Untuk menolong rakyat kecil yang tanahnya dirampas negara tidak harus memandang kita dari suku, ras atau agama apa, tapi cukup kita sebagai manusia, perasan batin sebagai manusia akan mendorong kita untuk gerang menolong nya, hewan pun bila ditindas akan melawan, apalagi manusia yang berpikir bila tidak melawan ketika di tindas merupakan ketololan yang hakiki dan dia tidak lebih rendah dari seekor binatang.
Sejarah perkembangan masyarakat negara bangsa di dunia selalu ditandai oleh gerakan sosial maupun revolusi sosial, demikian juga negara Indonesia ini di bangun hasil dari gerakan sosial, akibat dari kediktatoran penguasa maupun pemerintah kolonial yang tidak manusiawi, yang beratus tahun di tindah oleh imperialisme beberapa negara, yang paling lama negara imperialisme belanda dan terakhir negara fasis jepang, namun pada akhirnya oleh kegigihan dan Kekonsistenan para Founding father berakhir pula imperialisme belanda.Â
Dari perjuangan panjang para tokoh pendiri bangsa dan rakyat Indonesia kita belajar banyak hal, dan yang paling penting menurut anggapan penulis bahwa tidak ada penindasan di dunia ini yang absolut, sekuat apapun penjajah dengan segala kekuatan perangkat lunak maupun perangkat kerasnya pasti akan mampu dilawan. Melawan bukan berarti diam ditempat, tetapi gerak baca diskusi aksi!
Merubah tatanan sosial yang diskrimatif memanglah tugas yang berat dan sulit, namun sulit bukan berarti tidak mungkin untuk di lakukan, apalagi indonesia sebagai manusia yang dominan berketuhanan tidak ada ajaran ketuhanan manapun yang membenarkan bagi manusia untuk hidup dalam rasa pesimisme, bahwa seluruh persoalan yang terjadi di bawah kolom langit ini adalah urusan makhluk yang berfikir dalam hal ini adalah manusia, sehingga tidak tunggal dan mesti bisa di rubah.Â
Berbicara soal kemiskinan, manusia sebagai pelaku sejarah, bila diintrodusir dan di pahami secara menyeluruh terhadap relasinya dengan negara, sebagai subyek yang paling primer harus dicek kesadaranya, sudah sepantasnya kita merefleksikan diri atas gejala kemiskinan dan ketidakadilan yang terjadi pada negara ini dan kita arahkan pandangan kita atas persoalan yang menjadi sebab dari segala bentuk eksploitasi manusia atas manusia ini?Â
Opini ini pada prinsipilnya mengajak mahasiswa untuk mengarahkan perhatian kita bersama pada fungsi sosial kita sebagai manusia, perhatian pada persoalan ketidakadilan di negara dan kecongkakan para penguasa di negeri ini, saya menyerukan kepada seluruh rakyat, buruh, petani, dan kaum miskin kota, wabil kuhsus mahasiwa, mahasiwa yang katanya sipaling aktivis dan mengerti persoalan negara, orang yang mengaku diri sebagai intelektual yang memiliki banyak waktu untuk belajar dan paling dominan mengembang fungsi sosial dan mengemban amanat penderitaan rakyat, mari kita BERGERAK!
Mahasiswa sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari proses sejarah sudah sepantasnya ikut ambil bagian dari proses sejarah bangsa ini, 77 tahun Indonesia merdeka namun berbagai problem pada bangsa ini masih akut dan tidak pernah selesai di tuntaskan oleh rezim ke rezim, Indonesia sebagai negara demokrasi secara sederhana dapat dipahami bahwa seluruh kerja pemerintahan baik eksekutif legislatif dan yudikatif dibawah kontrol langsung rakyat, dimana rakyat dapat ikut berpartisipasi secara langsung dan tidak langsung, demokrasi dapat diistilahkan sebagai sebuah akuarium dimana rakyat dapat memantau secara langsung maupun tidak langsung kerja pemerintahan di dalamnya, maka bila ada lembaga pemerintahan yang eksklusif, akan dapat berpotensi melahirkan korupsi maupun konspirasi, demokrasi yang beru dilaksanakan masih sekedar demokrasi prosedural bukan demokrasi substansial.Â
Beberapa indikator yang dapat di lihat bisa kita cek dari pemimpin sebelumnya, masalah KKN yang menjamur, sementara reformasi sudah berjalan 24 tahun dan masalah KKN belum mampu diselesaikan di negara ini, sehingga sangat benar bila kita menganggap hari ini dengan begitu banyak partai politik pun tidak ada satupun yang totalitas men diskursus kan persolan rakyat ataupun yang menjadi representasi rakyat, dengan penetapan Presidential Treshold bagian dari cara oligarki dalam negara ini melanggengkan kekuasaanya, sementara masih banyak negarawan di negara ini, orang-orang yang memiliki kapasitas mumpuni untuk memimpin bangsa ini di bekliss dari percaturan pilpres sebab tidak mendapatkan rekomendasi legislatif 15 persen kursi dan 20 persen suara sah, orang-orang itu saja yang menguasai, ini merupakan oligarki yang mengancam demokrasi rakyat, kita belajar dari pilpres 2019 hanya ada dua calon tunggal presiden, ini merupakan ancaman terhadap demokrasi dan berpotensi melahirkan kekuasaan yang sentral, pemimpin yang lahir pada kenyataanya melahirkan para pengikut yang fanatik dan pada pihak yang lain dicaci secara ekstrim, lahir polarisasi yang membawa pada konflik horizontal antara rakyat, sehingga rakyat hanya menjadi korban dari kenafsuan para penguasa dan kemunafikan politik.
Sekali lagi mari kita membuka mata, begitu tampak kemiskinan akibat dari kapitalisme yang berkomplot dengan oligarki di negara ini, hanya sejengkal jarak antara gubuk si miskin dan gedung si kaya, hanya manusia dengan moral sampah yang membenarkan atau menganggap biasa aja terhadap seorang manusia berpesta pora dengan kegelimpahan harta dan sajian makanan yang enak sementara tetangganya menderita kelaparan. Posisi mahasiswa sebagai pengontrol kebijakan negara sudah selayaknya bergerak, kaum muda tidak boleh kehabisan akal, apalagi gerak tiba saat tiba akal, untuk membedah segala kontradiksi-kontradiksi sosial yang terjadi, untuk merubah tatanan sosial, mahasiswa jangan sampai krisis bacaan dan konsep, krisis diskusi dan berdialektika, mahasiswa harus sadar, ketika kita penyerahan total menitipkan sepenuhnya nasib pada pemerintah itu merupakan kekonyolan ditengah bobroknya lembaga negara hari ini, apabila mahasiswa mulai apatis dan malah bertanya, krisis bacaan, krisis konsep, krisis diskusi, jalanan mulai hening dari gerakan sosial, yakin dan percaya kita akan menjadi korban dari keputusan sepihak kekusaan congkak negeri Indonesia ini.Â
MAHASISWA, Gerak Melawan Atau Diam Ditempat Menunggu Ditenggelamkan Oleh Sejarah !!!
Oleh:Bung Jun