Meskipun belum lama bergabung sebagai blogger di kompasiana, namun nikmatnya menulis di platform yang mempunyai tagline beyond blogging tersebut semakin terasa asik. Bahkan setiap hari selalu menghabiskan waktu bersama kompasiana. 'Tiada hari tanpa kompasiana'.
Awal saya menjadi kompasianer, tidak ada yang mengajak untuk bergabung di komunitas luar biasa ini. Saya mengenal blog berbasis sosial media tersebut karena sering membaca tulisan para kompasianer yang wara wiri di internet. Memang salah satu hobi saya pun adalah membaca, selain itu juga suka menulis.
Karena sangat sering browsing laman kompasiana, dan lalu tertarik dengan pikiran para penulisnya yang beragam itu. Akhirnya saya coba cari tahu di internet bagaimana cara bergabung di kompasiana, agar bisa menulis juga seperti mereka. Setelah searching kemudian saya pun mendapatkan apa yang saya mau.
Karena sebagai pendatang baru, yang juga baru mendaftar. Saya tidak mengetahui secara persis tentang aturan main yang berlaku di kompasiana. Saat itu saya masih berpikir blog kompasiana sama juga seperti halnya blogspot milik google. Maksud saya postingan pengguna tidak ada proses moderasi oleh admin.
Namun ternyata anggapan saya salah. Kesalahpahaman itu baru saya sadari ketika pertama kali menulis dan melakukan posting di akun blog Saya. Dan saya sangat bersyukur karena tulisan pertama saya saat itu tidak dihapus oleh admin karena diduga melanggar ketentuan yang berlaku, artinya karya pertama saya di kompasiana lulus sensor alias tidak melanggar ketentuan.
Sejak saat itulah saya semakin senang berkunjung ke rumah besar kompasiana, walaupun hanya sekedar melihat-lihat tulisan para senior kompasianer (centang biru) yang sudah menulis ratusan bahkan ribuan artikel. Dengan membaca tulisan-tulisan mereka, saya merasa mendapatkan manfaat bagi penambahan wawasan dan pengayaan informasi yang sedang berkembang.
Hal itu menjadi inspirasi bagi saya dan membuat saya semakin lama semakin termotivasi untuk meningkatkan kemampuan menulis seperti halnya para manstaf yang telah berhasil mendapatkan tempat dihati pembaca kompasiana dan komunitas Kompasianer tersebut.
Dengan berusaha sedikit demi sedikit, saya terus mencoba menapaki dunia penulisan di blog kompasiana. Meskipun dengan penuh kekurangan seperti yang saya alami saat ini, saya terus meyakinkan diri untuk setiap hari bisa menulis dan posting paling sedikit satu artikel.
Saya percaya jika sebuah usaha dilakukan secara konsisten, maka apapun cita-cita dan keinginan akan tercapai. Apalagi jika dibarengi dengan kerja keras, belajar tiada henti, ikhlas menerima kekurangan diri, Insha Allah hasilnya akan maksimal.
Memang tidak ada manusia yang sempurna. Sebab itulah mengapa kita diperintahkan untuk belajar terus menerus, agar kita memahami bahwa kesempurnaan itu hanya milik Tuhan.Â
Dalam konteks tersebut, saya tentu menyadari bahwa semua artikel yang telah berhasil saya poskan di blog kompasiana bukan sesuatu yang sudah sempurna. Masih banyak kekurangan, baik dari segi penulisan, struktur tulisan, bahasa, materi/konten hingga mungkin penggunaan tanda baca yang tidak tepat.
Singkatnya, belumlah ideal untuk dikatakan sebagai sebuah karya tulis, apalagi jika dikaitkan dengan karya tulis ilmiah atau ilmiah populer. Namun yang terpenting bagi saya adalah melalui artikel sederhana tersebut, beberapa ide dan informasi bisa saya sampaikan ke orang lain.
Maka, atas dasar itulah saya sangat berharap kepada pemilik rumah besar kompasiana dan komunitas Kompasianer yang ada di Aceh agar dapat menyatukan tali rasa para kompasianer melalui kopi darat (kopdar). Saya ingin sekali bisa belajar dari teman-teman Kompasianer yang lain tentang seluk beluk jagad penulisan dan jurnalistik.
Namun sayang, sampai sejauh ini saya sendiripun tidak memiliki informasi tentang berapa banyak Kompasianer yang ada di Aceh, khusus di Banda Aceh, siapa koordinatornya (jika ada), apa pernah membuat kegiatan, dll. (maaf jika saya salah), atau apakah pernah kopdar seperti halnya Kompasianer di kota-kota lain di Indonesia?
Jika pun sudah, apalagi jika belum. Nah apa mungkinkah niat ini disambut oleh pemilik rumah besar kompasiana? Jujur saja, saya cemburu melihat teman-teman Kompasianer di provinsi lain yang secara berkala selalu ada pertemuan yang diadakan, dengan menghadirkan pembicara nasional atau penulis senior yang ada di kompasiana. Dan mereka saling berbagi ilmu. Wah... Sungguh saya sangat merindukan hal itu bisa terwujud di Aceh. Tapi kapankah ya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H