Mohon tunggu...
Candra Permadi
Candra Permadi Mohon Tunggu... Penerjemah - r/n

r/n

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Great Gift, Cerminan Lunturnya Ciri Khas Drama-Drama Profesi Jepang

24 Februari 2024   10:13 Diperbarui: 25 Februari 2024   15:53 850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sosok kocak dokter lulusan sekolah kedokteran pinggiran, Fuikawa Kazuo, juga tidak bisa diabaikan meski yang bersangkutan senantiasa mendapat giliran paling belakang ketika mencoba hal-hal baru di tempat mereka berpraktik.

Selain sosok para dokter intern barusan masih ada juga suster muda Saejima Haruka, yang tetap rendah hati, meski secara jam terbang boleh jadi lebih banyak dari para dokter tadi.

Dilihat dari karakter tiap pemain, para penonton sudah bisa menerka keseruan seperti apa yang dihadapi tiap dokter ini di tiap episode-nya.

Terlebih, penonton seolah diberi ruang untuk lebih mengenal karakter tiap tokoh mengingat pada episode-episode tertentu, para karakter tadi diberi porsi lebih terutama saat berhadapan dengan beragam karakter pasien, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa (bahkan sepuh) yang di dunia nyata memang banyak dijumpai di Jepang sana.

Membahas tentang drama medis Jepang, tidak lengkap rasanya jika tidak membahas wawasan (ilmiah), kultural, atau sekedar adegan sederhana namun mengena yang secara umum mudah dipahami karena menjadi bagian dalam jalan cerita.

Lewat adegan mentor para intern yang lengannya harus diamputasi lantaran tertimpa bagian reruntuhan bangunan, secara langsung atau tidak langsung, kita bisa memperoleh pemahaman tentang pentingnya seseorang segera mendapat tindakan medis ketika luka yang bersangkutan terbuka atau meski hanya gusi lecet lantaran bisa menyebabkan bakteri berbahaya masuk lewat tadi hingga ke aliran darah dan menyebar, yang secara umum dikenal dengan istilah keracunan darah.

 Bercerita tentang drama medis Jepang, rasanya belum lengkap jika belum membahas tentang adaptasi manga berjudul sama dr. Koto Shiryojo (2003) yang seolah menjadi gerbong bagi drama medis Jepang dengan nuansa serupa.

Serial dr. Koto Shinryojo sendiri bercerita tentang dokter yang berpraktik di pulau terpencil yang nyaris enggan dikunjungi petugas medis mana pun, meski pulau yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai nelayan tersebut tidak bisa dibilang sebagai desa terbelakang.

Menariknya, meski tiap penduduk punya karakter wajar yang berbeda, kita bisa melihat interaksi dan keguyuban khas masyarakat desa-desa kecil yang rasa-rasanya juga dilihat di perkampungan Indonesia, setidaknya di kampung saya.

Bahkan saking guyubnya, informasi sekecil apa pun bisa tersebar dengan cepat dari ujung ke ujung menyamai kecepatan teknologi internet terkini.

Lewat ide dasar tersebut saja, kita bisa membayangkan cerita-cerita wajar apa saja yang bisa kita saksikan lewat serial yang mungkin membosankan buat sebagian orang ini, termasuk wawasan medis sederhana yang disampaikan lewat cerita seorang anak nelayan yang diledek teman-temannya lantaran tidak bisa berenang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun