Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Cuaca Buruk, Nelayan Tidak Melaut

30 Juli 2018   09:25 Diperbarui: 30 Juli 2018   13:35 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cuaca tidak bersahabat menerpa pesisir pantai dalam sepekan terakhir, gelombang laut meninggi mencapai 4 meter lebih. Bahkan di laut selatan pulau Jawa bisa mencapai 7-9 meter. 

"Cuaca benar-benar buruk dan sangat ekstrem." kata seorang nelayan di kawasan kuala cangkoi Banda Aceh. 

Akibatnya para nelayan yang biasanya melaut, mencari ikan terpaksa menghentikan aktivitas sehari-harinya tersebut demi menjaga keselamatan. 

Menurut pantauan penulis disejumlah pangkalan tempat bersandarnya boat nelayan, tampak sepi tidak ada aktivitas seperti hari-hari biasanya. 

Nelayan lebih memilih mencari pekerjaan alternatif untuk mencari nafkah bagi keluarga dan kebutuhan anak-anak mereka. 

Tarmizi (50), salah seorang nelayan di Aceh Besar mengatakan, ia sudah dua pekan ini bekerja sebagai buruh bangunan untuk menghidupi keluarganya. 

"Cuaca memang lagi tidak bersahabat, namun dapur tetap harus berasap," ujar Tarmizi sedikit memberi tamsilan. 

Sementara itu, harga ikan di pasar Peunayong dan sejumlah pengecer lainnya di Banda Aceh melonjak tajam, harga ikan yang biasanya Rp15.000,- per kilogram, kini meningkat menjadi Rp35.000,- per kilogramnya.

Kenaikan harga ikan tersebut disebabkan oleh pasokan ikan dari nelayan yang sangat sedikit, bahkan sejumlah pedagang ikan pun hanya memiliki stok persediaan beberapa kilogram saja. 

Yusra (43) seorang ibu rumah tangga kaget ketika membeli ikan jenis dencis, yang biasanya hanya Rp15.000,- namun kali ini ia harus mengeluarkan biaya belanja rumah tangganya hampir Rp40.000,- hanya untuk ikan satu kilogram saja. 

Dampak dari cuaca buruk ini tidak hanya terhadap nelayan dan harga ikan yang melonjak, namun juga angin kencang dan ombak tinggi telah menerjang sejumlah pantai wisata dan merusak warung-warung yang menjual makanan di sekitar pantai. 

Seperti yang terjadi di pantai Jilbab Kabupaten Abdya Aceh, bangunan-bangunan tempat lesehan bagi para wisatawan atau pengunjung telah porak poranda dihancurkan oleh ombak yang meluber sampai ke darat. 

Sehingga sejumlah pedagang pun mengurungkan niat mereka untuk menggelar dagangan di bibir pantai tersebut. Mereka kuatir dihantam ombak dan keselamatan diri. 

Cuaca buruk ini diperkirakan akan terus berlangsung sampai satu pekan kedepan, BMKG Aceh meminta kepada masyarakat agar  lebih waspada karena angin kencang dan iklim ekstrem bisa mengancam keselamatan dan dapat terjadi kapan saja. 

Dijalur laut, ancaman keselamatan terjadi pada industri pelayaran, transportasi, dan wisata bahari. Hal ini dapat dilihat pada jalur transportasi penyeberangan Banda Aceh-Sabang, akibat gelombang tinggi dan angin kencang, pihak ASDP menunda keberangkatan sejumlah ferry dan kapal cepat yang menuju atau kembali dari Sabang. 

Dengan kondisi ini sejumlah penumpang dan wisatawan terpaksa menunda untuk berangkat atau pun kembali ke Banda Aceh dan Sabang. Namun penundaan tersebut tidak berlangsung lama, begitu cuaca membaik, kapal langsung diberangkatkan.

Salam. []

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun