Mohon tunggu...
Sang Pengelana
Sang Pengelana Mohon Tunggu... Freelancer - Teknik

Pemikir Visioner Ramah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Yang Mulia Tuan Codot

14 September 2024   18:05 Diperbarui: 14 September 2024   18:06 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dia yang makan enaknya aku yag mengumpulkan sisanya, memang aku babumu apa.

Ow dasar YANG MULIA TUAN CODOT, jika ketemu akan kubunuh kau. Seenaknya saja merusak sesuatu kemudian pergi tanpa bersalah apapun, lhah aku ini apa memangnya.

Haripun berganti, kemarahan yang tinggi lambat laun sudah mereda. Namun ada yang aneh dengan pohon mangga di ladang, setelah kejadian tempo hari, kini pohonnya sangat jarang berbuah, dan buahnyapun tak seperti awalnya. Berminggu-minggu, berbulan-bulan tak kunjung ada buah yang tumbuh. 

Pada suatu hari, ketika sebelumnya pada malam harinya, pemuda itu sangat sibuk dengan beberapa urusan sehingga harus istirahat larut malam. Sang pemuda itupun terbangun kesiangan. Dengan terburu-buru dia berangkat ke ladang untuk melakukan tugasnya. Karena apabila dia absen kerja maka dia tidak akan mendapatkan upah untuk hari itu dan sudah barang pasti untuk makanpun tidak ada. 

Sesampainya di ladang dia baru tersadar bahwa tak membawa bekal untuk di makan pada siang hari, diapun langsung bekerja untuk menunaikan kewajibannya. Waktu makan siang haripun akhirnya datang, karena tak membawa bekal diapun memutar otak agar perutnya bisa terisi dan bisa melanjutkan perkerjaan dengan semangat.

Hatinyapun berbicara :

Bukankah ada buah mangga, pohon mangga di ladangkan selalu berbuah. Ya memang sih berbulan-bulan ini tak pernah berbuah lagi tapi coba saja di lihat dulu siapa tahu ada buahnya. Dengan segera sang pemuda berjalan bergegas menuju pohon mangga. Dia amati bagian atas pohon yang biasanya tempat buah mangga tumbuh. Dia perhatikan setiap sudut dan celah batang pohon, setelah beberapa lama memastikan di dapatilah bahwa tidak ada buah sama sekali. Perut semakin lapar dan waktu istirahat segera habis.

''Aduh bagaimana ini sebentar lagi sudah waktunya bekerja lagi, sementara perutku lapar, aku akan lemas jika tidak makan; gumannya dalam hati."

Sejurus kemudian ada secercah harapan. Di suduh tanah di bawah pohon mangga agak jauh, terlihat tergeletak buah mangga dengan ukuran yang sepertinya lumayan besar, dan nampak dari kejauhan terlihat kulitnya halus dan utuh. Segera tanpa aba-aba di datangi dan diambillah buah mangga tersebut. Dengan gembira diapun memegang buah mangga tersebut, namun alangkah terkejutnya ternyata buah mangga satu-satunya yag mampu menolongnya untuk melanjutkan kewajiban ternyata juga sudah dinikmati Codot, satu sisi mangga itu sudah habis, sang pemuda kecewa.

Namun karena kondisi yang tidak memungkinkan sang pemuda memberanikan diri untuk memakan sebagian dari sisa Codot tersebut.

Dengan mengucapkan Bismillah hirrahman nirrahim kuikat kau untuk kumakan, semoga ALLAH memberikan keberkahan kepadamu buah mangga dan memberikan keberkahan pula kepadaku dengan memakanmu ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun