Sebagai seorang yang sering beraktivas di outdoor/ luar ruangan fisik dan stamina sangat dibutuhkan dalam melakukan suatu kegiatan. Terkadang  fisik dan stamina turun drastis ketika beraktivitas di luar ruangan, sehingga dibutuhkan latihan dalam mempersiapkan suatu aktivitas. Sebagai salah satu ciri dari generasi millineal yaitu aktivitas travelling / jalan jalan di masa libur maupun masa senggang.Â
Kegiatan travelling selain membutuhkan biaya juga membutuhkan badan yang fit dan stamina yang prima. Semua itu dibutuhkan untuk menunjang kegiatan travelling, agar tidak ada gangguan selama berkegiatan. Salah satu yang digemari generasi mllenial yaitu kegiatan penjelajahan alam seperti pantai, pulau, air terjun , hingga pendakian gunung.
Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan saya sering membawa dan menyiapkan obat p3k yang sering dibawa saat berkegiatan alam maupun dalam perjalanan. Kebiasaan ini terbawa akibat seringnya mendaki gunung.Â
Berkegiatan di gunung maupuan alam sangat susah diperkirakan, kadang kala saat mendaki cuaca dapat berubah secara drastis oleh karena itu perlengkapan p3k sering terselip dalam barang bawaan saat travelling.
Pendakian menuju puncak Gunung Raung ini dipilih melalui jalur pendakian Kalibaru, Banyuwangi. Bagi pendaki yang ingin melalui jalur ini dapat menaiki kereta api menuju Banyuwangi. Kemudian turun di Stasiun Kalibaru sedangkan yang memakai bus bisa naik jurusan Jember -- Banyuwangi dan turun  desa Kalibaru dan menyewa ojek untuk menuju pos pendakian. Di pos pendakian , pendaki harus mengurus perizinan dan pengecekan perbekalan sehingga tidak terjadi 5 masalah di kemudian hari.
Terlihat juga beberapa lahan warga yang baru dibuka dari kawasan hutan. Sebelum pos 2 pendaki akan masuk kawasan hutan yang dicirikan dengan tumbuhan yang lebat dengan vegetasi pohon yang tinggi. Di pos 2 inilah kami beristirahat sejenak.Â
Dengan pertimabangan hari yang masuk malam hari dan pos selanjutnya kurang bagus sebagai tempat pendirian tenda akhirnya pos 2 dipilih sebagai tempat kemah. Sebelum tidur tubuh yang pegal diolesi  balsem geliga krim agar otot tidak tegang setelah berjalan jauh serta sebagai penghangat kulit badan.
Beberapa pos pendakian di Gunung raung tidak memiliki ciri yang spesifik. Vegetasi dari pos 2 hingga 4 dicirikan dengan semak belukar dan pepohonan yang tinggi . Â Sekitar siang hari akhirnya diputuskan beristirahat di pos 5 untuk sejenak sholat dan mengisi stamina dan tenaga untuk menuju pos 7. Pos 7 merupakan salah satu pos yang dekat dengan puncak G. Raung dan memiliki ruang yang cukup luas untuk menampung banyak pendaki. Â Di sekitar Pos 5 vegetasi G. Raung mulai terlihat beberapa pohon pinus yang ditandai para pendaki dengan cat merah sebagai penanda pos 5.
Kesempatan beristirah ini digunakan dengan baik untuk melemaskan otot yang telas berkerja keras selama mendaki dari pos 2. Otot -- otot paha, kaki ,pundak dan pinggang merupakan otot yang kontraksi selama pendakian.Â
Untuk melemaskan otot ini kotak p3K yang dikeluarkan, salah satu obat yang paling dicari yaitu  Geliga Krim yang berguna untuk melemaskan otot -- otot yang bekerja selain juga beberapa teman yang memiliki minyak urut sebgai pelemas otot. Setelah memakai geliga krim sebagian team memilih tidur sembari menunggu team lainnya.  Di pos ini team membuka perbekalan makan siang yang dipersiapkan di pagi hari
Perjalanan menuju pos 7 ditempuh sekitar 5 jam dengan keadaan vegetasi yang telah berubah menjadi tumbuhan perdu. Daerah pos 7 merupakan daerah yang cukup sempit berupa punggungan lereng Gunung.Â
Di sekitar pos ini tidak terdapat mata air ehingga pendaki harus membawa dari pos 1. Jika kurang  terdapat porter yang membawa dan menyediakan air bersih. Para porter ini merupakan penduduk sekitar yang  membantu para pendaki yang kekurangan air.
Pukul 3 pagi team bersiap untuk summit attack. Dengan pakaian lengkap dan bekal makanan minuman dan obat team bergerak menuju puncak. Jalur yang dilalui berupa semak perdu dan pohon rendah. Perlu ekstra karena jalan semakin menanjak dan curam dibandingkan sebelumnya.Â
Sekitar pukul 5 team berada di pos 9 . Pos 9 ini merupakan batas vegetasi terakhir sebelum menuju puncak G. Raung. Di tempat ini team beristirahat sejenak , sholat dan mengisi perut sebelum menuju puncak G Raung.
Setelah cukup puas sekitar jam 1 , akhirnya turun dari puncak perjalanan menuruni cukup G. Raung menuju pos 7 cukup berat karena disertai dengan turunnya kabut dan hujan gerimis. Hal ini mengakibatkan tambahan berat akibat basahnya pakaian serta penadangan yang kurang jelas. Â Perlu kehati -- hatian karena insiden sering terjadi pada saat turun akibat dari habisnya stamina dan energi setelah mendaki. Â
Selain itu kurangnya konsentrasi dan kewaspadaan saat menurun. Kurang lebih sekitar pukul 6 sore team behasil turun di pos 7 dan bersiap untuk istirahat.
Pada subuh hari team berangkat menuju jalan raya Banyuwangi -- Jeber untuk menaiki bus menuju daerah masing - masing . Karena tujuan saya menuju malang , maka saya menaiki bus jurusan jember dan melanjutkan menuju probolinggo dan berakhir di Arjosari Malang. Setelah tiba di rumah badan , dan otot yang tegang ini butuh istirahat dan salah satunya dengan memakai  geliga krim yang ampuh mengatasi pegal dan otot kaku selama traveling. Itulah sekelumit cerita saat travelling di Gunung Raung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H