Mohon tunggu...
Candra D Adam
Candra D Adam Mohon Tunggu... Lainnya - The Man From Nowhere

Pecinta Sepak Bola - Penulis (ke)Lepas(an)

Selanjutnya

Tutup

Bola

Liverpool FC vs Manchester United: Bumi (Bola) Itu Bundar, Kadang di Bawah Kadang di Atas!

15 November 2021   23:07 Diperbarui: 28 Januari 2022   04:26 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo Liverpool FC dan Manchester United. (Dok. fandom.id)

Sama halnya seperti Manchester, Merseyside juga punya "Merahnya" sendiri.

Liverpool FC adalah bagian dari sejarah panjang Sepakbola di Inggris, wabil khusus Merseyside yang pada awalnya dikenal dengan satu klub bernama Everton.

Perjalanan panjang Liverpool FC (Selanjutnya akan disebut LFC) di kancah Liga Inggris dan Liga Eropa (UCL dan UEL) mengalami pasang surut seperti klub-klub sepakbola lainnya, LFC bermetamorfosis menjadi klub besar di Liga Inggris dan Eropa dengan jalan yang cukup terjal.

Sebelum format Premier League lahir di Inggris, LFC adalah Klub Penguasa Liga Inggris dengan capaian 18 Trophy Liga, mengungguli sang Rival, Manchester United (selanjutnya disebut United). Rivalitas LFC-United seakan timpang ketika format Premier League lahir, 18 Trophy Liga milik Liverpool perlahan disalip oleh United.

Pelan-pelan LFC seperti kehilangan taringanya di Liga Inggris, bahkan Eropa. Sebelum Era Jurgen Klopp, LFC bahkan tak mampu meraih satupun Trophy Liga. Sedangkan di kancah Eropa tercatat LFC hanya mampu mengoleksi satu trophy UEFA Champions league (UCL) di era Rafael Benitez, di era Benitez LFC dua kali menjadi finalis UCL, keduanya versus Klub dari Kota Milan, AC Milan.

Kenangan pahit kembali terjadi ketika di akhir era manajer Brendan Rodgers, kans LFC untuk meraih Trophy Premier League pertama mereka sirna. Performa apik yang ditunjukkan Steven Gerrard cs di Liga seakan memberi harapan besar bagi Liverpudlian dan Kopites terhadap kepemimpinan Rodgers, yang sejatinya banyak diremehkan dari awal bergabung.

Dan kini di era Klopp, LFC kembali ke "khitah-nya" sebagai Klub Besar, itupun tak mulus karena perlu waktu setidaknya 5 Tahun bagi Klopp menunjukkan efektivitas  'Gegen Pressing-nya'. Trophy UCL, Premier League, dan FIFA Club World Cup, adalah bukti bahwa Bola itu bundar, kadang di atas kadang di bawah.

Fenomena "kembalinya" LFC ternyata justru berkebalikan dengan United, nasib United pasca dilepas oleh Alex Ferguson justru mengkhawatirkan. Tak terbilang sudah berapa manajer silih berganti menduduki bekas kursi Ferguson.

David Moyes mungkin terbilang medioker bagi telinga para "Hooligan" sepakbola Inggris, ketika performa United amblas di era Moyes tentunya sudah barang mungkin. Tapi Harapan untuk "menghidupkan" kembali era Ferguson selalu ada setidaknya pada beberapa manajer, seperti Louis Van Gaal dan bahkan si ahli parkir bus Jose Mourinho.

Kenyataannya keduanya tak dapat merealisasikan harapan United Army dan Manchunian, kritik kencang dan nyinyir khas publik bola Inggris selalu memerahkan telinga para manajer yang gagal membawa United setidaknya ke performa yang progresif dan stabil.

Kesedihan dan duka lara fans United kemudian seakan menjadi gunung es di era Ole Gunnar Solksjaer, eks anggota class of 92, sang supersub di era keemasan Ferguson. Solksjaer yang merintis karir kepelatihan di tim junior United, menjadi harapan besar bagi publik Manchester dan penggemar United di seluruh dunia. Tentu adalah beban berat bagi seorang pelatih dan manajer yang curriculum vitae-nya masih sedikit, bahkan untuk menyebut Solksjaer sebagai pelatih medioker seperti Moyes pun itu terlalu tinggi. Tentu karena pengalaman Moyes menangani klub-klub Liga Inggris jauh diatas Solksjaer.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun