Di sisi dunia yang lain, cara berpikir dan cara pandang terhadap kehidupan ternyata memiliki perbedaan. Wilayah-wilayah yang disebut timur, seperti India, Tiongkok, Jepang, dan Nusantara memiliki corak pemikiran yang lain dari cara pikir barat.
Timur menempatkan kehidupan batiniah, harmoni dengan alam, kebijaksanaan, dan hubungan manusia dengan semesta sebagai sesuatu yang penting dan krusial. Aspek batin dan hubungan dengan Tuhan adalah sesuatu yang secara praktis dapat menciptakan kebahagiaan dan ketenangan dalam hidup. Konsep-konsep yang dihadirkan, tetap menyentuh aspek empirik dan logis, meskipun dengan pendekatan yang berbeda.
Hinduisme: konsep-konsep akan karma (hasil perbuatan), dharma (kebaikan), reinkarnasi (lahir kembali), dan moksha (pembebasan sejati) memberikan pemahaman terhadap realitas tertinggi, Brahman (Tuhan). Dalam perspektif Hindu, kebenaran dapat diperoleh dari tiga hal (Tri Pramana) yaitu pratyaksa (pengalaman pribadi, empiris), anumana (pertimbangan yang logis, logika), dan agamaha (kata-kata orang yang tercerahkan, korespondensi).
Budhisme: Buddha menekankan pentingnya menguji sendiri suatu ilmu melalui meditasi dan refleksi batin. Pencapaian spiritual tidak dapat diwakilkan, melainkan harus dialami sendiri.
Taosime: Intuisi terhadap alam semesta dianggap dapat menjelaskan sesuatu yang tak terjelaskan bila dijelaskan dalam kerangka logika formal yang statis, sedangkan intuisi memiliki spektrum yang luas.
Nusantara: menenankan aspek hubungan sosial yang terwujud dalam norma dan etika sosial. Etika tersebut bersumber dari pembelajaran reflektif terhadap alam.
Lalu?
 Adalah hal yang cukup penting untuk tidak terkurung dalam kerangka berpikir barat. Pada aspek-aspek tertentu filsafat timur dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman terhadap realitas dengan lebih majemuk dan beragam. Terlalu ilmiah akan mengurangi aspek ruh, perasaan, dan kedalaman makna, sebaliknya terlalu batiniah dapat membawa kita pada keterlelapan kedamaian palsu. Sehingga dua metode berpikir ini harus digunakan secara seimbang, tergantung pada konteks yang dihadapi. Dalam konteks Nusantara, memberi perhatian pada pemikiran-pemikiran lokal akan sangat membantu dalam memahami manusia Indonesia sendiri, kepribadian luhur, dan hubungannya dengan alam sekitar. Pemahaman terhadap negara sendiri seperti ini dapat membantu dalam pengembangan setiap aspek kehidupan secara praktis pada berbagai sektor seperti politik, ekonomi, sosial, budaya, riset, dan pendidikkan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI