Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pemuda Kreatif dengan Bisnis Lele di Aceh Besar

3 Juli 2018   16:23 Diperbarui: 3 Juli 2018   18:45 1631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kelompok pemuda Desa Dham Pulo Lubuk Kabupaten Aceh Besar foto bersama sesuai diskusi bisnis dan kewirausahaan didepan kolam lele. (Dokumentasi Pribadi)

Permintaan terhadap ikan lele dan  produk perikanan lainnya dalam lima  tahun terakhir meningkat di Banda Aceh dan Aceh Besar. Disamping itu, sekarang ini sedang terjadi perubahan kecenderungan konsumsi masyarakat Aceh dari protein hewani ke protein ikan dan masyarakat Aceh suka makan ikan.

 Komoditi perikanan  lele merupakan komoditi  ikan air tawar dan permintaannya terus meningkat rata-rata 5 persen per tahun. Kebutuhan ikan lele pada tahun 2016 untuk pasar lokal berjumlah 500 ton per tahun. Tujuh puluh persen nilai tersebut dikonsumsi untuk pangan yang dijual melalui rumah makan atau dibeli oleh rumah tangga.

Konsumsi ikan masyarakat Aceh diperkirakan akan meningkat mencapai 75 persen dari potensi sumberdaya ikan. Sedangkan jumlah yang diperbolehkan ditangkap adalah 80 persen. Apabila seluruhnya dipasok dari hasil penangkapan, maka kelestarian dari produksi tangkap benar-benar akan terancam apabila tidak dilakukan pengendalian.

Oleh karena itu di masa mendatang pasokan ikan dari aktivitas budidaya sangat diharapkan. Potensi produksi budidaya di perairan umum, kolam air tawar, saluran irigasi Krueng Aceh, seluas 13.000 ha.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Pendapatan sangat menjanjikan

Dengan tren pasar yang semakin bagus mendorong produktivitas usaha pemuda tersebut semakin produktif. Modal yang ada dapat memacu perputaran dengan cepat. Hal ini memberikan jumlah pendapatan yang semakin bertambah. Rata-rata penghasilan mereka setiap periode berkisar Rp38.000.000,- dengan produksi 500 kg per siklus. 

Meskipun penghasilan mereka tidak terlalu besar, namun para pemuda tersebut tetap konsisten dan semangat mengelola usaha bersama, apalagi dengan dukungan keluarga dan masyarakat demikian besar semakin membuat mereka bersemangat. Nah spirit itulah yang patut menjadi contoh bagi pemuda Indonesia dalam menyalurkan kreativitas dan waktu luang yang ada.

Dengan mereka memiliki kegiatan yang positif, maka mereka dapat terhindar dari pengaruh negatif lainnya. Terbukti pemuda desa tersebut tidak mengkonsumsi narkoba, tidak terlibat kriminal dan tawuran. Sehingga mereka nanti suatu saat bisa menjadi pemuda yang siap memimpin bangsa ini.

Salam.[] 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun