Mohon tunggu...
Candra Permadi
Candra Permadi Mohon Tunggu... Penerjemah - r/n

r/n

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Perjalanan Tim-Tim NBA dari Sudut Pandang Cleveland Cavaliers

5 Januari 2025   20:11 Diperbarui: 7 Januari 2025   16:57 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak tahu kenapa sejauh ini seolah cuma ada tiga tim yang berlari sendirian di babak reguler yang sudah berjalan lebih dari sepertiga jalan. Dari sekitar 33 sampai 36 pertandingan yang sudah dijalani masing-masing tim, cuma Cleveland Cavaliers (Cavs) dan Boston Celtics (Celtics) di wilayah timur dan Oklahoma City Thunder (OKC) di wilayah barat, tim-tim yang belum kalah kurang dari sepuluh  pertandingan musim ini (Juara bertahan Celtics baru menelan kekalahan kesepuluhnya kemarin dari OKC). 

Sebagai juara bertahan, tampaknya Celtics lebih mementingkan kebugaran para pemain ketimbang mengejar jumlah kemenangan di babak reguler musim ini agar bisa tampil lebih siap di babak playoff kelak. 

Di wilayah barat, 11 tim lain silih berganti memperebutkan delapan tempat yang bakal dihuni para peserta playoff dengan selisih kekalahan yang tipis satu sama lain, termasuk Sacramento Kings, tim yang tampil lebih konsisten selepas berganti pelatih.

Di wilayah timur , praktis empat tim terbawah sudah lempar handuk jauh-jauh hari demi mendapatkan peluang memulai musim baru kelak dengan para calon pemain kunci yang bertebaran musim depan termasuk di antaranya Copper Flagg, Dylan Harper, Ace Bailley, dan Egor Demin #eh.

Perbandingan komposisi pemain Boston Celtics dan Cleveland Cavaliers (NBA.COM)
Perbandingan komposisi pemain Boston Celtics dan Cleveland Cavaliers (NBA.COM)

Di wilayah barat, Phoenix Suns memang tampil menjanjikan di awal  musim dengan hadirnya pelatih baru Mike Budenholzer. Namun, cedera bergantian antara Kevin Durant dan Devin Booker membuat tim yang dimiliki pemilik baru Mat Ishiba tersebut kembali naik turun. 

Berbicara tentang pemilik tim baru NBA, Ishiba sepertinya meneruskan tradisi Mikhail Pokorov (Brooklyn Nets 2010-2019), Steve Balmer (2014- sekarang) untuk kerap menggamit pemain bintang seperti Kevin Garnett (Nets) atau Kawhi Leonard(Clippers) dan Kevin Durant (Suns) di masa awal kehadiran mereka dan tradisi tersebut menular juga ke Todd Bohley pemilik Chelsea yang juga salah satu pemegang saham Los Angeles Lakers. 

Dallas Mavericks (Mavs) juga kurang lebih sama. Meski secara administratif masih dipimpin Mark Cuban, pemegang saham mayoritas terbaru Mavericks Miriam Adelson sedikit banyak membidani kedatangan Kyrie Irving (2023) yang sekaligus turut membawa Mavs ke final musim lalu. 

Musim ini, Mavs baru mulai tampil konsisten begitu PJ Washington kembali pulih dari cedera, namun mulai rada menurun begitu Luca Doncic yang praktis tampil tanpa henti sejak final musim lalu dan olimpiade Paris kemarin harus menepi karena cedera setidaknya satu bulan, disusul Irving yang harus menepi setidaknya antara satu sampai dua minggu.

OKC dan Knicks 
OKC dan Knicks 

New Orleans Pelicans (Pels) yang memulai musim baru dengan komposisi menjanjikan justru harus merancang ulang visi mereka begitu mayoritas starter, termasuk pemain baru mereka Dejounte Murray mesti menepi sejenak begitu cedera di game pertama, mengikuti Zion Williamson, duo defender tangguh Trey Murphy dan Herb Jones, serta menyusul Brandon Ingram beberapa saat kemudian.

Meski sebagian starter tersebut sudah mulai pulih, ketatnya persaingan di wilayah barat dan kadung menumpuknya kekalahan yang dialami Pels membuat mereka seolah menyerah dalam pecaturan kompetisi musim ini, yang sekaligus konon menjadi momen kunci bagi Pels untuk melakukan rebuild dengan membangun  tim bermaterikan tiga pemain muda, rookie Yves Missy, dan duo defender potensial yang lebih sering duduk di bangku cadangan Trey Murphy dan Herb Jones, pemain yang musim lalu menjadi salah satu defender terkonsisten NBA.

Grizzlies dan San Antonio Spurs 
Grizzlies dan San Antonio Spurs 

Jika di barat ada Pels, di timur Philadelphia 76ers (sixers) mengalami nasib serupa. Sixers yang digadang-gadang bisa berbicara banyak musim ini lantaran diperkuat duo pemain yang punya defense dan offense sama bagusnya, Joel Embiid dan pemain baru Paul George, baru mulai tampil lebih konsisten selepas keduanya bugar.

Berbeda dengan Pels, Sixers tak harus lempar handuk di awal lantaran persaingan  antara Sixers dengan tim-tim kompetitif wilayah Timur di atasnya masih belum terlalu jauh.

Wilayah Timur musim ini memang unik lantaran tim-tim di luar tiga besar justru mengawali musim dengan lebih banyak kalah terlebih dahulu, seperti halnya Milwaukee Bucks yang sebenernya punya tim relatif bugar lantaran pemain kunci seperti Gianis Antetokounmpo dan Damian Lillard bermain sedari awal musim dan bertemu mayoritas sesama tim dari wilayah Timur juga.

Dalam sepuluh game pertama, Bucks hanya menang dua kali (yaitu dari Sixers dan Tim wilayah barat Utah Jazz) namun mesti mengakui keunggulan Dari Cavs, Celtics, Brooklyn Nets dan Chicago Bulls, dua tim naik daun, yang secara teori perlu banyak kalah lantaran berancang-ancang melakukan proses rebuilding.

Menariknya meski berencana melakukan rebuild, kedua tim tampil cukup solid sejauh ini, terutama Chicago Bulls, yang justru tampil lebih terstruktur sejak kedatangan Josh Giddey. 

Giddey memang kurang jago tembak dan finishing di bawah jaringnya juga belum terlalu konsisten, namun keuletan, defense, dan umpan-umpan tajamnya justru cocok dengan skema permainan Bulls yang mengandalkan tembakan akurat  center Nikola Vucevic dan Zach Lavine, yang secara sekilas tidak bisa luput. 

Balik lagi ke Bucks, Bucks sendiri mulai tampil konsisten sejak defense mereka jauh lebih padu dan hanya kalah dari Charlotte Hornets dalam sepuluh game berikutnya  berhasil unggul dari termasuk sesama Tim kompetitif wilayah Timur seperti Indiana Pacers, Detroit Pistons, atau Houston Rockets Dari wilayah barat.

Bukan hanya Bucks, tim-tim yang diuntungkan dari masa pemulihan pemain dan belum padunya beberapa tim seperti Phoenix Suns dengan duo playmaker baru Tyus Jones dan Monte Morris atau Julius Randle yang baru memperkuat Minnesota Timberwolves musim ini antara lain adalah Golden State Warriors, Atlanta Hawks, Los Angeles Clippers, serta Los Angeles. 

 Lakers bahkan tidak punya alasan untuk mengalah musim ini lantaran draft mereka sudah terbang ke Pels untuk musim depan, sebagai bagian dari syarat mendatangkan Anthony Davis beberapa musim lalu.

Warriors bahkan memulai musim baru dengan meyakinkan dengan hanya menderita tiga kekalahan dari 15 pertandingan pertama, dan hanya memenangi 3 pertandingan pada 15 game berikutnya, meski memiliki kedalaman komposisi terbaik musim ini lantaran punya 12 pemain yang siap dimainkan dari satu game ke game berikutnya.

Meski punya pergerakan tanpa bola yang luwes, fans Warriors sepaket bahwa tim ini  kurang seimbang karena nyaris tidak diperkuat pemain berpostur tinggi lantaran pemain yang rutin berposisi sebagai penjaga bawah jaring adalah Kevon Looney dan Trayce Jackson Davis yang hanya bertinggi 206 cm serta Draymond Green yang hanya bertinggi 198 cm meski terbilang kekar.  

Penampilan Warriors mulai konsisten begitu pemain baru mereka Dennis Schroder mulai menunjukan daya juang dan ketajamannya seperti yang ditunjukkan saat masih berseragam Atlanta Hawks.

Jangan lupakan juga performa apik Memphis Grizzlies yang sudah bisa diperkuat Ja Morant yang sudah lepas dari skorsing. 

Meski Ja Morant termasuk sering kurang fit, kedalaman komposisi Grizzlies cukup bagus, termasuk lewat penampilan dua rookie yang bisa langsung menyatu dengan penampilan tim yaitu big man Zach Edey dan Jalen Wells, forward lincah jangkung yang bisa menyelesaikan peluang yang dikreasikannya sendiri.

Channel: Swish 

Belum lagi tim ini juga kerap memberi kesempatan bermain bagi para talenta yang disukai khalayak karena postur dan gaya bermainnya amat mirip dengan penikmat basket kebanyakan, seperti guard mungil Jepang Kawamura Yuki dan forward gempal Kenneth Lofton. 

Point guard mungil Scottie Pippen Jr (185 cm), putra legenda Chicago Bulls, Scottie Pippen, menjadi pemain berikutnya yang juga diberi kesempatan bermain oleh Grizzlies setelah tampil kurang bersinar bersama Los Angeles Lakers selama dua musim. 

Setelah tampil lebih percaya diri, musim ini, Pippen Jr dipercaya menjadi deputi Morant di posisi point guard, baik dari bangku cadangan atau saat yang bersangkutan tidak bermain karena kurang bugar. 

Kebetulan gaya bermain Pippen Jr. yang luwes cocok dengan gaya bermain Grizzlies era terkini, masih tetap mengadopsi gaya Grit and Grind, yang mengandalkan permainan fisik, tanpa terlalu banyak mengandalkan permainan dari area tiga angka, meski Grizzlies tetap diperkuat Desmond Bane, yang memang dari sononya jago nembak dan defense serta Luke Kennard, alumni Detroit Pistons, yang dikenal sebagai salah satu pemain dengan presentase tembakan tiga angka terbaik NBA dari musim ke musim meski kurang jago defense.


Channel: Cookies and Kareem

Terlebih Grizzles juga diperkuat duo big man tinggi seperti Jaren Jackson Jr. (208 cm) dan Zach Edey (224 cm)  yang membantu menjaga bawah jaring namun cukup keder ketika berhadapan dengan big man bertenaga semodel Giannis Antetokounmpo atau center kekar tradisional semacam mantan pemain mereka Steven Adams (Houston Rockets), yang meski secara kecepatan sudah mulai menurun, masih cukup efektif mengobrak-abrik pertahanan lawan (tipe bruising center banget) .

Bukan hanya Grizzles, Houston Rockets juga diperkuat dua forward tinggi yaitu Alperen Sengun (211 cm) dan Jabari Smith Jr. (208 cm) yang bukan hanya lebih bertenaga tapi juga jago tembak.

Kehadiran Smith, Amen Thompson (201 cm), Tari Eason (203 cm) serta playmaker mungil Fred Vanvleet (185 cm) bukan hanya memperkokoh pertahanan Rockets sebagai satu kesatuan, tapi juga mengisi kekurangan Sengun yang kreatif dan luwes namun kurang bertenaga.

Sayang beberapa pertandingan terakhir, penampilan Rockets cenderung menurun, bahkan sebelum Smith diberitakan harus menepi antara empat hingga delapan pekan. 

Beruntung, komposisi Rockets musim ini cukup dalam lantaran peran Smith bisa diisi Amin atau Eason yang berfisik prima. Raihan angka Rockets dari bangku cadangan juga bisa tetap terjaga lantaran masih memiliki Cam Whitmore (201 cm) dan Reed Sheppard (188 cm) yang kurang mendapat menit bermain lantaran komposisi pemain Rockets yang cukup dalam. 

Konsistensi formasi baru Rockets setidaknya diuji dalam sepuluh game ke depan lantaran mereka harus berhadapan dengan sesama tim kompetitif seperti Lakers (lulus), Grizzlies, Sacramento Kings yang sedang haus kemenangan, serta Cavs.

Harus diakui kombinasi masa pemulihan pemain tim lawan, jadwal yang bersahabat, serta kehadiran dua menara jangkung di kubu tiap tim menjadi resep beberapa tim tampil kompetitif musim ini. Sebut saja Cleveland Cavaliers yang diperkuat dua menara kembar jago block shot dan menutup ruang gerak pemain lawan (Jarrett Allen dan Evan Mobley beserta pelapisnya baik itu defender ulet  Isaac Okoro {196 cm} atau Georges Niang {201 cm}) penembak jitu tegap namun tetap luwes) plus satu defender merangkap penembak jitu jangkung, Dean Wade (206 cm) yang dilayani oleh dua playmaker  produktif yang sama-sama bisa mencetak angka dari berbagai posisi, termasuk dengan menusuk pertahanan lawan terlebih dahulu (Donovan Mitchell dan Darius Garland berikut pelapis merangkap rekan keduanya dari bangku cadangan, Caris Levert {201 cm} yang gaya bermainnya lebih mirip seperti combo guard meski berpostur forward) di mana salah satunya, Garland (185 cm), juga punya defense yang cukup rapi untuk guard mungil.

Terlebih, bukan hanya demen menusuk ke pertahanan lawan, Garland juga sesekali melepaskan umpan kalem, ke salah satu dari duo menaranya apabila defender lawan terpancing menutup ruang geraknya ketika hendak mengumpan. 

Berkat kehadiran trio menara jangkung, para penembak jitu tim lawan cenderung ragu membangun serangan.  Entah harus menembak atau menusuk pertahanan.

Dari sisi offense, permainan Cavs makin terlihat cair lantaran Evan Mobely musim ini diberi kepercayaan lebih untuk membangun serangan dari bawah sekaligus melepaskan tembakan tiga angka dengan bantuan screen dari sesama pemain jangkung Cavs, yang turut menaikkan akurasi tembakan tiga angka Mobley menjadi 40% dengan rataan tembakan yang terhitung banyak untuk seorang big man.

Dengan permainan yang kerap mengandalkan tusukan dan umpan tajam ke pojokan, posisi Wade yang paling "tidak aman", lantaran  pelatih Kenny Atkinson memiliki banyak opsi pemain dengan berbagai gaya tipe permainan mulai dari Levert, Okoro, atau Max Struss, yang musim lalu didatangkan dari Miami Heat berkat visi, akurasi tembakan, serta defense ala Miami Heat yang dikenal rela jatuh bangun demi memperebutkan bola.

Mantan anak asuh King Kenny di Golden State Warriors, Ty Jerome, juga bisa bermain di posisi small forward/combo guard bersama atau bergantian dengan dengan Mitchell dan/Garland lantaran, meski terkesan kalem, dribel dan pergerakan Jerome terbilang luwes dan bisa tiba-tiba tampil mematikan apabila bebas tak terkawal di pojokan. 

Meski permainan Cavs di lapangan tidak selamanya sesederhana itu (atau bahkan lebih sederhana dari itu), begitulah gambaran umum permainan Cavs yang boleh jadi membedakan dengan tim lain.

Dengan bahasa sederhana, boleh dibilang, dari komposisi Cavs tersebut, sebagai playmaker produktif, Donovan Mitchell dikelilingi empat defender, di mana dua  di antaranya merupakan shot blocker.

Skema yang kurang lebih mirip juga diterapkan di Los Angeles Clippers lantaran James Harden yang kurang jago defense dikelilingi empat defender paten, termasuk center jangkung Ivica Zubac yang jago ngeblok bola, forward tangkas alumni Dallas Maverick, Derrick Jones, playmaker bertipe defensif kurang jago tembak, Kris Dunn, serta guard yang juga produktif Norman Powell.

Tim Muda Detroit Pistons juga diuntungkan karena punya konstruksi tim yang mirip. Dari bangku cadangan Detroit Pistons, shooter murni, Malik Beasley bisa menunjukkan kemampuannya dengan lebih lepas lantaran dikelilingi empat pemain yang sama-sama jago defense, mulai dari playmaker produktif Cade Cunningham  (198 cm), big man kekar jago ngeblok Jalen Duren (208 cm), forward berpengalaman dengan jump shot akurat Tobias Haris, saudara kembar Amen, Ausar Thompson (198 cm) yang dikenal juga sebagai pengumpan jitu, guard produktif yang sedang cedera Jaden Ivey (193 cm), serta putra legenda Miami Heat Tim Hardaway, Tim Hardaway Jr. (196 cm) yang dikenal kurang jago nembak. 

Meski kerap kehabisan bensin di awal-awal musim, terutama antara enam hingga tiga menit akhir quarter keempat, penampilan Pistons mulai stabil sejak Ausar kembali dari cedera dan ketidakhadiran Ivey tidak begitu kentara lantaran Ausar dan guard Wendell Moore cukup bisa mengisi peran Ivey dengan cukup baik. 

Meski belum terlalu terlihat hilalnya, tim muda Portland Trail Blazers tampaknya mengikuti jejak Pistons di mana setidaknya tiga atau empat kali keunggulan mereka tiba-tiba menguap di menit-menit akhir dengan alasan yang bisa dipahami. Peran pemain senior bernilai kontrak besar di Blazers masih tergolong besar untuk tim yang menjalani proses rebuilding seperti Blazers, meski pemain tersebut punya postur dan gaya permainan yang sesuai dengan identitas Blazers selama ini sebut saja forward kekar tajam  Jerami Grant (201 cm) dan duo big man sekaligus, Rob Williams yang lebih bertenaga dan DeAndre Ayton yang lebih luwes dan skillful. 

Padahal di posisi yang sama, Blazers sudah memiliki beberapa pemain muda potensial sebut saja guard tangkas bertenaga Shaedon Sharpe (196 cm) dan Toumani Camara (201 cm), yang  bersama pemain baru mereka Deni Avdija (Washington Wizard, 206 cm) diberi kebebasan menembak tembakan tiga angka lebih banyak dari musim mereka sebelumnya untuk mengasah ketajamannya, serta big man Donovan Clingan yang didraft musim ini. 

Terlebih di posisi playmaker, mereka punya pemain binaan mereka sendiri Anfernee Simons yang hobi melepaskan tembakan satu lawan satu dengan pemain lawan serta rookie tangkas Scoot Handerson yang skill ofensifnya masih terlihat mentah di musim keduanya di NBA.

Tim-tim yang lebih matang sejatinya menerapkan skema serupa tapi beda seperti halnya  Boston Celtics dan New York.

Lantaran kelima starter kedua tim sama-sama jago tembak, alih-alih dijaga oleh dua pemain terjangkung, bawah jaring kedua tim justru dipercayakan pada forward bertipe petarung seperti Jaylen Brown untuk Boston Celtics dan Josh Hart dan Mikal Bridges untuk New York Knicks.

Menariknya, meski tidak dikenal sebagai pengeblok bola, mayoritas pemain Knicks dikenal sabar dan ulet menutup pergerakan pemain lawan sekaligus piawai memotong umpan. Gaya defense seperti ini jugalah yang juga diterapkan Oklahoma City Thunder yang entah kenapa bisa tiba-tiba sigap mengurung pemain lawan yang sudah berada di bawah jaring.

Dari sisi offense, gaya bermain OKC juga mirip New York Knicks, di mana bola lebih banyak mengalir lewat playmaker mereka. Perbedaan paling mencolok, jika para starter Knicks cenderung bermain untuk membuka ruang gerak untuk playmaker Jalen Brunson, untuk Oklahoma City Thunder, playmaker mereka Shai Gilgeous Alexander (SGA), justru kerap menusuk pertahananan lawan untuk membuka ruang para pemain di sekelilingnya sebut saja big man Isaiah Hartenstein di bawah jaring, penembak jitu Cason Edward, defender kekar  Lu Dort, serta pemain serbabisa Jalen Williams yang kerap menjadi secondary playmaker andai kata SGA rehat sejenak.

 Bukan kebetulan juga jika tim-tim yang saat ini rutin berada di papan atas ini memiliki komposisi pemain  yang tidak jauh dari musim sebelumnya mengingat mayoritas tim yang kompetitif musim ini tidak bisa terlalu banyak bergerak di bursa perpindahan pemain lantaran anggaran gaji mereka di atas salary cap yang bejumlah 141 juta dolar.

Di antara semua tim yang kompetitif musim ini, praktis hanya Detroit Pistons, tim yang anggaran gaji para pemainnya di bawah salary Cap.  OKC, Houston Rockets, San Antonio Spurs dan Orlando Magic menjadi tim kompetitif berikutnya yang anggaran gajinya terbilang kecil (antara peringkat 24-30 dari keseluruhan tim NBA) jika dibandingkan anggaran empat tim teratas Phoenix Suns, Minnesota Timberwolves, Boston Celtics, dan Milwaukee Bucks.

Tidak heran prioritas tiap tim NBA saat ini adalah tetap berusaha kompetitif sembari memangkas anggaran sampai maksimal 6 juta dolar (sesuai aturan NBA) untuk tiap transksi yang mereka lakukan seperti halnya Lakers yang melepas D'Angelo Russell  yang bergaji 18,7 juta dolar  yang kontraknya akan habis musim ini dan mendatangkan  penembak jitu merangkap defender Dorian Finney Smith (DFS) (14,9 juta dolar)+ Shake Milton (2,9 juta dollar) yang masih punya kontrak hingga musim depan.

Bukan hanya mengurangi penalti yang harus dibayarkan pemilik tim, kehadiran DFS juga memberi keseimbangan dari sisi defense untuk Lakers lantaran meski diperkuat Lebron James dan Anthony Davis yang sama-sama jago ngeblok, mayoritas starter mereka di awal musim termasuk D'angelo Russell (yang perannya kelak diisi Max Christie), Austin Reeves, dan Lebron James tidak dikenal telaten menutup ruang pemain lawan, meski harus diakui kreativitas dan pergerakan tanpa bola Lakers sedikit berkurang tanpa kehadiran Russel yang punya pergerakan, jumlah rataan tembakan tiga angka, dan gaya menembak yang luwes, meski dari presentase tembakan belum setinggi Milton yang lebih bertipe penembak jitu pasif di pojokan (tapi secara sekilas lebih banyak keliatan luputnya #eh)

 Apa yang disampaikan di atas dan coretan unfaedah NBA sebelum-sebelumnya, lebih banyak terinspirasi dari komen-komen fans tiap tim yang bersahut-sahut di situs forum masing-masing tim. Meski kadang sama (dan bertolak belakang), benang merahnya cenderung berakar dari penjelasan tentang komposisi pemain yang dalam basket dikenal dengan istilah "team construction" 

 

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun