Meski pedes, interaksi keduanya yang bak Tom and Jerry ini bikin cerita serial ini lebih dinamis, dengan bumbu komedik yang terasa sedap tanpa menggurui dan mendominasi.Â
Jujur, meski menarik, bagi penikmat serial medis tempo doeloe, serial "Travel Nurse" ini bukan serial yang mencerahkan khas drama medis jepang, entah itu lewat interaksi antartokoh layaknya code blue atau lewat penggambaran wawasan medis layaknya serial Mas Dokter Koto atau serial awal Takei Emi, Clinic on The Sea, yang bikin penonton sedikit lebih pinter lewat wawasan medis aplikatif-nya.Â
Meski begitu ciri khas drama medis jepang, yang memberi ruang bagi para karakter para perawat yang beraneka ragam, dari yang kalem hingga judes (tapi tetap peduli dan profesional), tetap bisa nikmati, terutama di musim awal, yang benang merahnya bisa kita nikmati di musim berikutnya, lantaran beberapa karakter, terutama para karakter perawatnya yang kini beralih menjadi perawat kontrak masih sama, berikut penekanan perlunya sikap rendah hati sebagai perawat, meski yang bersangkutan memang memang mampu dan sama (bahkan lebih) cekatan dari dokter di rumah sakit tempat para perawat ini bekerja, dengan beberapa istilah medis, sesekali menyeruak di episode-episode tertentu, tanpa mengganggu kenikmatan menonton, seperti istilah "malingering" atau mungkin "quack" yang berarti "bukan dokter betulan" yang bisa kita temukan di banyak serial medis lain.Â
Drama medis Jepang belakangan memang serasa makin ringan. Makin ke sini makin jarang drama medis jepang yang memberikan wawasan medis yang entah gimana bisa terasa amat ngepop atau kearifan lokal yang bikin drama jepang tetap mengundang senyum, meski tanpa sosok antagonis atau adegan-adegan remeh tapi ngena dan nagih.Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H