Mohon tunggu...
Candra Permadi
Candra Permadi Mohon Tunggu... Penerjemah - r/n

r/n

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Great Gift, Cerminan Lunturnya Ciri Khas Drama-Drama Profesi Jepang

24 Februari 2024   10:13 Diperbarui: 25 Februari 2024   15:53 907
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sayang, selepas tahun 2013, serial-serial yang rata-rata menyampaikan wawasan ringan menarik lewat jalan cerita sudah mulai luntur,  meski jejaknya masih bisa kita saksikan lewat dorama-dorama bertema slice of life (atau penggalan kehidupan klo kata ahli bahasa), dorama bertema keseharian, atau yang tidak mengejutkan tentu saja dorama kuliner yang tipsnya memang udah bejibun dari sononya.

Ngebagi resep yang bisa kita olah apa adanya atau modifikasi sesuai ketersediaan bahan atau memadukannya dengan minuman atau kudapan khas daerah setempat memang sudah biasa ditampilkan dalam fiksi Jepang, terutama lewat manga atau anime. 

Hanya saja adegan mengerjai balik pengunjung resto yang cari-cari kesempatan menggoda pramusaji yang tidak sengaja menumpahkan minuman ke pakaian yang bersangkutan serta adegan mengelap kaca dengan dua tangan yang bisa masuk ke dalam alur cerita bisa dibilang cukup baru, setidaknya buat saya.

Jejak drama profesi, dengan pendekatan rada jadul, sedikit banyak tergambar juga lewat serial-serial yang lebih kekinian seperti dorama profesi tentang psikologi anak, Liaison (2023) yang sedikit banyak membahas cerita keseharian yang memang dihadapi anak seperti cerita anak yang mesti merawat orang tuanya atau kecemburuan antar anak berusia saling berdekatan. 

Jejak yang sama juga bisa disaksikan dalam  serial Harassment Game (2018) bercerita tentang tim kecil bentukan sebuah supermarket yang bertugas menuindaklanjuti keluhan atau laporan tidak menyenangkan yang diterima karyawan dari cabang-cabang gerai  supermarket tersebut, baik dari konsumen, atasan, bawahan, atau sesama karyawan,  dengan pendekatan yang tidak seseram judulnya, terutama berkat ekspresi dan tawa renyah aktor senior Karasawa Toshiaki, yang juga sempat bermain sebagai karakter ambisius, Zaizen Goro dalam Shiroi Kyoto (2003).

Serial Prism (2022) yang bercerita tentang gadis yang bekerja di dunia pertamanan dan menyukai terrarium juga memberikan warna tersendiri pada drama profesi jepang yang kadang dikenal muram, karena menyampaikan cerita yang lebih berani dan lugas dari cerita serial profesi kebanyakan.

Prism dan serial profesi sejenis sedikit banyak memberi gambaran tren drama profesi Jepang belakangan, yang terkadang lebih gamblang, dengan adegan romance yang lebih kentara, dan lebih berani menggali sisi gelap tema-tema yang sudah ada, meski harus diakui terhitung tetap minim adegan jitak bibir, terutama untuk negara yang dikenal dengan industri film dewasanya.  

Menariknya lagi, meski pengambilan gambar dan eksplorasi karakter terkesan tidak sedetail serial-serial yang sudah tamat duluan, serial-serial Jepang yang muncul belakangan lebih berani menangkap keindahan panorama alam Jepang yang terkadang memang sedap dipandang seperti dalam serial "Sayonara Maestro (2024)", Saiai (2021), Elpis (2022), atau bahkan PICU (2022), serial yang bercerita tentang sekelompok dokter anak yang bekerja di Intensive Care Unit khusus anak, yang sempat bikin heboh jagat twitter lantaran lokasi yang menjadi latar cerita sengaja digambarkan jauh dari fasiliitas kesehatan yang memadai.  

Meski dari segi cerita tidak seberat prism, kesan cerah dan ringan juga tergambar dari serial medis terbaru adaptasi novel karya dokter Chinen Mikito, Tonari no Nurse Aid (2024) yang bercerita tentang seorang dokter yang ingin mengenal pasiennya lebih dekat dengan menjadi asisten perawat (nurse aid).

Bersama miniseri NHK yang berkesan muram,  Owakare Hospital yang bercerita tentang para perawat yang bekerja di bangsal paliatif, Tonari no Nurse Aid menandai kembalinya drama medis yang tumben absen di percaturan drama profesi jepang kurang lebih selama enam bulan.

Meski tidak sekental drama medis kebanyakan, Tonari Nurse Aid yang ceritanya lebih segar, gamblang, dan kekinian juga ikut menyampaikan informasi medis  yang bukan hanya praktis, kadang nyeleneh tapi masuk akal yang bisa bikin kita dijitak para ahli gizi seantero jagat maupun penggiat hidup sehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun