Mohon tunggu...
Candra Setiawan
Candra Setiawan Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

hidup bebas lepas

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Mendaki Gunung Raung, Mencari Kebebasan di Alam

9 Januari 2018   15:14 Diperbarui: 27 Januari 2018   20:02 1040
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan pendakian merupakan salah satu digemari generasi Millineal

Sebagai seorang yang sering beraktivas di outdoor/ luar ruangan fisik dan stamina sangat dibutuhkan dalam melakukan suatu kegiatan. Terkadang  fisik dan stamina turun drastis ketika beraktivitas di luar ruangan, sehingga dibutuhkan latihan dalam mempersiapkan suatu aktivitas. Sebagai salah satu ciri dari generasi millineal yaitu aktivitas travelling / jalan jalan di masa libur maupun masa senggang. 

Kegiatan travelling selain membutuhkan biaya juga membutuhkan badan yang fit dan stamina yang prima. Semua itu dibutuhkan untuk menunjang kegiatan travelling, agar tidak ada gangguan selama berkegiatan. Salah satu yang digemari generasi mllenial yaitu kegiatan penjelajahan alam seperti pantai, pulau, air terjun , hingga pendakian gunung.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Kegiatan penjelajahan alam sangat erat dengan alam dan kondisi alam yang alami, sehingga di berbagai tempat fasilitas pendukung wisata sangat sederhana. Ketika melakukan pendakian maupun menuju lokasi air terjun sering kali kondisi jalan yang dilalui belum dapat dilalui dengan kendaraan bermotor sehingga harus berjalan kaki. Jarak tempuh dengan lokasi wisata terkadang lumayan jauh dan harus melalui jalan yang menanjak.

Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan saya sering membawa dan menyiapkan obat p3k yang sering dibawa saat berkegiatan alam maupun dalam perjalanan. Kebiasaan ini terbawa akibat seringnya mendaki gunung. 

Berkegiatan di gunung maupuan alam sangat susah diperkirakan, kadang kala saat mendaki cuaca dapat berubah secara drastis oleh karena itu perlengkapan p3k sering terselip dalam barang bawaan saat travelling.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Salah satu yang berkesan yaitu saat mendaki puncak Gunung Raung. Gunung Raung terletak di  provinsi Jawa Timur tepatnya di perbatasan 4 kabupaten yaitu Kabupaten Banyuwangi , Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Situbondo, dan Kabupaten Jember. Gunung yang penah meletus di tahun 2016 dan mengakibatkan gangguan di penerbagan pulau bali ini memiliki ketinggian 3344  dpl dan bercirikan stratovulkanik.  

Pendakian menuju puncak Gunung Raung ini dipilih melalui jalur pendakian Kalibaru, Banyuwangi. Bagi pendaki yang ingin melalui jalur ini dapat menaiki kereta api menuju Banyuwangi. Kemudian turun di Stasiun Kalibaru sedangkan yang memakai bus bisa naik jurusan Jember -- Banyuwangi dan turun  desa Kalibaru dan menyewa ojek untuk menuju pos pendakian. Di pos pendakian , pendaki harus mengurus perizinan dan pengecekan perbekalan sehingga tidak terjadi 5 masalah di kemudian hari.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Jalur pendakian Kalibaru dicirikan dengan hamparan perkebunan kopi dan coklat yang ditanam penduduk di lereng gunung raung. Dari desa terakhir pendaki akan diantar oleh ojek warga sekitar menuju pos 1. Dari pos 1 inilah pendaki mula berjalan dan mendaki dengan barang bawaan (Tas Carrier).  Perjalanan menuju pos 2 jalanan sekitar merupakan perkebunan yang ditanam berbagai komoditas tanaman seperti coklat, kopi, dan pisang. 

Terlihat juga beberapa lahan warga yang baru dibuka dari kawasan hutan. Sebelum pos 2 pendaki akan masuk kawasan hutan yang dicirikan dengan tumbuhan yang lebat dengan vegetasi pohon yang tinggi. Di pos 2 inilah kami beristirahat sejenak. 

Dengan pertimabangan hari yang masuk malam hari dan pos selanjutnya kurang bagus sebagai tempat pendirian tenda akhirnya pos 2 dipilih sebagai tempat kemah. Sebelum tidur tubuh yang pegal diolesi  balsem geliga krim agar otot tidak tegang setelah berjalan jauh serta sebagai penghangat kulit badan.

Team melepaskan pegal ototl dan beristirahat di pos 5
Team melepaskan pegal ototl dan beristirahat di pos 5
Keesokan harinya perjalanan dilanjutkan  dengan mendaki bukit dan hutan . Selama perjalanan tidak ada gangguan berarti kecuali hujan rintik -- rintik yang membasahi hutan dan membuat licin tanah setapak. Di berbagai tanjakan perlu hati  - hati dalam mendaki karena bawaan carrier cukup menyulitkan untuk bermanuver di tanjakan yang licin. Berberapa kali dalam perjalanan bertemu dengan pendaki yang turun dari puncak Gunung raung. 

Beberapa pos pendakian di Gunung raung tidak memiliki ciri yang spesifik. Vegetasi dari pos 2 hingga 4 dicirikan dengan semak belukar dan pepohonan yang tinggi .  Sekitar siang hari akhirnya diputuskan beristirahat di pos 5 untuk sejenak sholat dan mengisi stamina dan tenaga untuk menuju pos 7. Pos 7 merupakan salah satu pos yang dekat dengan puncak G. Raung dan memiliki ruang yang cukup luas untuk menampung banyak pendaki.  Di sekitar Pos 5 vegetasi G. Raung mulai terlihat beberapa pohon pinus yang ditandai para pendaki dengan cat merah sebagai penanda pos 5.

Kesempatan beristirah ini digunakan dengan baik untuk melemaskan otot yang telas berkerja keras selama mendaki dari pos 2. Otot -- otot paha, kaki ,pundak dan pinggang merupakan otot yang kontraksi selama pendakian. 

Untuk melemaskan otot ini kotak p3K yang dikeluarkan, salah satu obat yang paling dicari yaitu  Geliga Krim yang berguna untuk melemaskan otot -- otot yang bekerja selain juga beberapa teman yang memiliki minyak urut sebgai pelemas otot. Setelah memakai geliga krim sebagian team memilih tidur sembari menunggu team lainnya.  Di pos ini team membuka perbekalan makan siang yang dipersiapkan di pagi hari

Perjalanan menuju pos 7 ditempuh sekitar 5 jam dengan keadaan vegetasi yang telah berubah menjadi tumbuhan perdu. Daerah pos 7 merupakan daerah yang cukup sempit berupa punggungan lereng Gunung. 

Di sekitar pos ini tidak terdapat mata air ehingga pendaki harus membawa dari pos 1. Jika kurang  terdapat porter yang membawa dan menyediakan air bersih. Para porter ini merupakan penduduk sekitar yang  membantu para pendaki yang kekurangan air.

Saat terbit pagi hari dari lereng G. Raung terlihat G. Argopuro berdiri kokoh
Saat terbit pagi hari dari lereng G. Raung terlihat G. Argopuro berdiri kokoh
Di pos 7 inilah kami mendirikan kemah dan beristirahat malam. Sebelum istirahat otot -- otot yang kaku dan tegang diolesi  geliga krim agar tidak pegal dan kesemutan. Rasa hangat dari krim ini juga berfungsi sebgai penghangat badan agar terhindar dari hipotermia. Setelah itu baru baju hangat, celana, kaos kaki dan terakhir sleeping bag menyelimuti tubuh dari  dinginmya malam di lereng gunung Raung.  

Pukul 3 pagi team bersiap untuk summit attack. Dengan pakaian lengkap dan bekal makanan minuman dan obat team bergerak menuju puncak. Jalur yang dilalui berupa semak perdu dan pohon rendah. Perlu ekstra karena jalan semakin menanjak dan curam dibandingkan sebelumnya. 

Sekitar pukul 5 team berada di pos 9 . Pos 9 ini merupakan batas vegetasi terakhir sebelum menuju puncak G. Raung. Di tempat ini team beristirahat sejenak , sholat dan mengisi perut sebelum menuju puncak G Raung.

Kabut turun di sore hari membuat pandangan berkurang
Kabut turun di sore hari membuat pandangan berkurang
Untuk menuju puncak Gunung Raung diperlukan alat  pemanjat dan tali pengaman karena jalur yang dilalui cukup berbahaya.  Tebing yang curam dan material vulkanik yang mudah longsor menjadi hambatan dalam menuju puncak G. Raung.  Dibutuhkan waktu 5 jam untk menuju puncak dari pos 9. Sekitar jam 11 siang team baru dapat mencapai puncak.  Di puncak G. Raung team berfoto dan makan siang. 

Setelah cukup puas sekitar jam 1 , akhirnya turun dari puncak perjalanan menuruni cukup G. Raung menuju pos 7 cukup berat karena disertai dengan turunnya kabut dan hujan gerimis. Hal ini mengakibatkan tambahan berat akibat basahnya pakaian serta penadangan yang kurang jelas.  Perlu kehati -- hatian karena insiden sering terjadi pada saat turun akibat dari habisnya stamina dan energi setelah mendaki.  

Selain itu kurangnya konsentrasi dan kewaspadaan saat menurun. Kurang lebih sekitar pukul 6 sore team behasil turun di pos 7 dan bersiap untuk istirahat.

Akhirnya pulang menuju malang setelah mendaki G. Raung
Akhirnya pulang menuju malang setelah mendaki G. Raung
Keesokan harinya team bersiap untuk turun ke Desa Kalibaru. Setalah merapikan alat ,tenda dan menyiapkan bekal makan siang team langsung turun pada jam 8 pagi. Pada saat turun kegiatan cukup lancar sehingga sekitar pukul 6 sore sudah sampai di pos 1. Dari pos 1 ini sudah terdapat tukang ojek yang siap mengantar turun higga desa Kalibaru Banyuwangi.  Di pos peristirahatan team berbenah , mandi , dan beristirat untuk mempersiapkan kepulangan esok hari. 

Pada subuh hari team berangkat menuju jalan raya Banyuwangi -- Jeber untuk menaiki bus menuju daerah masing - masing . Karena tujuan saya menuju malang , maka saya menaiki bus jurusan jember dan melanjutkan menuju probolinggo dan berakhir di Arjosari Malang. Setelah tiba di rumah badan , dan otot yang tegang ini butuh istirahat dan salah satunya dengan memakai  geliga krim yang ampuh mengatasi pegal dan otot kaku selama traveling. Itulah sekelumit cerita saat travelling di Gunung Raung.

Salah satu foto di pejalanan pulang. Salah satu hasil produksi kabupaten jember berupa tembakau tersimpan rapi di Gudang. Banguanan ini adalah salah satu gudang tembakau dan akan banyak ditemui di daerah Jember
Salah satu foto di pejalanan pulang. Salah satu hasil produksi kabupaten jember berupa tembakau tersimpan rapi di Gudang. Banguanan ini adalah salah satu gudang tembakau dan akan banyak ditemui di daerah Jember

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun