Mohon tunggu...
Candradimuka 19
Candradimuka 19 Mohon Tunggu... Buruh - Mahasiswa

baca, diskusi, tulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Krisis Fungsi Sosial Mahasiswa di Bawah Hantu Oligarki Negara

26 Oktober 2022   20:29 Diperbarui: 26 Oktober 2022   20:55 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Negara merupakan organisasi kekuasaan pemerintah yang hadir sebagai alat untuk mengokomodir segala kepentingan manusia di dalamnya tanpa terkecuali, manusia sebagaimana dipaparkan oleh sokrates merupakan manusia politik, dalam tradisis historis yunani kuno yang pada awal mulanya telah mengenal negara dalam bentuk yang sederhana yaitu polis state (pemerintah kota), waktu berlalu manusia memulai sejarah hidupnya dari zaman batu (masyarakat primitif) melompat sampai kapitalisme negara hari ini. 

Sudah menjadi hukum sejarah bahwasannya setiap pemimpin yang tangannya bersimpah darah akan selalu melahirkan generasi yang menghunus pedang, pengekangan terhadap kebebasan, penindasan, perampasan hak, eksploitasi manusia oleh manusia akan melahirkan suatu resistensi dan perlawanan dari yang tertindas, meskipun dimanipulasi dengan segudang mitos, pidato romatik, narasi puitis, monopoli kebenaran, dogma, sebab ketertindasan dan kelaparan rasanya tetaplah pahit, soal perlawanan atas ketertindasan ini merupakan suatu kebenaran sejarah, hanya soal waktu cepat atau lambat sejarah itu akan tiba. 

Jangankan manusia yang berfikir, hewan pun akan melawan bila dia ditindas, apalagi manusia yang berpikiran rasional. Kurang lebih demikian bila kita menggambarkan secara sederhana dari suatu bangsa, kekaisaran, ataupun imperium dunia manapun.

Abad pertengahan yang dalam perspektif karl marx dianggap sebagai zaman caos dimana ilmu pengetahuan masih muda seiring feodalisme dan gereja makin represif sesungguhnya memberikan bahaya laten bagi kekuasaanya sendiri, kurang lebih dialektika material ini digambarkan marx dari fakta sejarah bahwa feodalisme sebagai tesis, kapitalisme borjuis hari ini adalah antitesis dan sosialisme sebagai sebuah cita-cita dan khayalan adalah sintesisnya. 

Seperti yang diuraikan penulis diatas kita belajar dari represifitas feodalisme abat pertengahan pada akhirnya memunculkan semangat kelahiran aliran pemikiran filsafat politik yang melawan dan menegasikan segala kebenaran tunggal gereja yang pada awalnya dianggap mapan dan diterima secara dogmatik oleh rakyat, muncul manusia-manusia yang mencari suatu konsep sistem dunia baru yang lebih manusiawi, yang selanjutnya hasil dari relasi kelas sosial yang semakin tajam tersebut melahirkan aliran-aliran misalnya individualisme dengan demokrasi liberalnya maupun sosialisme dengan komunismenya.

Yang menjadi pertanyaan mendasar, sudah berbagai percobaan dan konsep maupun sistem negara telah di bentuk dan diterapkan di dunia, demikian juga negara Indonesia, akan tetapi persoalan seputar kemiskinan, penindasan, pelanggaran ham, perampasan ruang hidup, maupun ketidakadilan masih riuh diperdebatkan oleh umat manusia dan dicarikan solusi penyelesaiannya, baik oleh para pakar ahli, akademisi, politisi maupun masyarakat umum, terkhususnya kalangan kaum muda mudi.

Namun bila kita melihat fakta realitas hari ini, agaknya cukup dilematis bahwa kemiskinan dan penindasan masih mengakar di akar rumput, apakah bangsa ini krisis moral sosial, kepada para manusia Indonesia, wabil khusus pemerintah apakah lupa diri bahwa bangsa ini dibangun diatas bangkai manusia yang tidak berdosa, mengalir darah di setiap sudut negeri ini. 

Kemiskinan dan Ketidakadilan bukanlah suatu sebab yang jatuh dari langit, ataupun yang lahir dengan begitu saja tanpa sebab, orang-orang yang meyakini hal demikin patut diduga bahwa isi kepalanya adalah tai semata. Sebab, semua yang terjadi dibawah kolom langit mempunyai sebab akibat, semua yang terjadi dibawah kolom langit ini baik itu penindasan, kemiskinan, ketidakadilan merupakan buah dari aktifitas keserakahan manusia yang tidak bermoral, manusia yang telah buta nurani kemanusiaannya, sehingga atas nama apapun segala bentuk penindasan eksploitasi terhadap manusia yang menghilangkan harkat dan martabat kemanusiaan harus dilawan.

Berbicara negara Indonesia yang sudah 77 tahun menikmati kemerdekaanya secara politik (kemerdekaan buat segelintir elit), yang dulu diperjuangkan beribu tahun lamanya sampai hari ini masih terlalu banyak persoalan yang belum mampu diatensi oleh negara, mulai dari KKN hingga pelanggaran HAM, kemiskinan, perampasan ruang hidup, oligarki dalam partai politik, dll.. berkali-kali pergantian rezim namun sampai detik ini para petingginya yang hidup masyur bergelimang harta diatas bangkai manusia lapar rakyat kecil, kemerdekaan ini hasil daripada buah perjuangan keringat dan darah manusia Indonesia yang telah mati. 

Orang-orang yang hari ini duduk dibangku kekuasaan, tidak sedikit yang bermoral hewaniah, mereka lupa atau pura-pura lupa akan perjuangan kemerdekaan, mereka yang telah kita titipkan nasip rakyat dalam momentum pemilu, ini bukan persoalan yang baisa aja, bila kita menganggap diri kita seorang yang mencintai NKRI, apalagi klaim pancasilais, maka kita harus sepakat bahwa tidak boleh ada satupun manusia yang kelaparan di indonesia, tidak ada manusia indonesia yang dirampas haknya, itu merupakan persoalan kita bersama, wabil khusus negara dalam hal ini pemerintah, sejatinya negara dibentuk untuk melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia, sesuai dengan amanat konstitusi.

Tidak berlebihan bila saya berasumsi bahwa hampir seluruh lembaga di negara ini bermasalah, KKN dan pelanggaran HAM, perampasan ruang hidup, kemiskinan, kebodohan dll... memang berjuang menciptakan masyarakat yang adil dinegara ini merupakan persoalan yang sulit, namun sulit bukan berarti tidak mungkin untuk dilakukan, berbicara soal keadilan maupun kemanusiaan saya pikir tidak perlu membaca buku segudang dan pandai berpidato baru kita bergerak, sebab bicara kemanusiaan itu satu bukan sektarian. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun