Seorang anak yang dilahirkan pasti ia dalam keadaan suci tanpa dosa, bersih dari segala kesalahan dan noda. Sering diibaratkan seperti kertas putih tanpa ada coretan. Begitulah tamsilan terhadap seorang anak.Â
Lalu pertanyaannya, kapan seorang anak itu menjadi "ternoda" dan penuh "coretan"? Siapakah yang mencoretnya?Â
Ada banyak kisah tempo dulu yang sudah sering kita dengar dalam berbagai kesempatan tentang sebuah keluarga yang sukses mendidik anak-anak mereka. Diantara banyak kisah tersebut adalah cerita keluarga Lukmanul Hakim, yang riwayatnya diabadikan dalam kitab suci Al-Quran.Â
Lukmanul Hakim adalah seorang ayah dan pemimpin keluarga yang sangat bijak. Sesuai dengan namanya 'hakim', yang memang artinya adalah bijak, adil, atau lebih tepatnya seorang yang bijaksana.Â
Beliau memiliki anak laki-laki yang selalu diajarkan berbagai hikmah dalam berbagai aspek kehidupan. Sebagai seorang ayah, Lukmanul Hakim menyadari bahwa ia memikul tanggung jawab berat dihadapan Allah Swt kelak nanti.Â
Artinya ia harus mempertanggungjawabkan segala perilaku, perbuatan, dan dosa anaknya nanti di hari akhirat jika ia tidak mendidiknya dengan baik saat masih di dunia.Â
Oleh karena itu, dalam konteks mendidik anak, Lukmanul Hakim mengajarkan hal-hal yang menjadi fondasi karakter seorang manusia yang baik terlebih dahulu sebelum yang lainnya. Daripada aspek ekonomi misalnya.Â
Beliau justeru sangat menekankan seorang anak ditanamkan aspek keimanan lebih dulu, karena dengan iman (tauhid) seorang anak bisa mengenal Tuhannya, kemudian ia menyadari bahwa Tuhan adalah penciptanya.Â
Nah, jika kita berkaca pada model mendidik anak dari keluarga Lukman, hal yang paling penting disadari oleh orang tua adalah mereka memiliki tanggung jawab terhadap anak-anak mereka. Dan suatu saat nanti akan dimintai pertanggungjwaban.Â
Kemudian yang berikutnya yaitu tanamkan keimanan atau ilmu tauhid pada anak sebagai pondasi dasar karakter mereka. Kenalkan tentang ketuhanan pada anak-anak kita, kabarkan bahwa manusia itu diciptakan bukan pencipta.Â
Jika ia sudah mengenal tuhannya, maka seorang anak akan timbul kesadaran dan memiliki pencerahan. Bagaimana pun hikmah yang paling besar didapatkan oleh seorang manusia adalah saat mereka kenal dengan tuhannya dan dekat dengan sesama manusia.Â
Lalu apalagi? Langkah berikutnya adalah menanamkan akhlak yang baik pada perilaku mereka. Ceritakan pada mereka tentang karakter dan kepribadian orang-orang besar dan hebat yang berhasil mengubah dunia. Tunjukkan sikap-sikap yang baik dalam berinteraksi sesama manusia.Â
Perlu kita garis bawahi, iman dan akhlak adalah dua kunci utama yang harus ditanamkan dalam pendidikan seorang anak. Karena iman dan akhlak tersebut itulah akan membentuk kepribadian, pola pikir, sikap, perilaku, dan karakter utuh seorang anak dimasa depan nanti.Â
Iman akan mengarahkan seorang anak pada jalan yang benar, mengakui adanya tuhan sebagai pencipta dirinya dan alam semesta. Dengan iman pula seorang anak akan menghargai orang tua mereka, guru-guru mereka, dan masyarakat dalam kehidupan sosialnya.Â
Singkatnya dengan keimanan yang benar seorang anak akan memiliki jiwa yang teguh, hati yang bersih, dan tunduk pada ketentuan religius sebagaimana telah digariskan. Takut melakukan dosa, tidak murtad, saling menyayangi sesama manusia adalah buah dari pohon keimanan.Â
Kesalahan Orang Tua Mendidik Anak
Bicara tentang mendidik anak dewasa ini memang gampang-gampang susah. Meskipun setiap zaman memiliki tantangan tersendiri dalam proses mendidik anak-anak.Â
Namun era sekarang tantangannya beda, kemajuan teknologi dan kecepatan informasi membuat daya tantangan menjadi lebih kuat. Apalagi jika kemajuan tersebut justeru lebih banyak memberikan dampak negatif dari positif terhadap pendidikan anak-anak.
Oleh sebab itu, sangat dituntut bagi orang tua zaman sekarang untuk belajar berbagai kecanggihan teknologi yang sedang berkembang. Tidak perlu menjadi ahli, namun cukup mengetahui saja sudah bagus. Yang paling buruk adalah para orang tua tidak peduli sama sekali dengan perubahan zaman.Â
Dengan demikian usaha orang tua untuk mendidik anak-anak dengan baik akan sangat terbantu. Orang tua tidak boleh menutup diri dengan perubahan, mereka mesti mampu menyesuaikan diri dengan era digitalisasi seperti saat ini.Â
Berdasarkan informasi dari komisi perlindungan anak Indonesia, banyak anak-anak yang terjerumus dalam berbagai perihal negatif karena orang tua mereka tidak mampu memberikan pendampingan. Sehingga ketika mereka mengalami masalah, anak-anak akan mencari solusi dari pihak lain diluar yang rentan kejahatan.Â
Dari sini kita dapat melihat bahwa peran dan kemampuan orang tua sangat strategis dan signifikan dalam mendidik dan mendampingi mereka. Memiliki wawasan luas serta membekali diri dengan ilmu parenting akan sangat menolong para orang tua dalam memikul tanggung jawab pendidikan anak-anaknya.
Untuk menghindari kekeliruan orang tua dalam membina seorang anak, berikut beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan oleh para orang tua. Hendaknya hal ini menjadi perhatian agar tidak dilakukan dalam proses mendidik anak-anak mereka.Â
Tidak memenuhi hak anak saat dilahirkanÂ
Seorang anak yang baru lahir atau masih bayi, ia dianjurkan untuk diazankan jika ia laki-laki, dan diucapkan iqamah apabila ia berjenis kelamin perempuan.Â
Azan dan iqamah merupakan hak dasar seorang anak yang baru dilahirkan. Hak ini harus dipenuhi oleh seorang ayah, lakukan ini ketika bayi yang baru lahir.Â
Dibalik perintah azan dan iqamah tersebut terdapat keutamaan, artinya kalimat pertama yang diperdengarkan adalah kalimat baik dan penuh kebaikan.Â
Kalimat ini juga merupakan bentuk pendidikan iman atau tauhid, bahwa sesungguhnya kita mempersaksikan pada anak kita Tuhan Maha Pencipta telah melahirkan kamu. Karena tuhanlah sehingga bayi itu ada dan lahir.Â
Tidak memiliki kasih sayang
Zaman sekarang kasih sayang menjadi barang langka. Ditengah kesibukan para orang tua, anak-anak hampir sedikit memperoleh waktu untuk bersama orang tua mereka.Â
Karena jarang bertemu sehingga berpengaruh terhadap pola komunikasi antara anak dengan orang tua. Sehingga tidak ada kedekatan diantara mereka.Â
Kasih sayang yang sangat dibutuhkan oleh seorang anak adalah orang tua memiliki kepedulian, pengertian, dan sikap lemah lembut kepada mereka. Namun banyak orang tua yang keliru memahami makna kasih sayang, para orang tua mengira bentuk kasih sayang itu adalah menuruti apa saja kemauan seorang anak.Â
Tidak memiliki kepedulianÂ
Seorang teman saya yang polisi menceritakan pernah ia menangani sebuah kasus narkoba yang korbannya adalah anak pejabat.Â
Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh kepolisian didapati bahwa kasus tersebut ternyata ada hubungannya dengan tidak ada kepedulian orang tuanya. Bayangkan sejak lima tahun terakhir ia tidak pernah duduk semeja dan bicara dari hati ke hati dengan ibu/bapaknya.
Sehingga hampir semua masalah yang dihadapi, ia mencoba menyelesaikan sendiri tanpa ada teman konsultasi. Padahal tidak semua masalah mampu diselesaikan oleh hanya seorang anak saja. Perlu semacam dorongan atau pun nasehat dari orang tua.Â
Disisi lain, orang tua pun menganggap bahwa masalah yang dihadapi oleh seorang anak adalah hal sepele, kecil, dan dapat diurus sendiri. Namun bagi seorang anak tidaklah demikian, sekecil apapun masalah, anak ingin orang tua mereka peduli.
Jadi itulah beberapa kekeliruan yang sering terjadi dalam sebuah keluarga, terutama berkaitan dengan proses mendidik anak-anak.Â
Belajarlah dengan cepat, terapkan konsep-konsep parenting yang memungkinkan seorang anak menjadi seorang anak yang hebat, beriman dan berakhlakul karimah. Mungkin konsep keluarga Lukman Hakim atau keluarga Ibrahim, As bisa menjadi referensi dalam mengembangkan pola pendidikan anak.Â
Semoga kedepan, dunia anak-anak Indonesia menjadi dunia yang menyenangkan. Anak-anak Indonesia bisa menjadi generasi emas yang dilahirkan oleh keluarga-keluarga hebat.Â
Buatlah coretan yang dapat membuat seorang anak memiliki garis nasib yang baik dan bebas dari masa depan suram dan gelap.Â
Salam.[]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H