Ibadah puasa sangat berkaitan dengan fisik, tidak makan dan minum tentu saja membuat kondisi tubuh semakin lemah. Namun itulah subtansi pendidikan puasa ramadan. Dengan tidak makan dan minumlah hawa nafsu dapat dikendalikan. Berat memang, maka inti dari puasa adalah pengendalian hawa nafsu.Â
Bicara tentang hawa nafsu. Banyak orang terjerumus oleh hawa nafsunya sendiri, karena nafsu tersebut cenderung ke kiri (mengikuti syaitan). Mengapa ada bom Surabaya? Karena ada hawa nafsu pelakunya yang tidak terkendali. Mengapa ada korupsi? Karena hawa nafsu ingin cepat kaya, dll.Â
Sebagai manusia tentu saja tidak bisa terlepaskan dengan nafsu, beda halnya dengan para malaikat yang tidak dibekali dengan hawa nafsu. Akan tetapi bukan berarti nafsu itu dibiarkan begitu saja seperti hawa nafsu hewan atau disalurkan secara sembarangan layaknya binatang. Tidak!Â
Nafsu manusia perlu dikendalikan dan diarahkan kepada ketundukan kepada pemilik nafsu itu sendiri yakni Allah Swt, bagaimanapun hawa nafsu itu adalah ciptaan Allah, hamba Allah, maka tidak boleh nafsu itu mendorong manusia untuk berbuat maksiat dan kerusakan di bumi Allah.Â
Oleh sebab itu dengan puasa ramadanlah jalan bagi Allah untuk mendidik manusia terutama ummat Islam yang beriman agar hawa nafsu yang sudah Allah berikan kepada mereka dapat arahkan kepada jalan yang lurus, menyalurkan hawa nafsu tersebut dengan kebaikan dan ketakwaan kepada Nya.Â
Marilah kita ambil hikmah puasa ramadan ini dengan memperbanyak amalan kebaikan, paksakan hawa nafsu kita untuk tunduk kepada ketentuan Allah dalam berpuasa. Inilah pendidikan ramadan. Semoga ada manfaatnya. Sekian Wassalam.[]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H