Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Menanti yang Muda Memimpin Negeri

27 Juni 2018   12:13 Diperbarui: 29 Juni 2018   10:36 2522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini sangat menentukan perjalanan sejarah bangsa Indonesia kedepan. Pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak pertama kali digelar. Sehingga hasil hari ini menjadi cerminan Pilkada serentak di pemilu yang akan datang. 

Jika hasil Pilkada kali ini memuaskan, aman dan damai tanpa kekurangan yang berarti, maka bisa menjadi modal percaya diri yang bagus bagi pemerintah untuk menyelenggarakan lagi secara serentak se-Indonesia di pilkada berikutnya.

Pencoblosan di TPS bagi daerah yang melaksanakan pergantian pemimpin atau kepala daerah pun sudah dimulai sejak pukul 08.00 Wib tadi pagi (Rabu, 27/06/2018) dan akan ditutup hingga pukul 14.00 wib, informasi ini berdasarkan edaran yang dikeluarkan oleh KPU. 

Dari pantauan sejumlah media telivisi yang melakukan siaran langsung dari beberapa provinsi yang melakukan pemilihan gubernur terlihat masyarakat berbondong-bondong mendatangi bilik-bilik pemungutan suara untuk memberikan hak politiknya. 

Tingginya antusias masyarakat menyambut pesta demokrasi yang diadakan lima tahun sekali ini bisa menjadi indikasi partisipasi politik rakyat Indonesia sangat besar. Berarti pula bahwa kesadaran berpolitik dikalangan masyarakat mulai berubah dan meningkat menuju pemilih cerdas. 

Diantara provinsi yang sangat tinggi perhatian media karena perilaku masyarakat dan basis pemilihnya adalah seperti Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumut, Bali, dan Sulawesi Selatan. Meskipun daerah lain juga mendapatkan perhatian yang sama. 

Besarnya perhatian media di beberapa daerah tersebut ditengarai karena memiliki nilai-nilai tertentu yang dapat dijadikan barometer atau tolok ukur perolehan suara bagi pasangan calon maupun partai politik yang mempunyai kaitan erat dengan pemilihan presiden Republik Indonesia tahun depan. 

Asumsi para pengamat politik di Indonesia memprediksi bahwa ketiga provinsi tersebut terutama di pulau Jawa merupakan lumbung suara pemenangan Pilpres 2019 bagi para capres yang ikut meramaikan suksesi pilpres tahun depan. Dengan meraih dukungan maksimal di pulau Jawa, maka peluang untuk memenangkan pemilihan presiden terbuka lebar. 

Jika kita lihat komposisi pemilih dari aspek kependudukan berdasarkan data yang ada dapat dipaparkan bahwa pemilih muda yang berusia 18-35 tahun mendominasi pemilih (voter) di Indonesia. Oleh karena itu pula, maka tidak aneh kalau mereka menginginkan negeri ini dipimpin oleh anak muda. 

Kalaulah bangsa Indonesia mau bercermin dan belajar dari kemajuan Jepang dalam kaitannya dengan pemimpin muda, rasanya inilah waktu yang tepat bagi bangsa ini untuk melahirkan bupati/walikota, gubernur bahkan sampai presiden anak muda. Kenapa? Karena jumlah anak muda saat ini sangat besar di Indonesia. 

Berkaca dari Jepang setelah terjadinya pemboman oleh sekutu lalu mereka bangkit dengan mengandalkan kaum muda betul-betul menjadi motor revolusi restorasi Jepang, meraih kemajuan hingga dapat melakukan balas dendam ke sekutu. 

Anak-anak muda Jepang yang rata-rata mereka berusia 30 tahunan kala itu dididik menjadi kaum muda yang cerdas dengan peradaban ilmu pengetahuan dan teknologi yang siap memimpin bangsa Jepang meraih cita-cita mereka. 

Sebut saja misalnya Menteri pendidikan pertama Jepang, Mori Arinori yang saat itu berusia 30-an. Bahkan ia sudah menjadi duta besar Jepang untuk Amerika di usia 24 tahun. Sang kaisar Jepang sendiri, Meiji menjadi kaisar pada usia 15 tahun. Dia memimpin Jepang selama 44 tahun kedepan. 

Tidak hanya Jepang, Roosevelt menjadi presiden termuda Amerika Serikat pada usia 42 tahun, Kennedy hingga Barack Obama bisa meraih posisi orang nomor satu di USA di usia 43 dan 44 tahun. Yang paling menarik bahkan Nabi Muhammad Saw dilantik menjadi Rasul pada umur 40 tahun. 

Dari fakta yang ada, maka tidaklah mustahil jika pada Pilkada serentak 2018 ini Indonesia juga kembali melahirkan pemimpin-pemimpin muda yang energik, kreatif dan cerdas sebagai pemimpin negeri, sebutlah misalnya RK di Jawa Barat.

Bagaimanapun republik tercinta pernah mencatat sejarah bahwa anak muda berjaya membawa bangsa ini ke tangga kemajuan. Soekarno mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI) saat beliau berusia 26 tahun dan menjadi presiden pertama Indonesia pada usia 44 tahun. 

Begitu juga mantan presiden B.J.Habibie pada usia 29 tahun telah menjadi kepala riset perusahaan di Humburg Jerman. Dan masih ada beberapa tokoh lain di Indonesia yang sangat cemerlang pada usia muda. 

Akhirnya semoga dalam tahun-tahun kedepan Indonesia bisa memiliki pemimpin-pemimpin muda yang visioner dan mempunyai semangat nasionalisme tinggi serta berakhlak baik sebagai pemimpin tertinggi. 

Salam.[]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun