terletak pada gelar, titel, atau lulusan dalam negeri atau luar negeri.
Kenali diri dan sifat manusia
Dengan modal niat yang kuat, dan ditambah dengan ilmu tentang sabar yang mantap dapat membantu kita untuk melakukan asessment awal. Ibarat kata, pelajari medan sebelum terjun dalam peperangan. Salah satu strategi penting yang harus dilakukan adalah menilai kekuatan dan kelemahan diri dan musuh.
Menilai diri adalah pra evaluasi yang wajib dilakukan oleh seseorang yang ingin melatih kesabaran. Kita tidak akan mampu menguasai diri sendiri jika kita tidak mengenali diri dengan baik. Bagaimanapun setiap orang pasti berbeda satu sama lain. Sehingga karakter, kepribadian, pola pikir pun memilki corak dan ragam yang variasi.
Ketika kita sudah memahami tentang siapa diri kita, maka dengan mudah kita dapat membimbing diri ini ke jalan sabar. Kemampuan mengendalikan diri menjadi lebih efektif. Contohnya, jika kita termasuk orang yang emosional atau tempramental, maka kita bisa mengawasinya dengan baik.
Setelah itu kita pun perlu belajar dan mengetahui sifat dasar manusia pada umumnya. Karena dalam kenyataannya kita akan selalu berhubungan dengan manusia dan justru tantangan datang dari beragam corak manusia. Dengan kita memahami tentang manusia, maka semakin bijak kita menilai orang lain. Dan itu membantu kita untuk lebih sabar dalam menghadapi sikap mereka yang bertolak belakang.
Melatih diri
Setelah secara konsep dan persiapan secara mental kita lakukan. Maka tiba saatnya kita mengaplikasikan dilapangan. Pada tahap awal, kita harus rajin melatih diri. Lakukan banyak latihan sabar. Karena dengan banyak latihan, kesabaran akan terbentuk secara perlahan-lahan.
Agar lebih mudah dan tidak terasa berat. Mulailah dengan hal-hal yang kecil lebih dulu. Misalnya sabar untuk tidak banyak bicara. Yang biasanya mungkin kita paling cerewet, maka mulai sekarang coba latihan mengurangi pembicaraan yang tidak perlu.
Atau bisa juga latihan dimulai dengan sabar di jalan raya. Apalagi saat lalu lintas sedang padat-padatnya dan macet, itu adalah kesempatan yang baik untuk melatih kesabaran kita. Termasuk jika ada pengendara yang lampu sen-nya ke kiri dan dia belok kanan. Sabar!
Intinya, setiap hari kita harus mempraktekkan sikap sabar dalam berbagai kesempatan. Sabar menjaga diri dari perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan hukum, menahan diri dari perbuatan maksiat, diam dan tidak suka telibat gosip, ghibah, dan sebagainya.
Jadikan kebiasaan
Setiap perbuatan baik harus menjadi kebiasaan sehari-hari (habitual action). Begitu pula sikap sabar, jadikan sebagai budaya pribadi yang selalu menjadi standar perilaku dalam kehidupan. Ada orang marah kepada kita, sabar dan tidak perlu membalas dengan cara yang sama. Atau ada keinginan yang belum tercapai, sabar sambil terus berusaha. Contohnya dalam mencari kerja, mungkin belum ada satupun perusahaan yang memanggil, sabarlah.