Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yulianti pada tahun 2013 dikatakan bahwa dalam berhubungan seksual dengan suaminya perempuan tidak dapat menolak hubungan atau tidak dapat meminta suami untuk menggunakan kondom ketika melakukan hubungan tersebut, sehingga penyebaran menjadi lebih luas ketika suami telah terinfeksi oleh HIV.Â
Pada penelitian di Kecamatan Purwokerto Selatan, menunjukkan bahwa 74 persen ibu atau istri merasa tidak mudah tertular HIV dan AIDS. Hal tersebut disebabkan istri merasa tidak mungkin tertular dari suami (16,0%).Â
Selain itu, hampir setengah perilaku istri (44,0%) dalam pencegahan HIV dan AIDS terkategori kurang baik. Menurut Hasil penelitian oleh Setiyawati, Shaluhiyah, dan Cahyodi di Yogyakarta pada tahun 2014 didapatkan bahwa sikap ibu pada kelompok ibu yang memiliki suami yang tidak berisiko terkena HIV masih kurang peduli.Â
Ibu menyatakan tidak mungkin tertular HIV dari suami sedangkan pada wilayah yang terkategori Desa Peduli AIDS, ibu lebih memahami definisi, penyebab, penularan, pengobatan dan perawatan serta tes HIV AIDS.Â
Hasil tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara keterbukaan antara hubungan suami istri sangat berpengaruh dalam penyebaran infeksi pada keluarga. semoga dengan adanya kesadaran terhadap pentingnya keterbukaan serta komunikasi antara suami dan istri ini dapat menekan lajunya angka penyebaran infeksi HIV AIDS ini.
Referensi :
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2017). Laporan Situasi Perkembangan HIV/ AIDS dan PIMS di Indonesia Januari-Maret 2017. Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ; Jakarta.
Setiyawati, N.,Shaluhiyah, Z., & Cahyo, K. (2014). Sikap ibu rumah tangga terhadap tes HIV AIDS di Sleman Yogyakarta. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia.9(1): 56-66
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H