Desa yang dibelah oleh sungai Agusen ini ternyata memiliki panorama alam yang sangat indah. Dengan cuaca alamnya yang masih sejuk membuat para wisatawan betah berlama-lama di kawasan ini.Â
Bermain arung jeram adalah salah satu potensi wisata gunung yang ditawarkan oleh Desa Agusen. Dengan air yang dingin dan bersih mencerminkan bahwa alam pegunungannya masih perawan.Â
Petani yang dulu jadi penanam ganja, kini mulai menjadi petani kemiri, kakao, durian dan berbagai jenis palawija lainnya yang memiliki nilai ekonomi tinggi.Â
Bercocok tanam pohon cabai merah, serai wangi, nilam, tembakau dan jagung adalah jenis palawija yang sangat digandrungi masyarakat Agusen.Â
Para wisatawan pun kini mulai menikmati wisata kebun kopi, jenis kopi arabika Gayo lues sudah diakui sebagai kopi terbaik ketiga di dunia setelah kopi Ethiopia di Afrika dan Brazil. Maka wajar jika Starbuck yang menguasai hampir sebagian besar pasar kopi dunia, kini mengincar kopi Gayo dari Aceh.Â
Kini budaya taman ganja mulai benar-benar ditinggalkan oleh Desa Agusen dan Gayo pada umumnya, berganti dengan menanam kopi dan desa wisata sebagai mata pencaharian utama mereka.Â
Menurut Bupati Gayo Lues suksesnya mengalihkan kebiasaan buruk warganya tersebut tidak terlepas karena jasa Pak Budi Waweso yang kala itu memimpin Badan Narkotika Nasional (BNN) yang kini menjadi Kepala Bulog.Â
Bahkan untuk mengingat jasa beliau, Bupati Gayo Lues H. Muhammad Amru menabalkan nama Budi Waseso sebagai salah satu nama jalan di desa tersebut.
Kedepan Pemkab Gayo Lues bekerja keras untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) untuk mendukung Desa Agusen menjadi desa wisata yang menjadi model pengembangan desa potensial sebagaimana harapan Gubernur Aceh Bapak Irwandi Yusuf.[]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H