Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Jokowi dan Prabowo, Pilihan Politik ataukah Pilihan Hati?

22 Agustus 2018   21:03 Diperbarui: 23 Agustus 2018   15:19 1325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jokowi dan Prabowo Subianto sesungguhnya mereka berteman, saling kenal satu sama lainnya, dan diantara partai pengusung dan pendukung pun juga bukan orang asing. Maka dukunglah kedua mereka dengan cara yang bermartabat, mari kedepankan nilai-nilai kebangsaan agar mereka bisa terpilih dengan cara terhormat. Bukan karena "gorengan" media atau pencitraan busuk partai koalisi.

Pada pilpres 2019 Insha Allah kedua rival ini kembali bertemu dalam ajang kontes pemilihan penguasa seperti yang pernah mereka lakukan pada tahun 2014 lalu. Namun terjadi sedikit perubahan pada sosok pendamping mereka. Ma'aruf Amin dan Sandiaga Salahuddin Uno. Dua nama baru yang berhasil masuk dalam bursa pencalonan Capres-Cawapres Indonesia 2019.

Meskipun produk baru dalam pasar pilpres namun sebenarnya mereka bukanlah orang yang tidak dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Ketua MUI dijabat oleh Ma'aruf Amin, lembaga paguyuban keulamaan Indonesia yang kini mulai merambah ke dunia politik praktis. 

Dan pimpinan tertinggi MUI tersebut diharapkan menjadi mesin penghasil suara ummat Islam bagi Jokowi, sang petahana yang masih bernafsu berkuasa untuk melanjutkan prestasi yang sudah ditorehkannya selama empat tahun terakhir. 

Dengan komunikasi marketing yang dibangun melalui pencitraan pemimpin yang bersih, bekerja dan merakyat itu, mencoba meyakinkan para pendukungnya untuk mau memberikan suara mereka pada pilpres kali ini.

Begitu juga dengan pasangan Prabowo Subianto, dengan memilih Sandiaga Uno, mantan wakil gubernur DKI Jakarta yang berhasrat naik kelas, dari level provinsi ke tingkat pimpinan nasional. 

Tentu saja publik juga sudah sangat mengenal sosok tersebut. Dengan program Oke-Oce yang ditawarkan kepada calon pemilih Anies-Sandi saat Pilkada DKI beberapa waktu lalu ternyata disambut positif oleh warga Jakarta, yang akhirnya pasangan ini berhasil mengalahkan petana saat itu yaitu Ahok-Djarot.

Namun apapun aktivitas politik dan pengabdian yang pernah mereka lakukan dan berikan kepada bangsa ini hendaknya itu bisa menjadi pertimbangan kritis bagi rakyat Indonesia agar cerdas dalam membuat keputusan pemilihan saat hari pencoblosan nantinya di bulan April 2019.

Rakyat sejak dini harus dicerdaskan dengan informasi yang benar, valid, jujur dan berkualitas. Membantu mereka mengembangkan pola pikir kritis, sehingga tidak terjebak pada dogma sektarian, fanatisme ideologis, dan sikap nepotisme kepartaian yang melupakan tujuan dasar berbangsa dan bernegara.

Jangan kita ulangi kembali masa suram yang pernah menyelimuti bangsa ini karena akibat perilaku penguasa culas, menyakiti rakyat, mengkhianati ummat, dan berdusta demi kekuasaan. Segenap elemen masyarakat harus berupaya secara sungguh-sungguh untuk mengawal proses pilpres ini dengan cermat. 

Kritisi kedua kubu jika memang pantas untuk dikiritik. Tonjolkan diskusi kita atau pembicaraan pada aspek materi, objektif dan sesuai fakta (realitas).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun