Mohon tunggu...
Candudimuka
Candudimuka Mohon Tunggu... -

Anonim

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Narkoba itu Memang Perlu Perhatian Khusus

20 Agustus 2016   22:24 Diperbarui: 20 Agustus 2016   22:41 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Aku tekankan sekali lagi, aku bukan seorang pecandu. Ketika tidak ada barang tidak masalah. Aku berpendapat bahwa narkotik itu seperti barang komersil lainnya seperti gadget, sabun muka, dan lain-lain. Setiap produsen pasti akan berusaha membuat barang jualannya menjadi penting dan dibutuhkan, walaupun sebenarnya tidak penting sama sekali.

Mari kita tilik kembali ucapan Freddy Budiman,

“Kalau saya bilang, narkoba itu memang perlu perhatian khusus.

Bukan dari harus dikecam, harus dihujat,”

Kata-kata ini menyadarkan saya bahwa saat ini kita masih menjadi masyarakat naif yang sangat suka menghakimi dengan “latah” tanpa ada pengetahuan kuat di balik penghakiman tersebut.

Aku merupakan pengguna tidak aktif dan saat ini aku seperti masyarakat lainnya, bahkan bisa dibilang aku rutin berkarya melalui hobiku dan lancar dalam bidang perkuliahanku. Aku bisa mengatur hidupku, mengatur waktu, bahkan mengatur keuanganku.

Aku yakin setiap benda atau apapun selalu memiliki dampak positif dan negatif. Mencari dampak negatif pastinya akan sangat mudah ketimbang mencari dampak positif. Dampak positif akan muncul ketika kita bisa mengontrol diri sendiri.

Epilog

Aku memiliki pengalaman cukup menarik lagi, saat itu aku menghadiri pernikahan salah satu klienku yang berkewarganegaraan Kanada. Tentu pernikahan tersebut dilakukan dengan tradisi barat. “Sampanye, Bir, dan Minuman Beralkohol lainnya” menjadi salah satu hidangan. Sebagian besar tamu undangannya ialah warga negara asing. 

Namun dalam acara pernikahan tersebut aku melihat salah satu warga negara Indonesia yang berperilaku cukup kontras dibanding tamu-tamu lain. Beberapa tamu lain memegang gelas berisikan salah satu minuman beralkohol yang aku sebutkan tadi. Mereka saling mengobrol asik dan sesekali mereka menyeruput sedikit minuman tersebut. Namun berbeda yang dilakukan oleh warga negara Indonesia ini, berkali-kali dia menenggak habis minuman tersebut kemudian mengisi ulang kembali. Bahkan sudah lebih dari hitungan jari dia mengambil minuman hingga terlihat jelas wajahnya berwarna merah ketimbang tamu-tamu lain.

Apakah ketika ada orang menabrak karena dia mabuk alkohol yang disalahkan adalah alkoholnya. Tentu seharusnya tidak, di beberapa negara lain mereka memberi hukuman yang cukup berat untuk pengemudi yang sedang dibawah pengaruh minuman alkohol, namun negara tersebut tidak melarang peredaran alkohol.

Apakah ketika ada orang melakukan tindakan kriminal atas nama Agama, yang disalahkan Agamanya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun